Saat Harga Susu Sapi Tak Segar Lagi
Oleh: Erik Sri WidayatiÂ
Peternak sapi perah Boyolali menggelar demo dengan aksi simbolis mandi susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (9/11/202). Selain itu, mereka juga membagikan sekitar 1.000 liter susu secara gratis kepada masyarakat. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes peternak atas pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS).
Pembatasan kuota susu membuat susu dari puluhan ribu peternak di wilayah Boyolali tidak terserap pabrik sehingga banyak susu yang terbuang. Susu yang tidak terjual berarti kerugian besar bagi peternak. Sementara biaya pakan dan perawatan sapi tetap harus berjalan.Â
Pembatasan tersebut diduga karena serbuan susu impor. Dilansir dari Kompas.com, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih impor susu sebesar 94,49 dollar AS pada Agustus 2024.Â
"Impor susu secara bulanan naik 21,19 persen, sedangkan secara tahunan naik 21,12 persen, dan secara kumulatif turun 10,27 persen," kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (17/9/2024). Sejumlah negara asal impor susu yaitu dari Selandia Baru, Amerika Serikat, Belgia, dan Irlandia. (Kompas.com, 10/11/2024)
Susu sapi segar banyak sekali nilai gizinya. Selain itu susu sapi segar bisa diolah hingga mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Misalnya fresh milk pasteurisasi atau susu UHT adalah susu dengan proses pemanasan dengan suhu rendah (72-85C) dan waktu singkat.Â
Proses pemanasan ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri patogen sehingga susu aman dikonsumsi. Produk ini harus tersimpan dalam suhu dingin. Susu juga bisa diolah menjadi berbagai varian es krim yang banyak disukai masyarakat.
Selain itu susu bisa diolah menjadi yogurt, pengolahan susu dengan kultur bakteri seperti Lactobacillus. Atau mengolahnya menjadi beragam jenis keju. Whey dari pengolahan keju bisa diolah jadi serbuk Whey Protein. Dan beragam produk susu lainnya.Â
Teknologinya sudah ada dan tidak perlu riset. Masalahnya dimana? Fasilitasnya yang tidak ada. Peternak sapi umumnya hanya menjadi penyuplai susu segar tidak memiliki fasilitas pengolahan untuk produk olahan susu.
Tentu hasil olahan susu itu bisa bernilai tinggi jika (1) Pemerintah lebih mendukung industri susu lokal dan menyetop impor susu, dan (2) Industri olahan susu bersifat lebih desentralisasi ketimbang tersentralisasi, sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh peternak. Fasilitas pengolahan susu dikelola peternak sendiri.Â
Bukan oleh perusahaan besar apalagi multinasional yang sewaktu-waktu bisa mempermainkan harga susu yang masuk. Tentu ini akan terwujud jika pemerintah memegang amanah dengan sungguh-sungguh yang telah diberikan rakyat. Akan tetapi akan sulit ketika mereka lebih memilih oligarki.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H