Mohon tunggu...
Erika Nina yuliana
Erika Nina yuliana Mohon Tunggu... Guru - Guru

hobi saya adalah memasak. selain seorang guru saya adalah ibu rumah tangga. di sela-sela kesibukan saya selalu menyempatkan memasak untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Menggunakan Metode Proyek

1 Desember 2023   13:51 Diperbarui: 1 Desember 2023   14:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

   Indikator Kriteria Keberhasilan Tindakan

  •        Indikator kriteria keberhasilan tindakan  dari penelitian ini ditandai dengan kemampuan kerjasama pada anak usia 4-5 tahun di tk Cempaka Putih Semamapir Surabaya setelah dilakukan penerapan metode proyek dalam proses pembelajaran. Meningkatnya kemampuan kerjasama dalam penelitian ini dilihat melalui anak bertanggung jawab dalam menyelesakan tugas pembelajaran proyek, anak dapat berinteraksi dengan teman dalam pembelajaran kegiatan proyek, keterlibatan anak membantu atau tolong menolong dengan teman
  •        Peningkatan keberhasilan dalam penelitian ini akan dinilai berhasil dan baik apabila kemampuan kerjasama anak mendapatkan rata-rata sebesar 76 %. Kriteria presentase keberhasilan sama halnya seperti yang telah dikemukakan  oleh Arikunto (2003) kemampuan kerjasama anak dikategorikan  baik nilai berada pada presentase 76-100%.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN
  • Penelitian tindakan kelas diawali dengan kegiatan pratindakan . pada kegiatan pratindakan presentase kemampuan kerjasama anak secara keseluruhan mencapai 47%, dan sebagian anak masih memerlukan bimbingan untuk mengoptimalkan kemampuan kerjasamanya baik dalam berinteraksi, saling membantu maupun kemampuan bertanggung jawab terhadap tugas proyek kondisi yang ada dikelompok A TK Cempaka Putih Semampir Surabaya ini disebabkan karena pembelajaran yang diberikan kurang menekankan kerjasama sering berupa individu yang tidak ada keterlibatan anak lain dalam tugasnya. Kondisi inilah yang membuat peneliti melakukan tindakan sebagai upaya peningkatan kemampuan kerjasama anak melalui metode proyek .
  •  Kemampuan kerjasama anak pada siklus 1 sudah mulai terlihat. Anak sudah bisa berinteraksi dengan teman saat mengerjakan tugas proyek , saling membantu dan sudah ada sebagian anak yang bisa bertanggung jawab dengan kelompoknya. Hal tersebut sesuai teori Partern (Santrock, 2002) menyatakan bahwa tahapan cooperative play atau bermain secara kelompok dan bekerjasama sudah terlihat pada tahun-tahun prasekolah, meski demikian  masih ada anak yang diam  bahkan melamun saja dan tidak memperhatikan teman kelompoknya. Kemampuan kerjasama anak masih kurang  secara keseluruhan dan masih harus ditingkatkan. Pada siklus 1 ini presentase kemampuan kerjasama anak secara keseluruhan adalah 63%.
  •  Penelitian pada siklus 1 mengalami beberapa kendala, sehingga masih perlu diadakan perbaikan untuk siklus 2 agar indikator keberhasilan dapat tercapai.  Kendala pada siklus 1 adalah anak kurang antusias dalamengerjakan tugas proyek ,masih suka berebut bagian tugas ,masih pilih-pilih teman , sering ada keributan serta  asal --asalan  dalam menyelesaikan tugasnya, dan terkadang anak lambat dalam mengikuti intruksi. Dari beberapa kendala pada siklus 1  peneliti dan guru berdiskusi untuk melakukan perbaikan dengan memberikan proyek yang sederhana dan disesuaikan dengan minat anak, sehingga anak bisa menyelesaikan tugas proyek sampai selesai.
  • Pembelajaran proyek dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak seperti pada aspek pertama yaitu dapat berinteraksi dengan teman dalam menyelesaikan tugas proyek , peneliti menemukan adanya peningkatan kerjasama anak dalam hal mau berinteraksi dan berkomunikasi dengan temannya. Metode proyek juga bisa meningkatkan bekerjasama  dalam  hal bertanggung jawab meyelesaikan tugas proyek dikarenakan metode proyek ini memiliki saintaks pembelajaran, dimana saintaks tersebut juga menekankan pada aturan yang harus disepakati bersama anak,sehingga anak bisa dapat menghargai waktu , bertanggung jawab menyelesaikan tugas proyeknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jacob Azerrad (2005) meningkatkan tanggung jawab dengan anak dilakukan dengan cara memberi tugas , memberi kepercayaan kepada anak, dan memberi aturan-aturan untuk belajar mengahargai waktu. Pada proyek  "membuat jus jeruk" anak-anak belajar bertanggung jawab . pada proyek tersebut ,anak-anak dimintai untuk mengerjakan proyek dengan bekerjasama saling berinteraksi  membantu dan  bertanggung jawab menyelesaikan tugas proyek  yang ditentukan .

             Proyek yang dilakukan pada siklus1  pertemuan ketiga , peneliti menemukan adanya peningkatan kemampuan bekerjasama pada aspek  kedua yaitu anak bertanggung jawab mengerjakan tugas yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan ,proyek yang telah dilakukan disesuaikan dengan minat  dan kemampuan anak, sehngga anak bisa dapat  bertanggung jawab mengerjakan proyek sampai selesai dengan baik. Sesuai dengn pendpat dari Moeslihatoen (2004)  yaitu mengemukakan beberapa manfaat metode proyek antara lain yaitu: a) anak-anak belajar bertanggung jawab terhadap bagian pekerjaannya dengan kesepakatan bersama, b)  sebagai media untuk memberikan pengalaman belajar pada anak dengan mengeksplorasi kemampuan ,minat, serta kebutuhan anak, c) memberikan anak untuk menggunakan kebebasan secara fisik maupun secara intelektual untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab menurut cara anak.

    Perbaikan pada siklus 2  kegiatan dibuat sedemikian rupa agar anak mudah membagi tugasnya, ketika anak memiliki tugas yang jelas dalam kelompoknya, maka rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya akan muncul pada diri anak. Sikap kerjasama anak dapat meningkat pada pembelajaran proyek, anak-anak memegang tanggung jawab yang diberikan oleh guru, faktor lain yang mempengarui kemampuan kerjasama anak meningkat melalui metode proyek yaitu proses pembelajaran yang dilakukan guru memberikan kepercayaan dan bimbingan kepada anak , anak telah melakukan proyek dengan bimbingan guru dan berinteraksi dengan kelompoknya masing-masing, mau saling membantu temannya, dan anak dapat membagi tugas pada setiap kelompoknya tanpa bantuan guru, sehingga anak dapat bertanggung jawab secara langsung pada saat kegiatan proyek berlangsung.

  • Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang sudah dilakukan sebelum tindakan sehingga terlihat kemampuan kerjasama anak meningkat. Peningkatan kemampuan kerjasama anak diindikasikan dari perolehan nilai rata --rata dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan , dimana masing-masing siklus  menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Peningkatan rat-rata tersebut diukur dari aspek kemampuan kerjasama yang diteliti yaitu  1 ) kemampuan anak dapat berinteraksi dengan teman dalam menyelesaikan tugas proyek. 2 ) kemampuan anak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas proyek. 3 ) kemampuan anak dalam keterlibatan anak saling membantu dalam menyelesaikan tugas proyek.
  • Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa penggunaan metode proyek memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan kerjasama anak.keammpuan kerjasama anak sebelum dilakukan tindakan  memiliki nilai rat-rata 47 %. Pada siklus 1 meningkat menjadi 63%, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 83%.
  • Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode proyek dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak usia 4-5 tahun di TK Cempaka Putih Semampir Surabaya. Hal ini  terlihat dari nilai rata-rata yang telah dibandingkan dari presentase pratindakan, siklus 1 dan siklu2


KESIMPULAN DAN SARAN

  • Hasil yang dilakukan  mengalami peningkatan , hal tersebut dapat dilihat dari persentase kemampuan kerjasama anak pada pratindakan sebesar 47 % yang termasuk dalam kategori tidak baik, kemudian mengalami peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 menjadi 63% yang termasuk dalam kategori nilai cukup dan pada pelaksanaan tindakan siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 83% dan masuk dalam Hasil penelitian kategori baik. Pencapaian peningkatan kemampuan kerjasama berdasarkan indikator yang telah ditentukan terjadi pada pertemuan ketiga dari pelaksanaan siklus 2  pada pertemuan ini penelitian diakhiri karena telah mencapai pada nilai 83% sedangkan target pencapaian nilai berdasarkan indikator yang ditentukan sebesar 76 %.

kegiatan kerjasama anak membuat pigora
kegiatan kerjasama anak membuat pigora

Hasil Karya Pigora
Hasil Karya Pigora

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun