Kecelakaan kerja tentu merupakan suatu kejadiaan yang tidak diinginkan oleh perusahaan, namun tentu saja hal ini dapat terjadi tidak terduga yang akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan baik dari segi waktu, harta benda maupun korban jiwa yang terdapat di suatu proses kerja.
Menurut penelitian yang telah dilakukan di Malaysia rasio terjadinya kecelakaan kerja memiliki perbandingan sebagai berikut 1:12:60 dengan 60 near miss yang berakibat 12 kecelakaan ringan dan 1 cedera serius.Â
Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kecelakaan kerja tertinggi di dunia. Pada tahun 2018 BPJS Ketenagakerjaan mengatakan terdapat 157.313 kasus kecelakaan kerja. Tentu saja angka kecelakaan kerja ini dapat ditekan salah satunya dengan cara menerapkan budaya K3.
Seperti yang diketahui bahwa salah satu bentuk pencegahan kecelakaan di perusahaan adalah dengan menerapan budaya Kesehatan dan Keselamatani Kerja (K3). Safety Talk merupakan salah satu bagian kegiatan terpenting Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja.
Baca juga : Issue K3 dalam Revolusi Industri 4.0
Safety Talk adalah bentuk komunikasi kepada para pekerja untuk mengenalkan dan mengingatkan segala jenis aturan yang ada di lingkungan kerja agar aktivtas pekerjaan berjalan sesuai dengan sistem kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku.Â
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dalam PP. 50 tahun 2012 menyebutkan bahwa komunikasi K3 merupakan bagian dari kegiatan pendukung untuk pencegahan kecelakaan kerja.
Komunikasi Keselamatan Kerja menjadi bagian dari prosesi pertukaran informasi antara dua orang atau lebih berkaitan dengan masalah keaman (Siu et al: 2004).Â
Menurut Vecchio-Sadusi (2007) yang dikutip Rafidah, Shahrina, dan Rohani (2014) mengatakan komunikasi keselamatan yang efektif harus mencakup sebagai berikut: komunikasi yang terbuka dan jelas mengenai keselamatan di antara karyawan dalam suatu organisasi; mendorong perilaku yang aman dengan memberikan umpan balik; menerapkan pelajaran-belajar di program untuk keselamatan.
Baca juga : Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3 pada Era Revolusi 4.0 Berbasis Teknologi Informasi
Sementara itu Cigularov (2010) mengatakan bahwa komunikasi yang efektif sangat penting untuk terlibat pekerja di kegiatan keselamataniuntuk mempertahankan budaya yang positif dan untuk mencapai dukungan dan kerjasama.Â