Harus diakui program PeduliLindungi cukup berhasil. Baik dari sisi aplikasi yang terus menerus disempurnakan, maupun partisipasi masyarakat dan para merchant (Klinik/Lab, Mall, dll.).
Keberhasilan tersebut membuat Kemenkes lebih percaya diri melanjutkan dengan program sejenis yang disebut Satu Sehat.
Satu Sehat merupakan platform terintegrasi data rekam medis pasien di fasyankes ke dalam satu platform Indonesia Health Services (IHS). Program ini secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Bpk. Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (26/7/22) di Jakarta.
Beberapa alasan kenapa Dokter, selalu praktisi Informasi Kesehatan mendukung program ini:
1. Rencana membuat pooling rekam medis seluruh masyarakat Indonesia sudah sejak lama digaung-gaungkan. Masih ingat kan program SIREM (Sistem Informasi Rekam Medis) dari Dr. Kartono Mohammad?
2. Kemajuan teknologi saat ini sudah bisa semakin mudah mewujudkannya. Saat ini, sepengetahuan Dokter terjadi duplikasi pelaporan. Contohnya saja, ada laporan yang diminta Puskesmas, ada juga laporan (yang sama) diminta Sudinkes, dst. Begitu pula dengan inventarisasi tenaga medis yang sedang giat-giatnya dilakukan Kemenkes saat ini. Bukankah datanya sudah ada di PB IDI atau saat mengurus ijin praktek/klnik ke Sudinkes?
3. Dengan adanya pooling yang melibatkan masyarakat itu sendiri (sama seperti PeduliLindungi), maka fasyankes terbebas dari kewajiban melaporkan data pasien yang hingga perlu meminta NIK & no HP pasien.
4. Pooling Rekam Medis, sudah umum dilakukan di luar negeri, seperti yang Dokter lihat saat menghadiri acara-acara Informatika Kedokteran di Malaysia  Taiwan, Korsel hingga Leipzig Jerman beberapa waktu yang lalu (tahun 2000-an)
Himbauan
Dari sisi positif sudah Dokter paparkan di atas, namun sebaiknya memperhatikan beberapa hal seperti:
1. Data bocor