Keislaman sang raja ini masih menjadi perbedaan pendapat. Ibnu Rabbih menerangkan bahwa raja  hanya ingin mendapat pengajaran tentang Islam, sementara Ibnu Thagribirdi menjelaskan bahwa raja itu sudah masuk Islam.
Pada 851 M, Pelancong Arab yang bernama Sulaiman Al-Sirafi mencatat tentang Kerajaan Sriwijaya dalam catatan perjalanannya, Rihlat As-Sirafi dan merupakan kitab pertama dari Bangsa Arab tentang eksistensi Sriwijaya. Sulaiman mencatat bahwa di setiap pelabuhan di Kerajaan Sriwijaya terdapat pemukiman Pedagang Muslim.
Catatan Dinasti Tang  yang dikutip Sejarawan Ahmad Mansur menyebutkan pemukiman Arab Muslim pada 674 M di Baros, Tapanuli. Catatan Ibnu Batutah menyebutkan bahwa di Pulau Jawa ( yang dimaksud adalah Sumatra) berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin Sultan Malik Az-Zahir dan kerajaan itu senantiasa memenangkan peperangan melawan orang-orang Non-Muslim disekitarnya. Menurut  Sejarawan H.AR.Gibb, Sumatra di masa lampau disebut pula sebagai Jawa Kecil. Mengutip Kompas.Com, tempat yang disinggahi Ibnu Batutah di Sumatra itu tak lain adalah Kerajaan Samudra Pasai, sebagaimana pendapat Sejarawan Austalia M.C.Ricklefs bahwa kerajaan yang dikunjungi Ibnu Batutah itu adalah Kerajaan Samudra Pasai.
Pertanyaannya, mengapa di selatan Sumatra kala itu tidak berdiri Kerajaan Islam padahal salah satu Raja Sriwijaya  disebutkan sudah masuk Islam? Mengapa justru di Sumatra bagian utara lah yang berkembang Kerajaan Islam?
Sejarawan George Coedes mencatat, berdasarkan Prasasti Rajendracola I, Raja Rajendra Cola I dari India yang memerintah antara 1012-1042 M menyerang Sriwijaya dan mengalahkan rajanya serta merebut harta kekayaannya. Nah, ada kemungkinan para Pedagang Muslim yang sebelumnya tinggal dibawah Kekuasaan Sriwijaya melarikan diri ke utara dan menyebarkan Islam di wilayah yang diidentifikasi sebagai Samudra Pasai ini.
Sejarawan H.AR.Gibb mencatat bahwa penyebaran Islam di wilayah kekuasaan Sultan Malik Az-Zahir ini dilakukan oleh para penyebar Islam asal India Selatan, jika yang demikian benar, maka boleh jadi dalam Pasukan Rajendra Cola I terdapat para Muballigh yang kemudian turut bergabung bersama para pedagang Muslim yang lari ke utara dan menyebarkan Islam disana.
Apapun itu, bagi Umat Islam, Sumatra tetaplah pulau yang istimewa, karena merupakan titik balik masuknya Agama Islam ke Nusantara. Titik balik masuknya cahaya yang dibawa Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wasallam ke Bumi Nusantara yang kita cintai ini. Teruslah belajar supaya tidak lupa siapa jati diri kita sebenarnya.
Refrensi:
Batutah, Ibnu: Rihlah Ibnu Batutah, diedit oleh H.AR.Gibb, Penerbit Alvabet, 2023 M.
Mujahid, DR.Kasori: Dibawah Panji Estergon, Penerbit Istanbul, 2022 M.
Suryanegara, Ahmad Mansur: Api Sejarah 1, Penerbit Suryadinasti, 2016 M.
Ricklefs, M.C: Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Penerbit Serambi, 2005 M.