Nama : Erik Fathur Rohman
Nim : 212102030051
Kelas : HTN 3
Tugas UAS TAFSIR HUKUM TATA NEGARAÂ
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) sempat bicara terkait pemimpin berambut putih yang menurutnya berarti memikirkan rakyat. Jokowi kini buka suara dan menyebut tokoh yang masuk dalam kriteria itu. Siapakah yang dimaksud oleh Presiden Jokowi Widodo?
Setelah statement yang disampaikan oleh Jokowi mulai terjadi topik pembahasan dan menerka-nerka siapa yang dimaksud oleh Presiden Jokowi Widodo yang disampaikan nya di acara relawan di gelora bung Karno, Sabtu (26/11). Semua awak media mulai mengusung tema tersebut untuk menjadi bahan topik yang menarik untuk dibahas dengan juga tahun politik yang semakin meningkat membuat menjadi sebuah komponen yang interesting.
Jokowi menyebut pemimpin memikirkan rakyat sampai rambutnya putih disambut riuh oleh relawan. Jokowi bicara pemimpin sampai rambutnya putih dalam konteks memilih pemimpin di 2024 nanti .
"Kalau wajahnya celing, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati-hati. Lihat juga rambutnya, kalau rambutnya putih semua, ah ini mikir rakyat ini, "imbuh Jokowi.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat termasuk saya sebagai penulis dan intelektual sebenarnya kode apa yang disampaikan oleh Jokowi kepada masyarakat Indonesia dengan statement tersebut.Â
Saya melihat berbagai referensi yang ada di media social Nampak cukup luar biasa respon dari masyarakat. Musikus Iwan Fals juga ikut serta dalam topik pemimpin berambut putih yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai orang yang sangat memikirkan rakyat dalam hal bekerja.
Cuitan ini ada pada akun Twitter @iwanfanls, iwan mengunggah foto dirinya yang telah diedit dengan rambut putih serta penuh kerutan pada kulitan wajahnya.
Dari beberapa pernyataan yang dibeberkan oleh Presiden Jokowi  Widodo sebuah rujukan ke Ganjar Pranowo. Ganjar Pranowo termasuk kader PDI perjuangan sama seperti Jokowi dibawah arahan ketua partainya Megawati Soekarnoputri.
Jokowi mengatakan, keberlanjutan pembangunan pemerintah pun perlu untuk terus dijaga bersama-sama. Keberlanjutan pembangunan ini, kata dia, bukan hanya untuk pemilu 2024, namun untuk mencapai Indonesia Emas di 2045.
Karena itu, ia mengingatkan agar pembangunan yang dilakukan tak hanya untuk kepentingan politik yang hanya sesaat. "Oleh karena itu, jangan hanya karena kepentingan sesaat, kepentingan jangka pendek, kepentingan-kepentingan politik, kemudian lupa menjaga keberlanjutan pembangunan yang telah kita mulai, kemudian menjaga juga, jangan lupa menjaga agar yang sudah di jalur yang tepat ini yang sudah on the right track ini terus bisa dilanjutkan," jelas dia.
Oleh karena itu kita harus selektif dalam tahun politik yang cukup panas ini, menerapkan kritis dalam melihat setiap calon dan tidak muda terpengaruh  siapapun agar suara tidak terbuang-buang sia-sia yang menjadi kunci masa depan bangsa indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H