Mohon tunggu...
Bonaventura ErikoPranata
Bonaventura ErikoPranata Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UAJY

Jangan Lupa Semangat !

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Sejarah Komunitas Paras Bonsai Yogyakarta (ANSOS22)

21 Mei 2022   16:59 Diperbarui: 21 Mei 2022   17:01 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu bonsai? Bonsai lekat dikenal sebagai tanaman kerdil yang diletakkan di dalam pot. Bonsai sendiri merupakan teknik untuk menduplikasi tanaman atau pohon yang memiliki ukuran besar, seperti yang paling sering dijumpai yaitu bonsai beringin. Sampai sekarang, masih banyak orang yang menekuni hobi bonsai. Bukan tanpa alasan, bonsai memiliki fungsi estetika yang luar biasa. Ya, tanaman ini bisa diletakkan di teras bahkan di dalam rumah sehingga bisa membuat teduh dan segar setiap mata yang memandangnya. 

Fakta yang belum banyak diketahui kalau bonsai bukanlah tanaman hias asli Indonesia. Sedangkan, penyebutan bonsai di Indonesia mirip dengan di Jepang. Dalam Bahasa Jepang, bon memiliki arti pot, sedangkan sai memiliki arti tanaman, Pins.

Seni bonsai sejatinya berasal dari China. Bonsai di China memiliki nama lain yaitu Penjing atau Penzai yang memiliki arti miniatur tanaman. Orang Tiongkok memulai seni bonsai ini sejak 2000 tahun silam.

Bukan tanpa alasan kenapa mereka menciptakan miniatur pohon mini. Bonsai sendiri dibuat untuk merepresentasikan keindahan alam dalam bentuk yang lebih kecil dan yang perlu diingat adalah tidak semua tanaman bisa dibonsai, Pins. Nah, setiap bonsai pun memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung dengan jenisnya.

Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang sejarah salah satu komunitas bonsai yang ada di Yogyakarta yaitu komunitas Paras Bonsai yang terletak di Dusun Karangmelok Padukuhan, Karanggeneng, Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejarah terbentuknya komunitas Paras Bonsai berawal ditahun 2019 ada 7 orang (sekarang pengurus) termasuk mas anom dan mas meling berkumpul dirumah pak gandung cangkringan. 7 orang ini dulu merupakan anggota grup bonsai sleman namun sudah keluar. Mereka memutuskan untuk keluar dikarenakan tidak sesuai visi dan misi dengan grup yang lama. Grup lama ini sebenenarnya hanya sekedar kumpulan orang bonsai saja yang melakukan bonsai hanya untuk sekedar hobi dan mereka tidak memiliki program pemberdayaan anggota.

Meskipun begitu dari 7 orang ini ada beberapa orang yang justru hidupnya bergantung pada penjualan bahan bonsai dengan mencari sendiri digunung lalu ditanman dirumah dan setelah hidup kemudian mereka mulai menjualnya. Pada grup lama tersebut sebenarnya melarang anggotanya untuk melakukan hunting bahan bonsai dari alam karena hal tersebut merusak ekosistem alam sendiri. Meskipun ada larangan namun anggota grup lama juga tidak memiliki solusi untuk membudidayakan tanman bonsai. Dari situlah akhirnya mereka sepakat untuk membuat grup baru yang mempunyai misi menggalakkan budidaya tanaman bonsai dengan memberdayakan anggotanya. Sampai sekarang sudah ada 28 anggota aktif dan kurang lebih 15 anggota non aktif. Selain itu komunitas Paras Bonsai yang sekarang sudah mempunyai program yang rutin dilaksanakan di setiap tahunnya yaitu mengadakan event pameran bonsai kelas nasional.

Dari sejarah komunitas Paras Bonsai yang ada di Yogyakarta, saya menganalisis bahwa permasalahan yang ada di komunitas tersebut muncul dan tidak terselesaikan dikarenakan kurangnya niat untuk melakukan diskusi dan mencari solusi untuk penyelesaian masalah tersebut. Yang menjadi masalah komunitas Paras Bonsai adalah kurangnya lahan untuk melakukan pembudidayaan bibit-bibit bonsai yang akan dijual nantinya. Karena sekretariat komunitas Paras Bonsai sendiri terletak di desa yang notabenenya lahan-lahan sudah dimiliki orang dan sudah menjadi sebuah bangunan jadi untuk lahan kosong yang tersedia itu sangatlah minim. Untuk pembudidayaan bibit-bibit tanaman bonsai memerlukan lahan yang sangat luas dan terbuka karena untuk mengefektifkan waktu proses pembudidayaan dan penjualan agar langsung banyak. Anggota Paras Bonsai yang sekarang tidak semua yang menjadikan bonsai sebagai penghasilan utama mereka melainkan hanya sekedar hobi dan selingan. Hanya beberapa anggota yang memang pekerjaan utama mereka dari jual beli tanaman bonsai dan yang lainnya rata-rata bekerja sebagai karyawan swasta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun