FBS Mengabdi adalah program baru yang diperkenalkan oleh Fakultas Bahasa dan Seni pada tahun 2024 dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Seni dan menjadi kegiatan wajib bagi mahasiswa semester 3 dari setiap jurusan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Dalam program ini Penulis secara berkelompok berkesempatan mengunjungi kelurahan Kalisegoro. Setelah bertemu Kepala Kelurahan Kalisegoro, Penulis diarahkan untuk mengabdi di KWT Nusa Indah. Di sana Penulis bertemu dengan Bapak Astadi selaku salah satu pengurusnya dan berkesempatan untuk mewawancarai beliau mengenai perawatan tanah di KWT Nusa Indah.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Nusa Indah kini merawat sebanyak 48 jenis tanaman obat keluarga (toga) di kebun mereka. Penanaman dilakukan baik langsung di tanah kebun maupun dalam polybag atau pot. Perawatan tanaman di Nusa Indah sangat memperhatikan kualitas tanah dengan teknik khusus seperti gundukan tanah untuk menghindari longsor saat hujan serta biopori untuk mencegah genangan air.
Tanah yang digunakan untuk penanaman polybag diperkaya dengan sekam dan pupuk dari kotoran kambing. Sekam tidak hanya berfungsi sebagai bahan kompos, tetapi juga mengendalikan populasi bakteri dan gulma. Selain pupuk kotoran kambing, Nusa Indah juga memanfaatkan air rebusan kulit bawang merah dan bawang putih sebagai pupuk cair organik. Kulit bawang putih berfungsi mencegah jamur, sementara kulit bawang merah mendukung pemupukan tanaman secara alami.
Tanaman yang tumbuh langsung di kebun memanfaatkan kesuburan alami tanah dengan penyiraman rutin menggunakan air murni dari sumur artesis, yaitu jenis sumber air yang tidak memerlukan pompa untuk mengalirkan airnya. Kesuburan tanah tetap terjaga meskipun menghadapi musim kemarau, karena ketersediaan air selalu mencukupi. Saat terjadi hujan yang berkepanjangan, kesuburan tanah masih bisa dikendalikan dengan adanya biopori, sehingga sejauh ini tidak ada tanaman yang mengalami kerusakan akibat curah hujan yang tinggi. Dengan metode perawatan ini, kesuburan tanah tetap terjaga, baik di musim hujan maupun kemarau, sehingga tanaman toga tetap tumbuh subur tanpa kendala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H