Arnold J. Toynbee, Sejarawan Inggris mengatakan, "Sebuah buku yang tak diragukan lagi adalah karya terbesar dari jenisnya yang belum pernah diciptakan oleh pikiran siapa pun di waktu atau tempat mana pun."
Apa istimewanya buku Muqaddimah ini sehingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memasukannya dalam daftar bacaan wajib manusia era digital?
Ibnu Khaldun (1332-1406) adalah manusia abad ke-14 yang genius dan multitalenta. Ia dilahirkan di Tunisia dan wafat di Mesir. Seorang hafidz al-Quran sejak kecil ini adalah sosok yang dinamis, profesinya pun beragam. Pernah menjabat sebagai hakim, diplomat, pakar politik, dosen, sosiolog, sejarawan, hingga seniman dan penyair.
Sebelum ilmuwan Barat berkutat dalam teori-teori sosial, melalui kitab ini Ibnu Khaldun telah lebih dahulu membahasnya. Tentu saja dengan landasan ilmiah. Bahkan dirinya didaulat sebagai bapak sosiologi modern.
Mark Zurkerberg tertarik pada kemampuan buku ini dalam mengupas alur kemunculan masyarakat (menetap) dan kebudayaan manusia secara rinci. Meliputi timbulnya masyarakat kota, politik, perdagangan hingga kemunculan ilmu pengetahuan. Pantas jika Mark merasa perlu merekomendasikan buku ini untuk dibaca.
Lebih lanjut, teori-teorinya soal beragam ilmu pengetahuan merupakan temuan yang revolusioner. Â Maka pemikir-pemikir besar dunia, seperti Adam Smith, Max Weber, dan Arnold Y. Toynbee tak ragu merujuk pada isi buku Muqaddimah. Tak berlebihan jika menyebut buku ini sebagai legacy yang membuat Ibn Khaldun didaulat sebagai Bapak Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Sejarah.
Muqaddimah secara bahasa berarti 'pendahuluan'. Buku ini memang ditulis sebagai pengantar untuk berjilid-jilid buku soal sejarah bangsa-bangsa Arab yang berjudul Kitab al-'Ibar.Â
Muqaddimah sendiri merupakan buku yang sangat besar, terdiri dari enam bab utama yang menyoal bangsa-bangsa penghuni jazirah Arab, Afrika Utara, dan Semenanjung Iberia dari beragam aspek, mulai dari ekonomi, politik, budaya, geografi, bahkan dari sisi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kebijakan Pajak dalam Buku Muqaddimah
Persoalan pajak memang tidak habis dibicarakan. Negara akan dapat dengan mudah runtuh jika kebijakan pajaknya bermasalah. Sebaliknya, jika dikelola dengan baik, ia akan memperkuat negara.
Hal ini setidaknya pernah dibuktikan oleh presiden Amerika Serikat ke-40, Ronald Reagan. Ia berhasil menurunkan inflasi yang terjadi di negaranya lantaran berhasil mengelola perpajakan dengan baik.
Taukah Anda bahwa Ronald Reagan melandasi kebijakannya itu dari buku yang ditulis pada abad ke-14?
Menurut laporan The New York Times (02/10/1981), Presiden Ronald Reagan memberi penjelasan mengapa dirinya menurunkan nilai pajak. "Kami sedang berupaya untuk menaikkan pemasukan negara." Ucap Reagan.
Dirinya lantas melanjutkan, tak hanya kebijakan pajak, banyak kebijakan lain yang merujuk pada sebuah buku klasik karya sarjana Muslim abad ke-14, yakni Muqaddimah Ibn Khaldun.
Dalam buku itu, Ibnu Khaldun menulis, "Pada permulaan dinasti, perpajakan (jibayah) menghasilkan pendapatan besar dari pembebanan (pajak) yang kecil. Sebaliknya pada akhir dinasti, perpajakan menghasilkan pendapatan kecil dari pembebanan (pajak) yang besar."
Pernyataan itu kemudian diamini oleh Franz Rosenthalseorang profesor di Yale Universityyang banyak menerjemahkan karya Ibnu Khaldun ke dalam bahasa Inggris. Dunia mengenalnya sebagai penyambung ide-ide Ibnu Khaldun ke dalam dunia modern. "Pernyataan Presiden Reagan soal kebijakan pajak dalam Muqaddimah itu memang benar adanya." Pungkas Franz.
Muqaddimah secara bahasa berarti 'pendahuluan'. Buku ini memang ditulis sebagai pengantar untuk berjilid-jilid buku soal sejarah bangsa-bangsa Arab yang berjudul Kitab al-'Ibar.Â
Muqaddimah sendiri merupakan buku yang sangat besar, terdiri dari enam bab utama yang menyoal bangsa-bangsa penghuni jazirah Arab, Afrika Utara, dan Semenanjung Iberia dari beragam aspek, mulai dari ekonomi, politik, budaya, geografi, bahkan dari sisi perkembangan ilmu pengetahuan.
Â
Sinopsis
"Sebuah buku yang tak diragukan lagi adalah karya terbesar dari jenisnya yang belum pernah diciptakan oleh pikiran siapa pun di waktu atau tempat mana pun."Â -Arnold J. Toynbee, Sejarawan Inggris.
Apa istimewanya buku Muqaddimah ini sehingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memasukannya dalam daftar bacaan wajib manusia era digital?
Ibnu Khaldun (1332-1406) adalah manusia abad ke-14 yang genius dan multitalenta. Lahir di Tunisia dan wafat di Mesir, hafidz al-Quran sejak kecil ini adalah sosok yang dinamis dengan beragam profesi. Mulai dari ulama, hakim, ahli fikih, filsuf, ahli hukum, diplomat, pakar politik, dosen, sosiolog, sejarawan, hingga seniman dan penyair. Jauh sebelum ilmuwan Barat menemukan berbagai macam teori ilmu sosialnya, Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah-nya ini sudah menuliskan teori-teorinya dengan lengkap, ilmiah, dan enak dibaca.
Menurut Mark, yang menarik dari Muqaddimah Ibnu Khaldun adalah fokus dan kemampuannya mengupas alur kemunculan masyarakat dan kebudayaan manusia, termasuk timbulnya kota, politik, perdagangan, hingga ilmu pengetahuan. Karena itu, meski hampir 700 tahun lalu diterbitkan, Mark Zuckerberg merasa buku ini masih sangat relevan dan layak dibaca.
Teori-teorinya tentang berbagai studi ilmu pengetahuan merupakan temuan revolusioner yang diakui mendahului sekaligus dirujuk oleh para pemikir besar dunia, seperti Adam Smith (1723-1790), Max Weber (1864-1920), Arnold Y. Toynbee (1889-1975), dll. Sebuah legacy yang membuatnya diakui sebagai Bapak Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Sejarah.
Tak hanya penting untuk para akademisi, buku ini juga penting untuk para pengambil kebijakan dan pebisnis. Presiden AS ke-40, Ronald Reagan, tercatat pernah sukses mengatasi inflasi di Amerika karena kitab yang Anda pegang ini.
Muqaddimah yang berarti 'pendahuluan' ini sebenarnya adalah kitab pengantar dari buku Ibnu Khaldun yang lebih tebal lagi (Kitab al-'Ibar). Menariknya, kitab ini justru lebih populer dan berpengaruh daripada kitab induknya. Terdiri dari enam bab utama, buku ini merupakan versi terjemahan yang paling lengkap, orisinal, dan enak dibaca dari berbagai versi yang pernah ada di Indonesia. Selamat membaca!
DAFTAR ISI
- Pengantar Penerbit, Penerjemah, dan Sejarah Naskah Muqaddimah
- Bab I: Peradaban Umat Manusia Secara Umum, di Dalamnya Terdapat Sejumlah Pendahuluan
- Bab II: Peradaban Badui, Bangsa dan Kabilah Liar, Serta Kondisi (Kehidupan) Mereka, Ditambah Beberapa Keterangan Dasar dan Kata Pengantar
- Bab III: Dinasti Luas, Kerajaan, Khilafah, Pangkat Pemerintahan, dan Segala Sesuatu yang Berhubungan dengan itu. Bab Ini Dilengkapi dengan Kaidah Dasar dan Pelengkap Tambahan
- Bab IV: Negeri dan Kota, Serta Semua Bentuk Peradaban Lain, Kondisi yang Terjadi di Sana, Pertimbangan Primer dan Sekunder Sehubungan dengan Persoalan Ini
- Bab V: Tentang Mencari Aspek-Aspek Penghidupan, Berupa Keuntungan (Kasab) dan Kerajinan, Segala Kondisi yang Menimpa Semua Itu. Terdapat Sejumlah Masalah di Dalamnya
- Bab VI: Ilmu Pengetahuan dan Jenisnya, Metode Pengajarannya, Semua Kondisi yang Terjadi dalam Hal Ini. Bab Ini Memuat Pendahuluan dan Lampiran
- Biografi Ibn Khaldun
- Bibliografi
Apa Isi Buku ini?
- Historeografi:
- Metodologi Sejarah
- Filsafat Sejarah
- Bias Sistematis
- Sejarah Militer
- Ekonomi dan Politik
- Kurva Laffer
- Perpajakan
- Teori Sosiologi
- Teori 'Ashobiyah
- Teori Konflik
- Agama
- Psikologi Islam
- Ilmu Hadis
- Syariah dan Fikih
- Ilmu Alam (natural Science)
- Biologi
- Kimia
- Astronomi
- Fisika
- Geografi dan Ekologi
- Determinasi lingkungan
- Meteorologi (cuaca)
- Astrologi
- Bahasa
- Demografi
Informasi Buku:
Judul Asli       : Muqaddimah Ibnu Khaldun   Â
Pengarang      : Ibnu Khaldun
Genre          : Sosiologi, Sejarah, Filsafat Sejarah
Penerjemah    : Ahmadie Thaha
Editor           : Luqman Hakim Arifin dan Erik Erfinanto
Halaman        : 1336 halaman
Ukuran         : 17 x 25 cm
Cover           : Hard Coverr
ISBN Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 978-623-90042-1-7
Penerbit        : Wali Pustaka
Cetakan        : Pertama, Februari 2019
Harga           : Rp 399.000,-
Pemesanan     : 082310308247 (Erik Erfinanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H