Eurekawomen-Perundungan/bullying adalah kata yang tidak asing bagi kita semua. Perundungan adalah suatu tindakan yang sifatnya merugikan orang lain. Perundungan biasanya dilakukan oleh sekelompok orang terhadap individu tertentu.
Jarang sekali ditemui perundungan yang dilakukan oleh individu yang satu terhadap individu lainnya. Tetapi, meskipun jarang ditemui, tidak menutup kemungkinan perundungan yang dilakukan oleh antar individu tersebut juga bisa terjadi. Konon katanya, perempuan lebih rentan menjadi korban bullying dua kali lipat dari pada laki-laki.
Perundungan bisa saja terjadi di lingkungan sekitar kita, salah satunya lingkungan sekolah. Sekolah yang harusnya menjadi tempat menuntut ilmu justru kerap kali menjadi tempat praktek perundungan.
Perundungan yang dilakukan dapat berupa verbal maupun non verbal. Sebanyak 62% kaum perempuan di Indonesia telah mengalami berbagai macam bentuk perundungan baik itu berbentuk fisik, status sosial, maupun perjalanan karir mereka.
Sebanyak 47% dari 62% wanita yang mengalami perundungan telah mengalami perundungan karena bentuk fisik mereka yang ‘berbeda’ dari perempuan kebanyakan. Ukuran tubuh yang lebih besar atau lebih kecil kerap kali dijadikan bahan ejekan di lingkungan sekitarnya. Warna kulit yang lebih gelap atau terlalu putih (albino) dari perempuan kebanyakan juga tak jarang kita temui dijadikan sebagai bahan ejekan.
Banyak sekali korban perundungan yang menjadi depresi, rendah diri, dan kehilangan motivasi sehingga berfikir untuk mengakhiri hidupnya.
Melihat fenomena tersebut, Eurekawomen, platform digital yang berfokus pada pemberdayaan perempuan mengadakan Self-Positivity Bootcamp untuk merayakan International Women’s Day.
Eurekawomen menggandeng mitra utama #WeGotYourBack dari jenama Makaila Haifa dalam pelaksanaan Self-Positivity Bootcamp sejak Maret-Juni 2023 kemarin. Eurekawomen Self-Positivity Bootcamp ini bertujuan untuk mempersiapkan para perempuan korban perundungan agar bisa menjadi agen perubahan pemberdayaan perempuan di lingkungannya.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan ruang aman sekaligus mengedukasi perempuan Indonesia korban perundungan agar mereka mampu mandiri berdaya dan saling memberdayakan satu sama lainnya. Untuk menjalankan program ini kami menggandeng mitra utama yaitu komunitas #WeGotYourBack dari jenama Makaila Haifa,” ucap Myrna Soeryo selaku Chief Executive Officer Eurekawomen.
Perempuan pada umumnya selalu dikaitkan dengan peran sebagai seorang istri dan seorang Ibu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam stigma masyarakat Indonesia zaman dulu, perempuan selalu diberikan nasehat agar mereka selalu memperhatikan “dapur, sumur, dan kasur”. Namun pada zaman modern seperti sekarang ini, nasehat tersebut dinilai negatif karena dianggap perempuan hanya berfungsi dalam tiga jenis aktivitas saja.