Pengertian Penganggaran Modal
Menurut Riyanto (2001) Penganggaran modal ialah proses secara menyeluruh mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan tentang pengeluaran dana yang jangka waktu pengembaliannya lebih dari satu tahun atau memiliki jangka yang panjang.
Untuk membuat Keputusan investasi dalam belanja modal, ada beberapa tahap penganggaran modal yang harus dilalui, meliputi:
1.) Penentuan biaya proyek,
2.) Perkiraan aliran kas yang diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir asset,
3.) Penilaian risiko dari aliran kas proyek,
4.) Penentuan biaya modal (cost of capital) yang tepat,
5.) Perkiraan nilai aset dengan nilai waktu uang,
6.) Pembandingan present value dari aliran kas yang diharapkan dengan besaran biayanya.
Penganggaran modal berguna untuk untuk menganalisis dan mengevaluasi perencanaan dari investasi belanja modal. Investasi tersebut memiliki makna penting bagi perusahaan. Anggaran yang dikeluarkan pun cukup besar dan penggunaannya pun dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi barang modal, perencanaan yang dilakukan tidak dalam waktu yang singkat demi mendapatkan penilaian yang memadai bahwa investasi yang dilakukan akan kembali dan mendatangkan laba yang besar dalam jangka panjang (Husnan,2000).
Hal yang sangat penting bagi perusahaan ketika berhadapan dengan keputusan penganggaran modal adalah menentukan apakah proyek tersebut akan menguntungkan atau tidak. Terdapat beberapa metode yang paling umum dalam memilih proyek untuk anggaran modal yaitu:
- Periode Pembayaran Kembali (PB)
- Tingkat Pengembalian Internal (IRR) dan
- Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Contoh Penganggaran Modal :Â Pembelian Mesin Produksi Baru
Sebuah perusahaan manufaktur, PT Maju Jaya Abadi, berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan membeli mesin produksi baru. Berikut adalah contoh penganggaran modal untuk proyek ini:
1.) Identifikasi Kebutuhan
PT Maju Jaya Abadi membutuhkan mesin produksi baru untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksinya. Setelah evaluasi internal, mereka menetapkan bahwa mesin baru akan dapat mengurangi waktu siklus produksi dan meningkatkan kualitas produk.
2.) Perkiraan Biaya
- Biaya Mesin Produksi : Rp 2.000.000.000
- Biaya Pengiriman dan Instalasi : Rp 100.000.000
- Biaya Pelatihan Karyawan : Rp 50.000.000
- Biaya Pengujian dan Penyesuaian : Rp 30.000.000
- Total Biaya : Rp 2.180.000.000
3.) Perhitungan Manfaat
- Peningkatan Produksi : Mesin baru diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 20%.
- Peningkatan Kualitas : Reduksi cacat produk sebesar 15%.
- Penghematan Biaya Operasional : Pengurangan biaya energi sebesar 10%.
4.) Analisis Keuangan
- Return on Investment (ROI) : Diharapkan ROI proyek ini adalah 25% dalam waktu 3 tahun.
- Payback Period : Diperkirakan payback period adalah 2 tahun setelah instalasi mesin.
5.) Sumber Pendanaan
- Pendanaan Internal : PT Maju Jaya Abadi akan menggunakan dana dari laba tahunan untuk sebagian besar biaya mesin.
- Pendanaan Eksternal : Sisa biaya akan didanai melalui pinjaman jangka pendek dari bank lokal.
6.) Pengawasan dan Implementasi
- Tim Proyek : Dibentuk tim proyek yang terdiri dari manajemen senior, engineer produksi, dan keuangan untuk mengawasi implementasi proyek.
- Jadwal Pelaksanaan : Instalasi mesin dijadwalkan selama 4 bulan, dengan pelatihan karyawan dilakukan secara bertahap selama 2 bulan setelah instalasi selesai.
Dengan penganggaran modal yang teliti dan perencanaan yang matang, PT Maju Jaya Abadi berharap dapat meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan dan memperbaiki efisiensi operasionalnya. Proyek ini tidak hanya diharapkan memberikan pengembalian investasi yang baik, tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan di pasar.
Itulah tadi sedikit penjelasan mengenai Penganggaran Modal, semoga menjawab rasa ingin tahumu dan bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H