Tambak Udang
Tambak udang adalah sebuah kolam yang dibangun untuk membudidayakan udang, baik udang air tawar, air payau, maupun air asin. Udang merupakan salah satu jenis hewan penyaring sehingga kualitas air keasaman dan kadar garam sangat menentukan hasil yang didapatkan oleh petambak. Udang yang berpotensial untuk dibudidayakan dalam tambak adalah udang vaname.Â
Udang merupakan jenis ikan air payau, badannya beruas dan seluruh tubuhnya ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat dipasaran sebagian besar terdiri dari udang laut.Â
Klasifikasi udang :
Klas: Crustacea (binatang berkulit keras)
Sub-klas : Malacostraca (udang tingkat tinggi)
Ordo : Decapoda (binatang berkaki sepuluh)
Sub-ordo : Natantia (kaki digunakan untuk berenang)
Famili : Palaemonidae, Penaidae
B. Manfaat Udang
Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang merupakan primadona ekspor non-migas. Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik setiap tahunnya. Walaupun masih banyak kendala namun hingga saat ini negara Indonesia menjadi produsen terbesar pengekspor udang, tetapi banyak juga pesaing ekspor udang yang terus bermunculan.
Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan rendah kolesterol, kandungan vitamin pada udang adalah vitamin A dan Vitamin B1. Sedangkan kandungan mineralnya yang penting adalah zat kapur dan fosfor. Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti dibekukan, dikeringkan, dibuat kemasan kalengan, dibuat terasi, kerupuk, dan lain-lainnya. Limbah pengelolaan udang yang berupa jengger danging dipangkal kepala dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein. Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol.
 Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dan lain-lain. Chitos yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.
C. Teknis budidaya udang
1. Teknis budidaya lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai tanah yang bertekstur liat atau berpasir yang mudah didapatkan dan mampu menahan air serta tidak mudah pecah.
2. Teknis Budidaya Berdasarkan letak biaya dan operasi pelaksanaan, sebelum melakukan budidaya udang kita harus menyusun biaya dan pengelolaan operasi pelaksanaannya agar dapat diperhitungkan pengeluarannya.
3. Teknis Budidaya Berdasarkan bibit, untuk mempersiapkan hasil yang bagus kita harus dapat menentukan bibit udang yang akan kita budidaya agar kita dapat mengelola dengan mudahÂ
4. Teknis budidaya berdasarkan pengelolaan lahan, lahan yang baik dan cocok untuk membudidayakan udang seharusnya ditentukan dengan tepat.
5. Teknisi budidaya pemasukan air dilakukan setelah air dibiarkan 3 hari, sesudah air dimasukan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan dibiarkan beberapa hari, hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON.
6. Teknisi Penebaran benih dilakukan setelah air jadi yaitu setelah plankton tumbuh dengan ditambahi kecerahan air yang berkurang. Penebaran benih udang dilakukan dengan hati-hati karena benih udang masih lemah dan mudah stres pada lingkungan baru.
7. Teknisi pemeliharaan pada awal budidaya penebaran benih udang sebaiknya diskat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sikat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang setelah satu Minggu skat dapat dibuka. Penambahan atau penggantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi itu menyebabkan kualitas air lingkungan tempat hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres.Â
8. Teknisi panen udang dipanen disebabkan karena tercapainya panen normal karena tidak terserang penyakit. Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 12 hari sedangkan panen karena terkena penyakit dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas. Saat panen yang baik dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu pada malam atau dini hari agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang tidak mudah rusak.
9. Teknisi pakan udang ada dua macam, yaiitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil,anak serangga, dan sisa hewan serta tumbuhan yang membusuk. Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet.Â
10. Teknisi pemilihan lokasi budaya pantai merupakan daerah terendah dari suatu aliran sungai. Akibatnya kualitas air tawar didaerah hilir atau dilokasi tambak menjadi rawan terhadap pengaruh negatif dari daerah hulu, seperti hanyutan pestisida dan polusi industri atau polusi rumah tangga. Pengelolaan air yang tidak baik didaerah hulu dapat berakibat buruk pada daerah hili.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H