Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Transplantasi Ginjal Bukan Solusi Jeleknya Kondisi Pasien Gagal Ginjal

18 September 2022   15:21 Diperbarui: 18 September 2022   15:31 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada keluarga pasien yang mungkin karena sudah frustasi mengurus pasien cuci darah yang sudah komplikasi paru, jantung, lalu memikirkan, alangkah baiknya jika pasien di-transplantasi. Pasti sesudah transplantasi, urusan jadi beres. 

Apakah benar demikian? 

Pasien gagal ginjal itu mutlak memerlukan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) seperti Cuci Darah (Hemodialisis), Cuci Perut (CAPD) atau Transplantasi. Ketiga metode tersebut cara pengurusannya relatif sama. Sama2 repotnya. Hanya saja bagi pasien, CAPD lebih tidak sering ke RS daripada Cuci Darah. 

Begitu pula dengan Transplantasi, pasien bisa lebih produktif. Namun dibalik keuntungan masing-masing TPG tersebut ada kelemahannya. Jadi sebenarnya jika pasien / keluarga belum mampu menangani "kerepotan" menjalani HD/CAPD, pikir-pikir lagi deh untuk menggunakan cara Transplantasi. 

Sesudah transplantasi bukan segalanya jadi beres. Pasien masih harus berhadapan dengan minum obat penekan kekebalan tubuh seumur ginjal transplantasi tersebut. Ini diminum setiap hari dan tidak boleh putus. Konsekuensinya, pasien harus berusaha untuk tidak kena infeksi. 

Makan / minum harus dijaga kebersihannya. Menjauhkan diri dari lingkungan yang kebetulan ada orang sakit seperti Flu, TBC, Cacar, dll. Yang bagi orang umum tidak apa2, tetapi bagi pasien transplantasi, akan mudah tertular. 

Apa yang terjadi jika tertular infeksi? Sukar sembuhnya, bisa berulang hingga ginjal transplantasinya berhenti bekerja, alias reject. Kalau sudah demikian, terpaksa cuci darah kembali. 

Itu tadi aktifitas sesudah transplantasi. Ada juga yang harus diperhatikan yaitu persiapan sebelum operasi. Usahakan kondisi pasien se-fit mungkin. Tidak ada masalah dengan jantung, paru, liver dan lambung. 

Karena operasi transplantasi sama seperti operasi lainnya, membutuhkan daya tahan tubuh. Begitu pula konsumsi obat-obatan sesudah operasi sangat membutuhkan lambung dan liver yang sehat. 

Jadi rencanakan program transplantasinya bahkan sebelum cuci darah.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun