Mohon tunggu...
Erik Tapan
Erik Tapan Mohon Tunggu... Dokter - Social Media Health Consultant

Sebagai seorang Health Consultant, saya akan berusaha memberi solusi terbaik (efisien, efektif & aman) bagi klien yang kebetulan mengalami ketidakberuntungan dengan kesehatannya. Pengalaman saya dlm bidang kedokteran, farmasi/obat2an, herbal, terapi alternatif / energi, internet dan social media. Topik yang sering ditangani: anti aging, masalah ginjal, penyakit degeneratif, lansia, dll. Silakan kontak saya untuk memperoleh waktu diskusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hati-hati dengan Krim Online, Pastikan Cek di Situs BPOM

8 Oktober 2017   08:49 Diperbarui: 18 November 2017   13:04 22553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman-teman dan sahabat setia pembaca blog yang baik,

Memasuki dunia baru (social media) dan berkumpul dengan teman-teman yang sesemangat, sungguh sangat menggembirakan. Di era banyak orang mengeluh karena kesulitan memperoleh pekerjaan, teman-teman saya ini begitu bersemangat mempelajari hal baru guna melakukan penjualan online. Empat jempol untuk kita semua.

Saling share pengalaman masing-masing merupakan sesi yang menarik. Ada yang menceritakan kisah suksesnya jualan bakso via social media, ada juga yang sharing pengalamannya jualan panci, hijab hingga menjual kebutuhan olahraga ekstrim seperti mendaki gunung es. Semua merasakan nuansa yang sangat positif saat itu.

Salah seorang teman kami, biasa kami sebut "guru" atau "senior" karena pengalamannya sudah sangat banyak, kemudian sharing pengalamannya. Katanya, "tahukah teman-teman, barang apa yang paling laku di online?" Setelah berbagai tebakan kami ajukan, kemudian dia menjawab, "kebutuhan wanita". Yup kebutuhan wanita merupakan barang paling laku di internet. Dan dari berbagai banyak jenis kebutuhan wanita, salah satu yang cukup populer adalah, "krim pemutih wajah" yang tentunya dilabel dengan macam-macam nama oleh produsennya. Intinya, pake krim tersebut, efek yang diinginkan, kulit menjadi putih.

Saat itu juga, saya jadi teringat akan cerita/keluhan/kecemasan isteri saya. Tak kurang 1 - 2 pasien setiap minggu yang datang ke klinik istri saya, akibat korban krim yang dibeli secara online. Saya pun menghibur isteri, sebenarnya kita bisa melihat positifnya, justru mereka yang mampir ke klinik kita itu, bisa dikatakan cukup beruntung. Reaksi yang ditimbulkan segera dan langsung terlihat sehingga pasti penggunaan krim tersebut langsung dihentikan dan berusaha mencari pertolongan dokter. Masa' cuma itu yang kita bisa lakukan? tanya istri saya. Saya pun terdiam.

Banyak orang tidak mengetahui ada juga krim yang efeknya jangka panjang. Tidak ada reaksi negatif, malah adanya reaksi positif yang diinginkan (kulit menjadi putih), tapi secara perlahan mengganggu kesehatan ginjal dan hatinya. Ijinkahlah kami memperlihatkan diskusi yang menarik yang pernah terjadi di internet. Mudah-mudahan setelah membaca ini, kita semua bisa lebih berhati-hati memilih krim pemutih online.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Teman-teman yang peduli terhadap kecantikan (baik bagi diri sendiri maupun bagi pasangan hidupnya atau pun bagi konsumennya), melalui cerita ini, kami (yang kebetulan tahu sedikit kesehatan dan sosial media), ingin berbagi tips bagaimana agar bisa memperkecil risiko terhindar dari baik menjual atau pun menggunakan krim yang bisa merusak diri kita sendiri. Mungkin bagi orang kesehatan, usul ini agak tidak disukai tapi bagaimanapun kami berusaha menengahinya melihat perkembangan teknologi informasi yang tidak bisa dihambat lagi telah memasuki semua sendi kehidupan, termasuk dunia kesehatan.

Baik, agar tidak bertele-tele, berikut tipsnya:

  1. Sebenarnya yang paling aman dari segala kemungkinan yang ada adalah berkonsultasi langsung dengan dokter kecantikan yang kompeten. Jelaskanlah apa keinginannya dan kita bisa berdiskusi dengan dokter tersebut, treatment apa saja yang akan dilakukan. Diskusi seperti ini tentu bisa dilakukan jika pasien telah memiliki pengetahuan sedikit mengenai topik yang didiskusikan.
  2. Namun, seandainya kepengen banget membeli krim online, apalagi melihat kiri-kanan, kulitnya sudah pada mulus-mulus memutih, maka carilah krim yang telah memiliki ijin BPOM dan masuk golongan krim/obat yang bisa dijual bebas. Dot Hijau atau dot Biru. Jangan gunakan dot Merah yang ada tulisan K-nya, apalagi yang tidak ada ijin BPOMnya. Kemudian bacalah dengan baik atau minta petunjuk dari penjualnya, bagaimana cara penggunaannya dan dari mana kita tahu bahwa krim tersebut tidak cocok. Jika terjadi perubahan kulit wajah yang tidak diinginkan (memerah atau pun mengelupas), segera berkonsultasi dengan dokter yang kompeten.
  3. Tapi ada syaratnya bila mempraktekkan poin no. 2. Pelajarilah terlebih dahulu jenis-jenis kulit Anda. Lalu carilah krim yang sesuai dengan kulit Anda. Ada baiknya ini juga dipelajari oleh mereka yang ingin menjual krim online (dot hijau maupun biru).
  4. Masih menyambung no. 2, dari mana kita tahu krim tersebut telah berijin BPOM? Untuk itu kita bisa memeriksa no ijin BPOM yang tertera di krim tersebut dengan mengunjungi website: http://cekbpom.pom.go.id/ . Masukkan no regitrasinya dan klik Cari [NOMOR REGISTRASI].

Sebagai informasi, jika mau menjalankan point no. 2 - 4, tetap masih berisiko namun risikonya sudah bisa diperkecil. Jadi tidak sembarangan menggunakan krim. Begitu lihat temannya cocok, langsung beli. Iya kalau kebetulan jenis kulitnya sama.

Ya, itulah seninya, kepengen banget vs keamanan, silakan dipertimbangkan.

Terima kasih telah mampir dan membaca curhatan saya ini. Kurang lebihnya mohon bisa dimaafkan.

Semoga dengan informasi ini, menjadi jelas bagi kita semua, baik pengguna maupun penjual, mari kita sama-sama saling mencerdaskan.

Sekiranya ada masukan atau komentar, silakan terbuka di kolom komentar di bawah ini.

Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih. Salam sehat kulit selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun