Jebakan pasien cuci darah
Belum lama ini, dunia hukum kita dikejutkan oleh meninggalnya ahli hukum terkenal yang orangnya sangat vokal di socmed. Penulis sebagai pengamat tertarik dengan aktifitas beliau karena sempat dikabarkan sudah melakukan cuci darah. Foto/videonya tersebar di socmed waktu itu dan jadi fyp/viral. Eh tak lama kemudian, ybs sudah aktif bekerja kembali seakan tidak menderita sakit. Beberapa hari yang lalu, ybs dikabarkan meninggal dunia. Turut berdukacita.Â
Penulis jadi teringat beberapa kasus pasien cuci darah yang mirip-mirip seperti ini. Kemungkinan pengacara tersebut mengalami apa yang disebut Jebakan Pasien Cuci Darah.
Apa itu Jebakan Pasien Cuci Darah?
Pernah melihat pasien cuci darah yang setelah melewati masa kritis di rumah sakit, dan setelah diperbolehkan rawat jalan oleh dokter, terlihat begitu aktif seakan-akan tidak sedang sakit?
Ya itulah ciri khas umumnya pasien-pasien cuci darah. Kondisi tubuhnya, sering on dan off. Suatu saat terlihat seperti orang sehat, di waktu yang lain perlu dibawa ke UGD.
Kondisi demikian jika tidak disadari oleh pasien, bisa membuat keadaan yang fatal. Pasien merasa dirinya sudah sehat, apalagi dengan kondisi penyangkalan bahwa dirinya telah menderita gagal ginjal. Pasien akan hidup seperti biasa (karena kondisi fisik memungkinkan untuk saat itu) bahkan tak jarang lebih keras aktifitas untuk mengganti waktu produktif yang digunakan jadwal cuci darah.
Karena hal tersebut, suatu saat, apalagi jika pasien belum memahami sepenuhnya rambu-rambu aktifitas, makan dan minum pasien cuci darah, pasien terpaksa harus dirawat karena komplikasi. Keluar RS, bisa sembuh hingga berpindah alam.
Bagaimana mencegah hal ini?
Ada beberapa tips yang bisa digunakan pasien cuci darah baru:
1. Sadarilah kondisi saat ini, meskipun Anda merasa sehat dan bugar namun Anda sudah bukan orang sehat sepenuhnya lagi. Ada hal-hal yang perlu disesuaikan, termasuk jam kerja, pola makan, pola minum, pola sosial, dll.
2. Perbanyak informasi cara menjalankan proses cuci darah yang baik dan benar. Bisa diperoleh dari para tenaga kesehatan, dokter, maupun pasien-pasien senior di tempat Anda menjalankan Cuci Darah. Setelah dipahami, lakukanlah. Berbeda dengan penyakit lain yang hanya minum obat untuk sementara waktu, pasien cuci darah harus mau mengubah gaya hidup dan kebiasaan untuk selama-lamanya.
3. Dunia internet menyediakan banyak informasi, yang sayangnya kita sebagai pasien harus pandai-pandai memilih dan memilah informasi tersebut.
4. Dokter pernah menulis buku yang bisa dijadikan sumber informasi yang bisa diperoleh secara cepat dan tepat tepercaya, mengenai hidup dengan mesin dialisis, judulnya Penyakit Ginjal Kronis dan Hemodialisis terbitan Elex Media Komputindo, Gramedia Group. Silakan dimanfaatkan.
Mudah-mudahan informasi yang diberikan bisa bermanfaat. Sehat selalu.