Mohon tunggu...
Erika Ramda Putri
Erika Ramda Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa

.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Transformasi Pengalaman Kuliah, dari Kecemasan ke Pembelajaran Berharga

11 Juni 2024   21:50 Diperbarui: 13 Juni 2024   18:04 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pengalaman kuliah, mahasiswa selesai kuliah. (Sumber: freepik/freepic.diller via kompas.com)

Semester Empat baru saja dimulai, dan suasana di kelas 4F Ilmu Komunikasi sedikit berbeda. Banyak mahasiswa yang merasa cemas karena kehadiran kembali Pak Ikhsan sebagai dosen. 

Dosen yang dulunya mengajar di semester pertama ini, dikenal dengan reputasi galak dan pembawaannya yang menegangkan. Tentu saja, kenangan tentang Pak Ikhsan masih segar di ingatan saya—sosok yang sangat disiplin dengan tugas dan waktu masuk mata kuliah.

Pak Ikhsan adalah dosen mata kuliah Penulisan Berita dan Penulisan Kreatif. Meski dari luar terlihat menyeramkan, ternyata beliau cukup humoris dan asik jika sudah lebih dekat. 

Namun, kesan pertama saya terhadap beliau tidak bisa begitu saja hilang. Banyak mahasiswa yang khawatir karena disiplin ketat Pak Ikhsan bisa kembali membawa tekanan.

Pada minggu pertama kuliah, Pak Ikhsan langsung memberikan tugas kelompok. Kelompok saya harus meliput berita sesuai tema yang ditunjuk dan mengirimkannya ke redaksi media massa "Media Banten" setiap minggu. 

Apalagi dengan jadwal kuliah yang padat, tugas ini terasa sangat membebani. Membagi waktu antara kuliah dan liputan berita tentu bukan perkara mudah. Saya merasa kewalahan dan sempat bertanya-tanya, bagaimana bisa menyelesaikan tugas tersebut dengan lancar.

Setelah empat minggu pelaksanaan tugas, kami mendapati bahwa tugas tersebut tidak berjalan mulus karena suatu kendala yang membuat tugas tersebut menjadi tidak efektif. 

Dalam salah satu pertemuan, Pak Ikhsan tiba-tiba melontarkan lelucon bahwa tugas tersebut akan diganti dengan membangun masjid. Kami semua kaget dan mengira itu hanya sekadar lelucon. 

Namun, Pak Ikhsan benar-benar mempertimbangkan opsi lain untuk tugas tersebut. Opsi kedua adalah membuat opini dari langganan Kompas atau Tempo, tetapi banyak dari kami yang terkejut ketika ditagih bukti langganan saat masuk kelas, padahal deadline tugas tersebut masih lama.

Pada akhirnya, tugas tersebut dibatalkan sehingga tiap kelompok berdiskusi untuk pengganti opsi tugas tersebut yang menjadi tugas akhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun