Sudah puluhan tempat wisata yang saya kunjungi , arung jeram , pendakian gunung , menghirup udara di pagi / malam hari di pantai , ber-camping ria di pantai, pengembaraan alam atau outbound, telah menjadi passionku sejak lulus SMP . Ketika duduk di SMA sudah mulai mengikuti acara-acara pencinta alam dan acara-acara yang memicu adrenalin. Berlanjut di bangku kuliah , bukan secara kebetulan, mungkin sudah jodohnya , para mahasiswa seangkatan penulis rata-rata suka juga dengan petualangan atau melakukaan kegiatan outdoor .
Bukan hal yang asing / baru berkecimpung di dunia alam karena memang sudah sejak kecil tak jauh-jauh dari lokasi rumah yang dekat dengan sungai, sering main-main di air bersama teman-teman sebaya di masa itu . Penulis berbicara sungai-sungai yang masih asri dengan aliran air jernih . Beda sekali dengan pemandangan sungai-sungai sekarang yaitu banyaknya kotoran sampah , limbah rumah tangga yang hanya bisa mengotori aliran air sungai sehingga imbasnya sampah-sampah itu membuat aliran tersumbat dan airpun meluap menyebabkan banjir . Dan bisa dibayangkan jika aliran sungai itu meluap ke penduduk dan menjadi genangan air kotor tempat sarang serangga bertelur, timbullah masalah baru yaitu penyakit merajalela.
Kadang penulispun risih dengan pemandangan alam-alam wisata yang tercemari oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab . Heran dengan pemikiran mereka yang seneknya diri , bebas mengotori , baung sampah sembarangan dan seolah tidak memikirkan dampak besar akibat ulahnya .Inilah yang kita dapati penulis selama berkelana ke tempat-tempat wisata, masih banyak orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungannya .
Berbicara mengenai passion penulis yang ingin sekali merambah lagi lebih banyak destinasi wisata yang tersembunyi di nusantara tercinta , Indonesia . Kurang puas jikalau hanya berkutit hanya di wilayah sendiri yaitu pulau Jawa. Mulai dari hal kecil-kecil atau yang dekat-dekat lokasi penulis yaitu di Yogyakarta . Tapi inginkan nanti bisa juga melancong dan melakukan pencapaian tertinggi ketika penulis bisa keliling dunia (menjamahi dataran bumi yang lain ) . Dari impian ini tentuya bukan hal yang mudah dan begitu harus punya bekal yang matang di kemudian hari diantaranya secara segi finansial , atau tidak kalah penting yaitu pengetahuan yang luas mengenai cara-cara untuk pergi ke luar negeri . Tidak mau kan , kalau ketika kita mau berangkat ke luar negeri dibilang wisatawan ilegal ,yang masih blank masalah pengurusan passport / visa mungkin atau perihal kecil mendapat kesempatan pergi ke lauar negeri secara gratis , tidak mungkin kan kita tidak membawa bekal apa-apa dari negeri kita ( pastilah akan disuruh untuk memenuhi syarat dan ketentuannya ) .
Sobat kompasiana , sambil berbagi tips bagaimana penulis akan menyiapkan itu semua . Banyak cara yang dilakukan sebenarnya dan tidak udah muluk-muluk keinginan kita itu bisa tercapai dengan secepat kilat / magic atau tanpa usaha . Mulailah dengan cara yang mudah yaitu dari menabung sedikit demi sedikit, menyisakan tabungan gaji penulis kerja di sebuah perusahaan . Dan sering aktif menulis saja ( KOMPASIANA misalnya) , iseng-iseng berhadiah dan hasilnya kalau menang pun bisa ditabung untu bekal nanti . Untuk memanajemen itu perlu adanya pembatasan diri mengenai keuangan penulis , mulai dari memikirkan pengeluaran dan pemasukan . Dari sini bisa dibagi menjadi 3 faktor pendukung keuangan diantaranya :
- Pengeluaran : Perlu diketahui bahwa dari keseharian penulis dan kebutuhan penulis, pengeluaran keuangan penulis digunakan untuk keseharian ( kebutuhan sehari-hari) , dana sosial atau untuk ajang panyaluran bakat diri / hobi dan sisanya bisa ditabung untuk saku dalam penyapaian passion penulis .
- PemasukanPemasukan finansial yang bisa didapatkan penulis , bisa dari ajang lomba-lomba , iseng-iseng berhadiah ibarat “menyelam minum air” . Sambil menyalurkan bakat , sambil pula menabung untuk masa depan seperti mewujudkan passion ini .
- Kontrol diri :Terkadang penulis juga sulit terkontrol akibat tidak ada nya pengawasan dari orang terpercaya untuk mengelola keuangan. Disini dibutuhkan puasa besar-besaran untuk bisa mengkontrol diri dari pengeluran keuangan . Jangan sampai besar pasak daripada tiang jatuhnya nanti malah tidak bisa melanjutkan misi passion ini .
- Dari sini , penulis pun mencoba tantangan baru di tahun 2017 ini yaitu menjadi seorang pengusaha daur ulang yang baru mau dirintis baru-baru ini . Menjadi pengusaha memang tak semudah membalikkan telapak tangan , dalam hitungan detik saja bisa terbalik dnegn mudahnya . Tapi menjadi pengusaha harus dengan tekad yang tinggi , berusaha terus menerus tanpa mengenal lelah dan tidak ketinggalan yaitu mau berinovasi menjadi beda dari pengusaha-pengusaha lain . Hal ini penting dikarenakan konsumen akan lebih tertarik jika kita mempunyai ciri khas tersendiri sehingga membuat produk yang kita jual nanti bisa diterima oleh masyarakat luas dan mempunyai daya tarik / rating konsumen yang besar . Memulai usaha pun perlu merasakan jatuh bangunnya sebuah proses . Seperti yang penulis alami sekarang , ide yang semula sudah muncul ternyata ketika dilakukan prosesnya akan menjadi masalah yang pelik ketika kitapun bersanding dengan orang lain / partner usaha kita . Ada selilsih pendapat bahkan ide pribadi kita terpaksa harus dibumbui lagi , sehingga misi yang sebelumnya pun harus siap diobrak –abrik sedemikian rupa bagaimana ide ini tidak hanya disalurkan begitu saja ke public , tapi bagaimana caranya produk yang kita buat bisa diterima siapa saja termasuk partner kita yang sempat mengkritisi kita ( ibaratkan saja dia adalah konsumen kita ) bisa bayangkan kalau orang seperti itu banyak di masyakarat. Pastinya masukan dan mental yang kuat untuk bisa berinovasi lebih giat lagi dan mau bergerak pada proses.
- Dan tidak lupa sobat, yang tak kalah penting dari passion para sobat kompasiana semua tidak komplit jika tidak adanya asuransi / perlindungan jiwa . Bebaskan langkahmu untuk terus mengejar passion hidup tanpa harus cemas dengan hal tak terduga dengan perlindungan asuransi dari FWD Life. Pun bisa disimak lebih lanjut di www.fwd.co.id , betapa pentingnya yang namanya asuransi itu . Apalagi passion yang membutuhkan keamanan jiwa yang tinggi pastinya . Seseorang yang sangat menghargai dirinya sendiri baik jiwa dan raganya , dia bisa disebut sebagai orang yang peduli akan sosial di masyarakatnya . Bisa dibilang asuransi sebagai bahtera untuk menuju pencapaian passion kita di masa depan . Dialah pengendali dari keuangan kita ,bisa membatasi diri dari pola hidup yang berlebihan . Ketika nahkoda ( pemilik asuransi ) mengendalikan bahtera untuk berlayar , ketika badai menghadang / cuaca ekstrim di tenagh perjalanan . Atau gelombang yang dahsyat sekalipun ,bisa dibaratkan ketika kita punya masalah kecelakaan / hal penting / yang mengancam jiwa kita . Maka bahtera inipun yang harus menopang ini semua , tapi disinilah bahtera itu berfungsi yaitu menampung jiwa dan menampung keamanan sebesar-besarnya dan di saat masa urgensi itu datang maka bahtera pun bisa menyiapkan kapal boat pribadi / pelampung yang mana akan mengamankan jiwa / penumpang yang ada di kapal sewaktu-waktu . Dan tak hanya itu , mungkin terjadi penumpang yang terombang ambing di lautan , maka awak kapal akan siap memanggilkan helikopter / pesawat yang akan mengangkatnya sampai selamat di daratan .
Seperti inilah gambaran asuransi itu ada . Mari kita sebagai pelakon manusia bumi , bisa santun dan bijak dalam merawat alam semesta ini . Berwisata yang baik , berilmu dan menjaga karakter cerdas dalam mencapai passion yang TOP / apapun itu dan pastikan bisa memilih asuransi jiwa yang tepat untuk diri sendiri dan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H