[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana di Cultural Diversity"][/caption] Hari minggu lalu, April 3, 2011, saya sekeluarga menghadiri acara pameran budaya di kota kami, Iowa City. Pameran tahunan ini bertajuk "Cultural Diversity" (Puspa Ragam Budaya). Acara ini digelar oleh kampus sebagai upaya untuk memperkenalkan keragaman budaya dunia yang diwakili oleh ratusan mahasiswa Universitas Iowa yang berasal dari ratusan negara yang berbeda. Ajang seperti ini sangat wajib untuk negara bagian semisal Iowa yang banyak disebut sebagai a white state (negara orang kulit putih), dikarenakan kurangnya keterogenitas dalam populasinya. Acara dilangsungkan di sebuah aula besar milik kampus, Field House. Pada hari-hari biasa, aula ini adalah gelanggang olahraga yang di dalamnya terdapat puluhan lapangan basket, voli, badminton, dan sebagainya. Untuk acara sebesar ini, ruang yang dipakai adalah ruang utama di lantai 2 dan trek lari di lantai 4. Biasanya, kegiatan ini dilaksanakan di penghujung musim dingin, sekitar awal atau pertengahan Februari. Tapi, untuk tahun ini, tanggal pelaksanaan kegiatan sengaja diundur sampai awal musim semi. Tujuannya cuaca musim semi terasa lebih hangat dan nyaman tinimbang musim dingin. Harapannya, ketika cuaca kondusif, orang yang hadir akan semakin banyak. Dan, memang benar, ketika kami memasuki gedung, terlihat hiruk pikuk orang yang mengunjungi pelbagai stand penjaja makanan dan suvenir dari berbagai negara. [caption id="" align="alignleft" width="403" caption="Bendera merah putih di acara Cultural Diversity"]
Bendera merah putih di acara Cultural Diversity
[/caption] Sayangnya, tahun ini, dikarenakan banyak anggota PERMIAS (Persatuan Mahasiswa
Indonesia Amerika Serikat) yang memiliki bayi, kami tidak menggelar stan
. Biasanya, tiap tahun kami tidak pernah absen mengikuti acara ini karena banyak orang yang sudah menanti harumnya aroma dan kelezatan sate Indonesia, yang senantiasa laris terjual. Namun, untuk tahun ini, kami terpaksa melewatkan acara ini. Walaupun demikian, bendera merah putih tetap dipasang di pagar lantai 4 bersampingan dengan bendera-bendera negara lain Negara tetangga kita yakni
Malaysia terlihat menggelar standi lantai 4. Sedari tahun kemari, stan Malaysia menjadi ramai karena orang Malaysia yang tinggal di kota Iowa ini jauh lebih besar dibanding orang Indonesia. Sebagian besar adalah mahasiswa yang dibiayai penuh oleh pemerintahnya. Kadang miris kalau memikirkan hal ini dengan kondisi saya. Sekalipun biaya hidup dan pendidikan dibiayai penuh oleh pihak kampus AS, untuk urusan perizinan studi dari sekretariat negara saja prosesnya begitu alot dan rumit. Berbayar lagi =(. Yang 'unik' dari stan Malaysia ini adalah pakaian batik yang mereka jajakan. Kalau dilihat dari polanya
sih, tidak tampak berbeda dengan milik kita. Tapi entahlah, banyak warisan budaya kita yang sepertinya mirip karena
toh kita memiliki latar kesejarahan yang sama. Selain itu, mereka pun menjual
Sirap Bandung (Sirup Bandung)
. Hampir sepuluh tahun di Bandung, baru kali ini saya mendengar Sirup Bandung. Sirup ini berupa susu yang dicampur dengan sirup berwarna merah jambu. [caption id="" align="alignleft" width="233" caption="Penampilan tari India (sumber:
http://farm5.static.flickr.com/)"]
Penampilan tari India (sumber: http://farm5.static.flickr.com/)
[/caption] Mahasiswa dari negara lain pun seperti Thailand, Sri Langka, China, Korea, negara Afrika dan negara Eropa tidak lupa berpartisipasi dalam ajang pameran budaya ini. Ada juga stan yang memamerkan produk budaya berupa perhiasan, suvenir, sampai makanan khas dari suku asli Amerika, Indian. Beberapa organisasi mahasiswa seperti
fraternity, sorority, badan eksekutif mahasiswa sampai oraganisasi keagamaan pun ikut meramaikan acara ini. Yang tak kalah menariknya adalah panggung hiburan yang dimeriahkan oleh penampilan musik dan tari dari pelbagai negara. Ada juga pertunjukkan bela diri dari anak-anak dengan beragam etnisitas. Namanya juga pameran, kegiatan ini ditujukan untuk memamerkan sekaligus ajang iklan, karena sebagian penampilan berasal dari organisasi profesional yang menawarkan jasa pelatihan.
Cultural Diversity ini memang acara yang ditunggu oleh banyak orang di kota kecil ini. Bayangkan saja, Anda bisa berbelanja suvenir, asesoris atau perhiasan etnik, menikmati beragam makanan khas sambil menyaksikan penampilan musik dan tarian budaya secara gratis. Terlebih, acara semacam ini terbilang langka terutama di 'negara orang kulit putih' seperti Iowa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya