Teman-teman pasti tidak asing dan pernah mendengar kata meme kan? Guyonan yang khas di berbagai kalangan, dari muda hingga tua. Saat ini, meme telah menjadi bagian dari cara berkomunikasi oleh masyarakat masa kini di era yang serba digital karena gambarnya yang lucu, aneh, dan menggelitik yang tersebar di internet.
Kata meme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Richard Dawkins pada tahun 1976, melalui bukunya yang berjudul The Selfish Gene. Menurut KBBI, meme merupakan cuplikan gambar dari acara televisi, film, atau gambar-gambar buatan sendiri yang dimodifikasi dengan cara menambahkan kata-kata atau tulisan yang bertujuan untuk menghibur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa meme adalah ide, perilaku, atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya.
Meme yang awalnya hanya menyampaikan humor, kini terus berkembang menjadi media penyampaian informasi, media kritik, hingga penyebaran ideologi dari kreator meme. Perlu teman-teman tahu, ternyata fenomena meme yang saat ini tengah marak di sosial media merupakan salah satu bentuk fenomena bahasa.
Dalam meme, terdapat humor dan juga tidak sedikit pelesetan kata yang dapat dikaji dan dipelajari dalam semantik, yaitu relasi homonimi dan hiponimi. Homonimi adalah dua kata atau lebih yang secara kebetulan memiliki pola bunyi yang sama dan bersifat timbal balik, sedangkan hiponimi adalah relasi antara makna generik dan makna spesifik, tidak bersifat timbal balik.
Berikut adalah beberapa contoh meme yang memiliki kaitan dengan semantik, khususnya relasi homonimi dan hiponimi.
Pernyataan di atas menunjukkan adanya relasi homonimi. Kata yang perlu digaris bawahi dan mengandung homonimi adalah kata “Tahu”. Tahu yang dimaksudkan sebenarnya adalah mengandung makna ‘mengerti’, akan tetapi “tahu” yang ada pada ilustrasi yang dilampirkan adalah ‘makanan’. Kata “tahu” termasuk kedalam homonimi karena secara kebetulan memiliki pola bunyi yang sama, namun memiliki makna yang berbeda.
Pernyataan di atas menunjukkan adanya relasi homonimi. Kata yang berhomonimi yaitu “atasan”. “Atasan” yang dimaksudkan adalah ‘pemimpin atau bos’, namun “atasan” yang ada pada pernyataan dan ilustrasi yang terlampir dapat dimaknai sebagai ‘pakaian/baju bagian atas’. Kata “atasan” tersebut termasuk kedalam homonimi karena secara kebetulan memiliki pola bunyi yang sama.
Cewek: Sawi, Seledri, Kangkung
Cowok: Sayur, Sayur, Sayur
Pernyataan di atas menunjukkan adanya relasi hiponimi. Sawi, seledri, dan kangkung merupakan makna spesifik/subordinat dari sayur yang bersifat superordinat. Selain itu, sawi, seledri, dan kangkung sudah pasti sayur, tetapi sayur belum tentu kangkung (hubungannya tidak bersifat timbal balik).
Dari penjelasan diatas pastinya dapat menambah pengetahuan baru bagi teman-teman bahwa meme bukan hanya sekedar guyonan atau lelucon semata, melainkan sebuah fenomena bahasa dan termasuk dalam kajian semantik mengenai relasi homonimi dan hiponimi.
Sumber Referensi:
https://lister.co.id/blog/apa-itu-meme-simak-pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-contohnya/, diakses pada Jumat, 24 November 2023 pukul 18.00 WIB
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).