Mohon tunggu...
Eril Sadewa
Eril Sadewa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Analis Sejarah

Selamat datang, tulisan-tulisan disini adalah hasil pembacaan saya atas Sejarah Nusantara yang begitu kaya, semoga bisa menjadi jembatan untuk menyelami kekayaan sejarah negeri kita yang indah ini.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menafsir Ulang Sejarah Nusantara Melalui Buku "Lautan Rempah"

3 Februari 2024   10:40 Diperbarui: 26 April 2024   14:06 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi.

Buku ini juga memberi kita pengetahuan baru tentang geografi Pulau Jawa di abad ke-16 M, contohnya nama Kesultanan Banten merupakan nama yang umum digunakan orang untuk menyebut sebuah kerajaan di tempat paling barat di Pulau Jawa, buku ini, melalui catatan  Mendez Pinto, memberi kita informasi bahwa nama Banten sebetulnya adalah nama pelabuhan utama dari kerajaan tersebut dan nama resmi kerajaan tersebut di awal-awal adalah Kesultanan Sunda (bedakan dengan Kerajaan Sunda Pajajaran yang beribukota di Pakuan, Bogor)

Gaya bercerita buku ini, seakan mampu membawa kita menjelajah waktu, menembus batasan zaman, yah, tentu karena banyak data primer yang diambil dari para saksi mata yang menyaksikan langsung kejadian-kejadian bersejarah tersebut. Buku ini merupakan salah satu buku sejarah yang bercerita secara obyektif dan apa adanya, namun dengan gaya bahasa yang adem dan memberi kita perspektif baru yang jauh dari kebencian.

Tapi, ada satu kekurangan dalam buku ini, yaitu terkadang ada kesalahan penulisan nama, maklum berhubung penulis bukan pribumi Indonesia, contohnya nama Surawisesa ditulis Sariwesa, yang mana penulisan ini kurang sesuai dengan sumber primer dari Jawa Barat, Carita Parahyangan. Buku ini juga agak rancu saat menjelaskan identifikasi tokoh Sunan Gunung Jati dan Fatahillah, di satu sisi seolah meragukan pendapat yang menyamakan kedua tokoh ini sebagai orang yang sama, namun di sisi lain seolah mengatakan bahwa kedua tokoh tersebut adalah orang yang sama, padahal sebetulnya kedua tokoh tersebut adalah orang yang berbeda ( ini akan saya bahas di lain waktu), juga buku ini hanya menayangkan cuplikan cuplikan dari sumber sumber tersebut, sehingga harus dicari kelengkapannya dari buku buku lain, seperti terjemah lengkap dari sumber yang dimaksud.

Pendek kata, buku ini layak dibaca bagi siapapun yang ingin mendapatkan sudut pandang baru mengenai sejarah negeri ini di abad ke-16 M. Saya berharap mudah-mudahan semakin banyak buku sejarah yang ditulis sesuai fakta dan sumber primer, sehingga makin banyak sejarah kita dapat terungkap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun