Sarapan pagi ala Bengkulu? Terbesit dalam pikiran yakni kuliner khas yang dapat menggoyang lidah walaupun masih pagi hari, apa lagi kalau bukan Lontong Tunjang.Â
Ya, Lontong Tunjang jika sekilas terlihat tidak ada bedanya dengan sajian lontong pada umumnya. Namun jika diperhatikan lebih dekat, terlihat Tunjang Sapi yang tertumpuk dibaluri rempah-rempah dan kuah lontong yang kental.Â
Tunjang atau kikil sapi adalah bagian dari kaki sapi yang terdiri dari kulit, tulang rawan dan otot. Tekstur tunjang cenderung alot namun jika diolah dengan baik maka dapat menjadi kenyal bahkan empuk.Â
Olahan tunjang dalam berbagai sajian kuliner dapat bermacam-macam mulai dari sop hingga gulai. Namun di Bengkulu, uniknya Tunjang justru disajikan sebagai lontong untuk sarapan pagi dan menjadi salah satu menu sarapan favorit warga Bengkulu maupun wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu.
Sarapan pagi dengan menu bersantan seperti ini sudah menjadi hal lumrah bagi warga Bengkulu. Porsinya juga tidak tanggung-tanggung, untuk kalian yang sedang diet tidak disarankan ya, lebih baik ajak pasangan untuk seporsi berdua (supaya terlihat mesra).Â
Tentu Lontong Tunjang ini surganya lemak dan kolesterol ya, bagaimana tidak, kasat mata saja sudah terlihat kuah lontong bersantan nan kental, berminyak dan tentunya Tunjang sapi nya itu yang menjadi daya tarik penggugah selera.Â
Oke, lalu untuk rasanya bagaimana? Sedap! Lontong Tunjang khas Bengkulu ini juara untuk rasanya. Kuah lontongnya berbeda dengan kuah lontong kebanyakan, lebih gurih dan terasa berkaldu karena adanya tunjang sapi di dalamnya. Potongan sayur nangka yang diiris kecil-kecil beradu di dalam mulut saat dikunyah bersama lontongnya yang lembut.
Belum habis dalam mulut, rasanya penasaran buru-buru mencicip tunjang sapinya. Hmm...nikmat! benar-benar surganya pecinta kuliner berlemak. Tekstur tunjang sapi yang lembut, paduan kuah yang kental ditambah dengan taburan bawang goreng dan kerupuk yang kriuk menambah kenikmatan sarapan pagi kali ini.
Menikmati Lontong Tunjang kurang lengkap rasanya jika tidak ditutup dengan minuman teh talua (teh telur). Racikan teh yang dikocok bersama telur ayam kampung hingga kental dan ditetesi jeruk nipis sesuai selera. Sungguh perpaduan yang sempurna dan memanjakan lidah untuk memulai beraktivitas
Kenikmatan rasa dari Lontong Tunjang ternyata tidak membuat penikmatnya harus merogoh dompet lebih dalam, hanya dengan Rp. 15.000,- saja kita sudah dapat menikmati sepiring Lontong Tunjang dan Rp. 10.000,- untuk segelas teh talua.Â
Lantas, ada hal yang menarik jika kita sarapan Lontong Tunjang Uda Rusdi yang berlokasi di Pasar Barukoto I, Kota Bengkulu ini. Kalangan yang sarapan di lokasi ini ternyata sangat beragam, pengusaha, politisi, pegawai, nelayan, pedagang, dan sebagainya. Bahkan mereka yang berolahraga pagi baik itu jogging atau bersepeda tak jarang menyempatkan waktu untuk sarapan di sini.
Setelah perut terisi dan lidah sudah bergoyang, giliran mata kita yang dimanjakan dengan menyusuri kawasan wisata yang tak jauh dari lokasi. Sebut saja Pantai Panjang, Benteng Marlborough, Kawasan Kota Tuo, Rumah Bung Karno, Rumah Ibu Fatmawati, dan masih banyak lagi. Lengkap sudah, kalau begini tak ada alasan lagi untuk memulai hari dengan tidak semangat. Sampai jumpa di Bengkulu ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H