I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak Usia Dini adalah seorang individu yang memiliki usia di bawah 6 tahun, dan pada masa ini anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Usia dini memiliki karakteristik yang khas, yaitu kemampuan belajar anak yang luar biasa dan keinginan untuk belajar aktif dan ekploratif. Pada usia ini, aspek yang dapat dikembangkan pada anak adalah kreativitas. Penting dilakukan upaya pemberdayaan potensi anak, salah satunya pengembangan kreativitas yang dapat menentukan keberhasilan anak dikemudian hari.
Hurlock menjelaskan bahwa kreativitas adalah bentuk inovasi atau penciptaan yang dilakukan seorang individu, baik dalam bentuk ide pemikiran maupun dalam hal bentuk yang lain yang bersifat baru (Susanto, 2011: 113). Hal yang mungkin dapat dilakukan pada anak usia dini dalam merangsang dan memberdayakan kreativitas anak adalah dengan kegiatan bermain yang dilakukan di lingkungannya dengan menggunakan sarana, media pembelajaran yang bersifat edukatif. Serta hal lain yang ada dilingkungan atau sekeliling, yang dapat digunakan sebagai alat maupun media belajar siswa. Seorang pendidik di sekolah harus dapat memilih dan memanfaatkan setiap kesempatan belajar untuk mengembangkan kreativitas anak
Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Cempaka Putih Kecamatan Semampir Surabaya, terlihat bahwa kreativitas anak pada kelompok B yang berusia 5-7 tahun masih belum mencapai hasil yang optimal. Pada saat melakukan kegiatan kreatif di kelas, hanya ada 3 dari 10 anak yang dapat membuat karya secara mandiri, dan hanya 2 anak yang dapat mengkomunikasikan atau menyampaikan produk pada guru dan teman-temannya.
Setelah dilakukan penelitian dengan mencari kajian literatur dan wawancara maka penyebab dari kurangnya anak dalam berpikir , kreatif , kolaboratif dan imajinatif  yaitu :
- Guru belum menjadi fasilitator pada anak.
- Kegiatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
- Metode yang kurang menarik bagi anak,
- Guru sering menggunakan Lembar Kreativitas Anak
- Guru tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan berimajinasi.
- Metode pembelajaran masih berpusat pada guru.
- Tidak ada pembiasaan secara konsisten untuk anak bekerja sama.
- Tanpa sadar guru menunjukkan ekspresi yang menyatakan jelek/salah kepada anak.
Berdasarkan penelitian terdahulu menurut Anida dan Eliza (2021) Proses belajar kanak-kanak sebaiknya dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung dalam pengalaman nyata sehingga terinternalisasi konsep-konsep mendasar yang akan memberikan makna serta menuntaskan keingintahuan Anak Usia Dini (AUD). Anak usia dini sosok yang sangat membutuhkan stimulasi secara maksimal dalam pembelajaran untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Proses pembelajaran memposisikan guru tak hanya pendamping namun juga pembimbing serta fasilitator bagi anak.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hidayatuh (2017) kenyataan yang terjadi di lapangan guru anak usia dini dalam mengembangkan seluruh aspek pengembangan tersebut tidak sesuai dengan tahapan usia anak, sehingga anak merasa jenuh, bosan dan mengabaikan pembelajaran karena metode yang digunakan kurang menarik anak. Terdapat sebagian anak belum mengenal angka, bentuk, menyebutkan nama benda belum lancar, keseimbangan tubuh masih kurang dan tidak sabar menunggu antrian dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil eksplorasi yang telah dilakukan ditemukan akar penyebab masalah  rendahnya kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif , kolaboratif dan imajinatif yaitu Metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Yaitu guru tidak memberikan kesempatan anak untuk menjadi objek dalam kegiatan pembelajaran. Guru tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan berimajinasi.
Menurut penilitan yang dilakukan oleh Ni'ma dkk (2022) Kegiatan montase memiliki tujuan meningkatkan kreativitas , melatih imajinasi , dan melatih koordinasi mata dan jari tangan anak. Melalui kegiatan montase dapat dikembangkan daya imajinasi , khayal , sikap cekatan , telaten dan kreatif. Bagi anak TK kegiatan Montase ini sangat menarik karena anak dapat mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya. Montase adalah karya dua yang dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gambar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat banyak peneliti yang menggunakan kegiatan Montase untuk meningkatkan kreativitas pada anak diantaranya yaitu yang dilakukan oleh Titi Rachmi, Mutia Herdana, 2018, Optimalisasi Kreativitas Anak Melalui Aktivitas Montase Pada Usia Taman Kanak -- Kanak di TK Ar-Rahman Tangerang. Disini peneliti melakukan 3 siklus dan disetiap siklus 3 kali pertemuan dengan tema yang berbeda di setiap siklusnya. Kreativitas anak mengalami kenaikan 80% yaitu dari 10 anak , terdapat 8 anak yang skor kreativitasnya telah mencapai standart keberhasilan yang ditentukan.
Ada persamaan dan perbedaan dalam kegiatan Montase yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan kegiatan Montase yang sekarang. Persamaannya yaitu sama -- sama menggunting dan menempel potongan -- potongan gambar. Namun perbedaannya disini menggunakan metode kolaboratif yaitu anak bekerjasama secara berkelompok menciptakan hasil karya montase sesuai dengan imajinasi dan kreativitas mereka dengan topik Kebun Binatang. Maka dari itu penulis memutuskan untuk melakukan Kegiatan Montase untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif , imajinatif dan kolaboratif dengan Topik Kebun Binatang di TK Cempaka Putih Kecamatan Semampir Surabaya.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan Montase ini dilaksanakan di TK Cempaka Putih Kecamatan Semampir Surabaya pada hari Senin 13 November 2023 pukul 07.30 -- 11.30 WIB. Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Guru , Rekan Guru , Kepala Sekolah dan Siwa Kelompok B TK Cempaka Putih. Peran dan tanggung jawab dalam kegiatan praktik pembelajaran ini adalah :
- Melakukan identifikasi masalah pembelajaran terjadi di sekolah.
- Mencari alternatif solusi dari berbagai sumber , baik dari kajian literatur , wawancara dengan kepala sekolah , pengawas atau teman sejawat.
- Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah rendahnya kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif , imajinatif dan kolaboratif.
- Perangkat yang disusun adalah Modul Ajar , RPP , dan LKPD, media pembelajaran , instrument penilaian dan instrument refleksi.
- Merekam dan mendokumentasikan proses praktik pembelajaran.
- Melakukan analisis hasil pembelajaran untuk menentukan ketercapaian pembelajaran.
- Melakukan refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan.
C. Manfaat
Praktik Pembelajaran ini penulis bagikan selain untuk memotivasi guru , bisa menjadi bahan referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif dan imajinatif. Metode yang digunakan penulis juga lebih bervariasi. Pembelajaran yang lebih menarik dan terstruktur.
II. PEMBAHASAN
A. Kreatifitas Anak Usia Dini
Dian miranda (2016) menjelaskan kreativitas anak dikoridori oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi. Anak-anak yang kreatif sensitif terhadap stimulasi. Mereka juga tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Artinya, mereka memiliki kebebasan dan keleluasan beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki keasyikan dalam aktivitas. Kreativitas AUD juga ditandai dengan kemampuan membentuk imaji mental, konsep berbagai hal yang tidak hadir di hadapannya. AUD juga memiliki fantasi, imajinasi untuk membentuk konsep yang mirip dengan dunia nyata.
Susanto (2017) menyatakan bahwa kreativitas merupakan  kemampuan  dalam  berfikir merumuskan ide-ide baru dan menggabungkannya   dengan   ide-ide lama  kemudian  mengkombinasikannya sehingga terbentuknya sebuah pemahaman. Dalam hal ini kemampuan berfikir   tersebut   digunakan   dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan  yang  dihadapi  seseorang di lingkungan sekitarnya. Perlu dipahami bahwa kreativitas orang yang satu  dengan  yang  lainnya  tidak  dapat disamakan,  hal  ini  bergantung  dari sudut pandang .masing-masing individu.
B. Montase
Menurut (Muharrar & Verayanti, 2013) montase adalah karya yang sangat identik dengan guntingan gambar atau biasa juga disebut sebagai karya gunting tempel (cut and paste). Sedangkan menurut (Laliberte, 2020) Montage is art cut and pasting together bits and pieces of printed picture to express simple or sentimental compositions and omamental or decoratives themes. Pendapat Laliberte dan Mogelon dapat diartikan montase adalah seni gunting tempel dengan menyisipkan potongan-potongan gambar yang dikomposisi untuk menjadi suatu cerita sederhana. Menurut (Naibaho et al., 2017) montase yaitu terbentuknya tema baru dari gambar-gambar jadi yang disusun anak-anak menjadi pertimbangan pokok dalam mengevaluasi hasil karyanya. Selanjutnya Menurut (Hajar Pamadhi, 2008) montase adalah mengomposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. (Restian, 2020) juga menjelaskan bahwa montase adalah pembelajaran yang memanfaatkan kertas koran, majalah, atau kalender bekas terutama yang berwarna.
Berdasarkan dari beberapa landasan terori maka dapat disimpulkan bahwa montase adalah suatu karya yang mengomposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya dengan cara menggunting dan menempel dengan menggunakan majalah, koran, kalender, kertas berwarna sehingga menjadi suatu tema ataupun cerita yang baru. Kegiatan montase ini menarik dan menyenangkan bagi anak, sehingga melalui kegiatan montase diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif dan imajinatif.
C. Strategi, Proses Pelaksanaan dan Dampak Efektif
Kegiatan praktik pembelajaran pada Kelompok B TK Cempaka Putih yaitu menggunakan kegiatan main Montase dengan topik Kebun Binatang dengan metode kolaborasi yaitu anak -- anak berkolaborasi menciptakan hasil karya montase sesuai dengan kreativitas dan imajinasi anak. Alat dan Bahan yang perlu disiapkan yaitu Gunting , Lem , Kertas Karton , Lembar gambar , Spidol , Krayon.
Strategi yang digunakan untuk Kegiatan Montase dengan Topik Kebun Binatang
- Penulis sebagai guru melakukan kesepakatan kegiatan main. Misalnya guru memberikan motivasi pada anak agar bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan mainnya.
- Melakukan tanya jawab dengan pertanyaan -- pertanyaan pemantik untuk menstimulasi anak berpikir kreatif.
- Melakukan ice breaking menirukan gerakan Binatang yang ada di Kebun Binatang.
- Mencari referensi dari kajian literatur dan wawancara kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir kritis , kreatif dan imajinatif.
- Mencari di STTPA PAUD yang berisi K1, KD, dan indikator dari kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 137 tahun 2014, yang sesuai dengan kemampuan kreativitas anak.
- Menampilkan video bertopik kebun Binatang
- Berdiskusi dengan dosen dan guru pamong tentang format assesmen penilaian anak.
Proses Pelaksanaan kegiatan main Montase dengan Topik Kebun Binatang
- Anak -- anak menyepakati kegiatan main.
- Mengajak anak menonton video Kebun Binatang
- Tanya jawab tentang video Kebun Binatang
- Mengajak anak menirukan gerakan Binatang yang ada di Kebun Binatang
- Anak- anak melakukan kegiatan montase dan kegiatan pengembangan lainnya sesuai dengan alur dan susunan yang ada di modul ajar. Anak melakukan kegiatan montase dengan berkolaborasi dengan teman lainnya menciptakan hasil karya montase sesuai dengan kreatifitas dan imajinasi mereka. Anak juga dapat menambahi gambar serta memberikan nama Binatang.
Dampak dari aksi dan langkah -- langkah yang dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari :
- Pemilihan kegiatan main yang tepat sangat efektif untuk meningkatkan kreatifitas anak dapat terlihat dari hasil karya anak yang kreatif dan memiliki ciri khas masing-masing.
- Anak dapat mengembangkan perkembangan fisik motoric halus anak dari kegiatan montase terlihat dari kegiatan menggunting dan menempel gambar.
- Membangun imajinasi anak tentang kebun Binatang.
- Anak dapat berkolaboratif bekerjasama dengan teman.
- Anak dapat lebih komunikatif dengan memprentasikan hasil karya mereka didepan teman dan guru.
- Anak lebih mandiri dalam melakukan kegiatan main.
- Anak dapat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya.
- Anak dapat belajar sambil bermain.
- Respon anak yang sangat baik, antusias, dan semangat pada saat proses pembelajaran berlangsung menunjukkan hasil yang efektif untuk terus mengembangkan kemampuan anak.
III. KESIMPULAN
 Kegiatan Montase dengan Topik 'Kebun Binatang' berpengaruh pada cara berpikir anak yang semula anak tidak kreatif dan imajinatif sekarang sudah terlihat kreatifitas anak dari hasil karya yang mereka buat sesuai dengan imajinasi. Anak juga dapat berkolaboratif dengan teman untuk menciptakan hasil karya. Tidak hanya meningkatkan kreatifitas anak , kegaitan Montase juga dapat meningkatkan fisik motoric halus anak terlihat dari kegiatan anak menggunting dan menempel gambar. Anak juga dapat mengembangkan kemampuan Bahasa dengan cara mempresentasikan hasil karya yang mereka buat. Anak terlihat lebih percaya diri dan mandiri saat melakukan Kegiatan Montase.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anida,Eliza Delfi. Pengembangan Model Pembelajaran Saintifik Berbasis Kearifan Lokal untuk Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.2021. Volume 5 Issue 2 (2021) Pages 1557-1565.DOI: 10.31004/obsesi.v5i2.898
Munawaroh Hidayatuh. Pengembangan Model Pembelajaran dengan Permainan Tradisional Engklek Sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2017. Volume 1 Issue 2 (2017) Pages 86 -- 96. DOI: 10.31004/obsesi.v1i2.19
Ni'ma dkk. 2021. Pengembangan  Media  Montase  Berbhan  Alam  Untuk Meningkatkan  Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Ilmu Pendidikan Non Formal. Vol 08. No 1. E-ISSN 2721-7310. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
Titi Rachmi, Mutia Herdana, 2018, Optimalisasi Kreativitas Anak Melalui Aktivitas Montase Pada Usia Taman Kanak -- Kanak di TK Ar-Rahman Tangerang. Journal Article.2018. DOI: 10.36418/syntax-literate.v3i3.359
Dian Miranda.2016.Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di Kota Pontianak. Journal of Prospective Learning. 2016
Susanto, A. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep Dan Teori). Jakarta: Bumi Aksara. Utoyo, S. dkk. 2021.
Muharrar, S., & Verayanti, S. (2013). Kreasi Kolase, montase, mozaik sederhana. Jakarta: Erlangga.
Laliberte, M. (2020). Collage, Montage, Assemblage: History and Contemporary Techniques by Norman Lalibert, Alex Mogelon. Leonardo, 8(1), 84. https://doi.org/10.2307/1573212
Naibaho, S., Indarto, W., & Hukmi, H. (2017). Pengaruh Kegiatan Montase Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tunas Melati Kandis, Kabupaten Siak. Riau University.
Hajar Pamadhi, E. S. S. (2008). Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka.
Restian, A. (2020). Pendidikan Seni Rupa Estetik Sekolah Dasar (Vol. 1). UMMPress.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H