Mohon tunggu...
Erika Santi
Erika Santi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Konsentrasi pada perbaikan dan pengembangan kepribadian dan umat ; sebuah komitmen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Adhi Wiriana, Begin With The End in Mind

5 November 2015   23:50 Diperbarui: 23 November 2015   15:24 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Adhi juga telah menulis 3 buah buku Islam. Judulnya Silaturahim, Agama Nabi Ibrahim dan 3 Asal Usul Agama. Buku-buku tersebut dicetak sendiri dan dibagi-bagikan secara gratis. “Buku itu tidak saya jual. Jadi bukan orientasi bisnis. Karena bagi saya itu ibadah.”

BPS Provinsi Lampung dengan dikoordinir oleh Korpri, beberapa tahun ini telah mengadakan tabungan kurban. Setiap Idul Adha, dilakukan pemotongan hewan kurban dan dibagikan kepada masyarakat sekitar kantor BPS Provinsi Lampung. Yang menarik Pak Adhi senantiasa ikut menyembelih hewan kurban tersebut. “Dulu Bapak saya selalu menyembelih hewan kurban di rumah. Sejak SMA saya telah terbiasa menyembelih hewan kurban,” jelas suami Efliza ini ketika ditanya mengenai hal tersebut.

“Saya mengambil S3 Manajemen Pendidikan Islam karena setelah sekian lama berkecimpung dalam perstatistikan, ilmu ekonomi, dan lainnya, saya merenung mengapa untuk ilmu dunia saja kita belajar sungguh-sungguh. Sementara Islam, agama saya sendiri apakah saya telah memahami sepenuhnya. Jadi motivasi saya adalah saya ingin memperdalam pengetahuan saya terhadap Islam,“ jawab mantan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Kalimantan Barat ini yang saat ini sebagai Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Raden Intan, Bandar Lampung.

Terinspirasi Buya Hamka, Belajar dari Stephen Covey dan Rhonda Byrne

“Paling utama saya mencontoh Nabi Muhammad SAW. Selain itu saya banyak belajar dari Stephen Covey dari buku 7 Habits of Most Effective People. Yang membekas pada saya adalah prinsip Begin With The End in Mind. Memulai dari akhir. Terjemahannya sederhananya adalah suatu saat ketika kita pensiun atau wafat, kita ingin orang mengenang kita sebagai apa. Sebagai orang baikkah, sebaga koruptor atau sebagai apa ? Prinsip ini membuat kita menjadi orang yang efektif.”

Tambah Pak Adhi, “Saya juga belajar dari Rhonda Byrne dengan membaca Buku Secretnya. Dalam buku itu antara lain menjelaskan bahwa hanya 10 persen manusia yang menguasai dunia ini. Bahkan jika hendak dikerucutkan lagi hanya 1 persen saja. Menguasai yang dimaksud adalah menguasai dari sisi kekayaan, pengetahuan dan lainnya. Nah, yang 1 persen ini bisa seperti itu karena mereka menguasai secret, sebuah rahasia. Rahasianya tidak semua orang tahu. Rahasianya ada pada berfikir positif, berperasaan positif. Kita manusia ini seperti punya antena yang menjadi pemancar sehingga sinyalnya bisa ditangkap oleh orang lain. Pancaran tersebut akan mendapat balasan dari oang lain yang menerima sinyal itu. Jadi ketika kita ingin mendapat respon yang positif, ya kita mesti memancarkan yang positif juga. Selain itu, rahasia lainnya adalah dengan menjadi orang yang efektif.”

“Untuk tokoh nasional saya terinspirasi dari Buya Hamka. Dulu saya sekolah di SMP Al Azhar. Saat saya SMP, beliau pembina Al Azhar. Setiap kamis dan jumat pagi, setelah olahraga, kami kumpul di masjid mendengarkan beliau ceramah. Walau sakit, bahkan pernah sampai dipapah, memakai kursi roda, beliau tetap hadir. Saya melihat ketekunan, kedisiplinan dan pengorbanan disana. Beliau tetap memberi materi yang memotivasi agar kami bersemangat untuk berdakwah kemana saja. Yang menarik lainnya dari beliau adalah beliau mengunjungi Soekarno saat sakit walaupun Soekarno pernah memenjarakannya. Dan beliau salah satu dari 2 orang tokoh Indonesia yang membuat tafsir Al Qur'an padahal pendidikan beliau hanya setara SD. Terlihat keluasan wawasan beliau. Buku beliau yang sering saya baca adalah buku Falsafah Hidup yang menjelaskan bahwa kita semestinya mengenal diri kita dan Pencipta kita. Menurut pandangan saya seharusnya kita mempunyai buku tersebut,” motivasi mantan Ketua Seksi Rohis SMAN 70 Jakarta ini.

Mengukir Prestasi, Mengajak Berprestasi

Saat menjadi Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Kalimantan Barat, Pak Adhi pernah mendapat penghargaan dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Meneg PP). Saat itu Meneg PP ada kerjasama dengan BPS. Meneg PP mengundang dari seluruh provinsi, BPS, Pusat Studi Perempuan, Biro Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Tim ini diminta membuat kajian dalam bentuk tulisan terkait dengan gender dan perempuan di masing-masing provinsi. “Karena BPS gudang ilmu pengetahuan, alhamdulillah buku saya terpilih menjadi yang terbaik. Bukunya mengenai Indikator Pemberdayaan Gender di Kalimantan Barat,” papar mantan Ketua Senat Mahasiswa AIS ini.

Ketika Diklatpim II pada 2013 lalu, Pak Adhi menjadi peserta terbaik pertama. Diklatpim II tersebut diikuti oleh 60 orang peserta. 3 orang dari BPS, yang lain Polri, Kejaksaan, Kemenkumham, pemda seluruh Indonesia seperti Jawa Timur, Maluku, Sulawesi dan lainnya. “Saya meraihnya karena tim,” jelas langganan bintang kelas sejak SD ini rendah hati. Pun Satyalencana Karyasetya 10 tahun dan 20 tahun juga telah dicapainya atas pengabdiannya kepada negara tercinta.

Selain itu, belum genap setahun memimpin BPS Provinsi Lampung, pada 30 September 2014, organisasi yang dipimpinnya menerima penghargaan BMN Award. BPS Provinsi Lampung menjadi terbaik ketiga dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) untuk satker wilayah yang ada di Provinsi Lampung. Tak lama dari itu, pada 14 Oktober 2014, kembali BPS Provinsi Lampung meraih terbaik ketiga dalam Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Tingkat UAPPAW Semester I Tahun 2014. Penghargaan ini diberikan oleh Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung. Ini adalah sebuah lompatan, karena ini untuk pertama kalinya BPS Provinsi Lampung mendapatkan penghargaan atas tertib administrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun