Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Memilih Klinik Dialisis

23 Juni 2020   14:29 Diperbarui: 23 Juni 2020   14:27 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat beruntung rakyat Indonesia, begitu diagnosis Gagal Ginjal Terminal, urusan Hemodialisis sudah sangat dipermudah dan nyaris tanpa biaya. Semua ditanggung BPJS.

Namun ternyata urusan cuci mencuci darah tidak sesederhana itu. Datang 2 - 3 x seminggu selama 4 - 5 jam. Dan sesudah itu beraktifitas seperti biasa.

Jika pasien memiliki fungsi ginjal yg tergolong masih "baik", kondisi fisik yang "sehat" / ideal memang sangat mungkin terwujud. Namun harus diingat kondisi yang normal ini tidak akan terjadi terus menerus jika tidak di-maintenance. Dan maintenance itu tidak bisa secara sepenuhnya diserahkan ke pihak luar (Dokter / perawat). Pasien dan keluarga sebaiknya mengambil peran aktif agar kondisi yang optimal bisa tercapai selalu.

Berikut sedikit sharing jenis-jenis klinik HD sehingga bisa membuka wawasan Anda. Klinik jenis mana yg akan dipilih kembali ke keputusan Anda yang tentunya paling tahu mana yang terbaik.

Golongan Klinik berhubungan pembiayaan BPJS


Jika  berhubungan dengan BPJS,,  Klinik HD dibagi atas beberapa golongan: mulai dari D hingga A.  Budget yang disediakan untuk setiap tipe berbeda. Makin tinggi tipenya, budget yang diberikan makin besar. Harapan BPJS, pasien-pasien normal akan dilayani klinik tipe terendah sedangkan yang bermasalah tersaring terus menerus hingga berakhir di tipe A. Nah, kita bisa nilai sendiri apakah harapan ini sudah sesuai kenyataan atau tidak. Bagi pasien yang tidak terlalu bermasalah mendapat jadwal HD di Klinik yang lebih tinggi tentu ok-ok saja? Bagaimana kalau sebalikya? 

Cara pembayaran BPJS ke klinik bukan berdasarkan klaim tapi berdasarkan kasus. Misalnya saja 1 pasien dibudget Rp. 1.000.000. Itu sdh termasuk risiko penyakit yang mungkin terjadi seperti anemia (perlu epo rutin,  transfusi) dan obat/vitamin, dll. Itulah sebabnya timbul beberapa variasi pelayanan:

  1. Penggunaan dialiser hingga 8x baru diganti (yang ini diijinkan oleh PERNEFRI).
  2. Hormon Erythropoietin, zat besi bisa gratis atau mesti beli sendiri
  3. Suplemen lainnya, mesti beli sendiri
  4. Dan banyak lagi termasuk, adanya tenaga dokter standby dan kualitas dokternya di unit-unit HD.

Semua tentu akan diperhitungkan management klinik jika berurusan dengan BPJS.

Klinik non BPJS

Berbeda dengan klinik HD BPJS dengan swasta. Karena penuh dibiayai pasien sendiri / asuransi swasta, para Dokter bisa memanfaatkan pengetahuan lebih bebas. Keuntungan berobat di Klinik Swasta:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun