Mohon tunggu...
Erika IntanRosediana
Erika IntanRosediana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sastra Inggris

saya merupakan mahasiswa s1 dengan jurusan sastra inggris. saya menyukai aktifitas yang berhubungan dengan public speaking dan membahas sesuatu yang unik juga menarik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Si Jahat; Cetakan Tuhan atau Ibu Bapa?

22 Juni 2024   10:07 Diperbarui: 22 Juni 2024   10:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya authoritarian parenting atau pola asuh otoriter merupakan salah satu gaya parenting yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya para orang tua generasi boomers. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini memiliki ekspektasi yang tinggi kepada anak dengan tekanan yang sangat berat, aturan yang ketat dan tidak memperbolehkan anak untuk mengemukakan pendapat. Orang tua menginginkan anak untuk patuh tapa banyak bicara, akibatnya anak akan menjadi seseorang yang tidak memiliki kepercayaan diri tinggi, plinplan dan mudah diperdaya oleh orang lain.

Gaya uninvolved parenting atau pola asuh abai merupakan parenting yang paling tidak direkomendasikan. Gaya parenting ini berpotensi meningkatkan perilaku buruk dari anak bahkan tindakan kriminal dikemudian hari. Orang tua yang menggunakan gaya parenting ini minim memberikan kasih sayang dan arahan, sehingga anak kurang merasa diperhatikan. Anak yang tidak mendapatkan peran orang tua semasa kecil akan menjadikan pribadi yang pemberontak dan dapat melakukan tindakan kriminal.

Parenting yang baik yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya akan membangun rasa percaya diri yang baik, kemampuan dalam memecahkan masalah, dan kemampuan beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Hal tersebut merupakan keterampilan yang penting dalam menjalani kehidupan manusia.

Namun, pola asuh atau parenting yang salah dapat berakibat fatal terhadap perkembangan anak. Anak yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan, pengabaian, atau pola asuh yang tidak konsisten dapat membuat anak mengalami masalah emosional dan perilaku. Luka yang dialami oleh anak baik secara fisik atau mental dapat membuat anak dikemudian hari melakukan hal yang tidak inginkan, misalnya tindakan criminal, pembohong, penyalahgunaan narkoba dan masalah sosial lainnya.

Bangsa Indonesia yang masih sangat kental dengan budaya leluhur atau budaya yang telah diwariskan turun temurun oleh keluarga sering kali membentuk stereotip yang tidak seharusnya. Stereotip bahwa ayah bekerja dan anak merupakan tanggung jawab seorang ibu adalah salah satu pola asuh yang salah. Adanya hukuman berupa pukulan terhadap anak ketika anak melakukan kesalahan dapat membuat anak menjadi seseorang yang berperilaku keji dikemudian hari. Maka dari itu pentingnya parenting atau polah asuh kini menjadi sebuah darurat karena stereotip dan awamnya orang tua terhadap hal ini.

Pencegahan perilaku yang negatif seperti kriminalitas dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Dengan menerapkan pola asuh yang baik terhadap anak, dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, memiliki rasa empati dan bermoral.

Tentunya pencegahan ini dapat dibantu dari masyarakat yang telah mengerti pentingnya polah asuh terhadap anak. Peran aktif Masyarakat dalam memberikan pengetahuan mengenai parenting ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

  • Menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi anak-anak untuk berkembang.
  • Mempromosikan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Meningkatkan edukasi tentang parenting dan pentingnya pola asuh yang tepat.
  • Menyediakan layanan konseling dan dukungan bagi keluarga yang mengalami kesulitan dalam mengasuh anak.

Adanya kerja sama yang baik antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah yang baik akan menciptakan lingkungan yang positif juga kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak. Anak akan berkembang menjadi individu yang positif dan lebih produktif.

Meskipun begitu, tidak ada satu pun parenting atau pola asuh yang benar-benar sempurna. Setiap anak memiliki karakteristik dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga orang tua harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Maka dari itu mengenali karakteristik anak dan mengetahui apa yang seharusnya orang tua lakukan menjadi sesuatu yang penting dalam membentuk karakter anak dikemudian hari.

Bagaimana orang tua memberikan pola asuh kepada anak merupakan kunci utama dalam pembentukan karakter dan watak seseorang. Pola asuh  yang tepat bisa membantu anak tumbuh menjadi seseorang yang bertanggung jawab, memiliki rasa empati yang tinggi, moral yang baik, sehingga dapat menghindari perilaku-perilaku negatif seperti kriminalitas. Pencegahan perilaku buruk hingga kriminalitas ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan dibutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun