Terbetik berita dua orang remaja membunuh bocah untuk menjual ginjalnya. Tergiur oleh info-info yang tidak bertanggungjawab di media sosial, dua remaja tanggung sampai nekad membunuh seorang bocah agar bisa menjual organ tubuhnya terutama ginjal.
Salah satu komentar yang menurut Dokter akibat salah kaprah yang terjadi selama ini adalah, "Wah untung cepat ditangkap ya, kalau tidak makin banyak kejadian ini yang akan terjadi. ". Maksudnya kalau tidak tertangkap akan semakin banyak kasus pembunuhan karena ingin menjual ginjal.
Â
Tidak semudah itu menjual ginjal
Di luar aspek legal bahwa memperdagangkan organ tubuh adalah perbuatan melawan hukum dan bisa dipidana, proses transplantasi organ tubuh tidak semudah seperti yang sering kita lihat di sinetron-sinetron. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar transplantasi ginjal bisa berjalan dengan sukses:
- Kecocokan Jaringan
- Lamanya organ bisa bertahan di luar tubuh manusia
- Prosedur pelepasan dan penempelan ginjal ke tubuh penerima
Â
1. Kecocokan Jaringan
Sama seperti donor darah, harus ada kecocokan antara yang menerima dan yang memberi. Pemeriksaan kecocokan organ/jaringan tubuh ini hanya bisa dilakukan di laboratorium klinik / rumah sakit besar, dengan biaya yang tidak sedikit. Tanpa kecocokan jaringan/organ, maka organ tersebut saat ditanam ke tubuh penerima, akan segera tidak berfungsi dan membusuk. Istilahnya reject. Tubuh penerima akan menolak kehadiran benda asing tersebut.
Â
2. Daya tahan organ di luar tubuh
Ginjal di luar tubuh manusia paling lama bertahan hanya 6 jam. Para dokter, umumnya akan melakukan operasi transplantasi pada waktu yang berdekatan/bersamaan antara mencabut ginjal dari si donor kemudian menempel ke penerima. Itu dari donor hidup. Kalau dari jenazah, ginjal akan dimasukkan ke dalam termos pendingin dan cepat-cepat dibawa ke ruang operasi.
Â
3. Prosedur operasi yang rumit
Operasi pengangkatan dan penempelan organ tubuh tidak sesederhana yang kita perkirakan. Operasi ini hanya bisa dilakukan oleh dokter yang telah terlatih (bahkan tidak semua dokter bisa), karena perlu memotong pembuluh darah dan saluran kemih secara berhati-hati kemudian menjahit kembali. Bayangkan betapa ribetnya menjahit pembuluh darah dan saluran kemih.
Â
Kesimpulannya
Janganlah membayangkan proses memotong dan menempel ginjal (transplantasi) semudah yang sering ditayangkan di sinetron-sinetron.
Â
Dr. Erik Tapan, MHA
- Pemerhati Kesehatan, Dokter Internet Indonesia (Sejak tahun 1996)
- Penulis buku Penyakit Ginjal & Hipertensi
- Founder milis Ginjal (1999)
- Redaksi Koran Ginjal di Fanpage FB
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI