Laporan kualitas udara pada hari Selasa 2 April 2024 menunjukkan angka 76,5 mkg/m3 berdasarkan standard PM2,5.
Konsentrasi Partikulat atau Particulate Matter (PM) 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2,5 mikro meter. Pengukuran konsentrasi PM2,5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik.
Polusi udara itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu yang berwujud partikel dan berwujud gas. Untuk partikel contohnya seperti PM1, PM2,5, PM10. Sedangkan yang berwujud gas seperti O3,SO2, NOx dan CO.
PM2,5 disebut-sebut sebagai partikel yang paling berbahaya. Alasannya, ukurannya yang super kecil membuat partikel ini tidak dapat disaring oleh tubuh. Artinya partikel ini dapat masuk ke tubuh melalui paru-paru ke darah dan ke seluruh tubuh. Hasilnya, dapat mempengaruhi keseluruhan organ tubuh. Masalah yang bisa ditimbulkan seperti infeksi saluran napas akut (ISPA), pilek / rinitis, asma, penyakit jantung dan pembuluh darah hingga penyakit kulit. Bagi mereka yang tinggal di kota Metropolitan yang mengalami masalah di atas yang berlangsung terus menerus dan sukar sembuhnya, pertimbangkanlah untuk membaca artikel ini hingga selesai.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia telah mulai melakukan pengukuran / pemantauan PM2,5 pada tahun 2020 dengan menempatkan beberapa alat pengukur, salah satunya di Kemayoran Jakarta. Dari situs bmkg.go.id, terlihat bahwa pada tanggal 2 April 2024 kadar PM2,5 di daerah Kemayoran sekitar 70-an yang meningkat mulai pkl. 8:00 WIB. Daftar level PM2,5 daerah lainnya yang memiliki alat monitoring PM2,5 bisa dilihat di: https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg .
Menurut studi yang berjudul Impacts of Air Pollution on Health and Cost of Illness in Jakarta, Indonesia dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, partikel PM2,5 dan ground leve ozone (O3), merugikan lebih dari 7.000 anak di Jakarta, 1.000 kematian dan 5.000 rawat inap setiap tahunnya.
Berikut table Nilai PM2,5 dan efeknya terhadap kesehatan jika terpapar terus menerus:
Solusinya
1. Selalu berusaha mencari daerah yang level PM2,5 rendah. Jika berada di udara terbuka dimana level PM2,5 sudah tinggi, usahakan berada lebih banyak dalam ruangan berventilasi baik dan sehat yang telah dipastikan level PM2,5 berada dalam batas-batas yang bisa ditolerir.
2. Kalau terpaksa berada di luar ruangan, usahakan menggunakan masker yang bisa melindungi diri kita dari pengaruh jeleknya kualitas udara.
3. Gunakan alat pembersih udara (air purifier) yang handal saat berada di ruangan sehingga kadar PM2,5 bisa tercapai aman.
4. Biasakan pola hidup sehat dengan menu gizi seimbang, banyak makan buah dan sayur, tidur cukup, kendalikan stress, stop merokok dan alkohol, dll.
Untuk mengukur kualitas udara, sekarang sudah ada alat yang portable yang kecil dan harganya tidak terlalu mahal. Ada banyak jenisnya, silakan dicari mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Siapakah mereka yang harus peduli dengan kualitas udara?
Mereka yang tinggal di daerah yang kadar PM2,5 sudah cukup tinggi seperti di kota-kota Metropolitan, dengan kondisi:
1. Keluarga yang memiliki bayi atau anak kecil.
2. Keluarga yang memiliki lansia / orangtua.
3. Keluarga yang memiliki pasien dengan kekebalan tubuh menurun, seperti HIV, dll..
4. Keluarga yang memiliki orang yang sedang meminum obat kortikosteroid, anti kanker, dll. dalam jangka waktu lama.
5. Ada salah satu atau lebih anggota keluarga yang sering menderita pilek, asma, batuk atau gangguan pernafasan lainnya yang tidak sembuh-sembuh atau sering berulang tanpa diketahui penyebabnya.
6. Mereka yang peduli terhadap perlindungan gangguan kesehatan.
Semoga kita semua diberi kesehatan selalu dan jangan lupa mencegah adalah lebih ekonomis dan nyaman dari mengobati.
Artikel lainnya mengenai kualitas udara:
Dr. Erik Tapan, MHA
Dokter Umum, penulis dan content creator
Tinggal di Jakarta
Web.: https://DokterErik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H