Saya rasa inilah yang paling kentara dari karya Raffles, antara lain saat memaparkan sejarah Kerajaan Sunda Pajajaran, Raffles tidak mengakses catatan-catatan sejarah Sunda yang bersifat historis seperti Carita Parahyangan, Nagarakretabhumi, atau Purwaka Caruban Nagari yang semua manuskrip itu sudah ada kala itu. Malah yang digunakan sebagai sumber adalah cerita-cerita rakyat yang tidak jelas kebenarannya. Masalah ini pernah saya kupas dalam artikel saya berikut:
Sejarah Kerajaan Pajajaran Menurut Wangsakerta dan Raffles, Mana yang Benar? Halaman 1 - Kompasiana.com
Hmm, kemudian gimana yah kita harus menyikapi buku The History Of Java ini? Masa dibuang ke tong sampah? Wkwkwk yah kagak lah, kita harus bijak dalam menyikapi buku ini. Di buku ini banyak juga catatan arkeologis yang bisa digunakan sebagai pembanding. Contohnya tentang candi-candi, Prasasti Batutulis, dan situs-situs lainnya di Jawa, juga merupakan sumber primer tentang adat istiadat Jawa di masa Pemerintahan Raffles, tapi dalam masalah Sejarah Jawa dari waktu ke waktu, buku ini perlu disikapi secara kritis dan dibedakan, mana yang bisa diambil dan mana yang tidak.
Refrensi:
Raffles, Thomas Stamford : The History Of Java, Penerbit Narasi, 2008 M.
Catrini, Kubontubuh: Enigmasi Sejarah Jawa dan Wijaya, Daya Negeri: Mengaburkan Kekerabatan, Memperkuat Persahabatan, Mekanisme Kerjasama Penaklukkan Inggris Atas Yogyakarta 1812 , dalam Antologi Urip Iku Urub, Penerbit Buku Kompas, 2021 M.
Ricklefs, MC.: Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Penerbit Serambi, 2007 M.
Pararaton - Wikibuku bahasa Indonesia (wikibooks.org), diakses 24 Desember 2023, Pukul 10:14 WIB.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI