Pada tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserahterimakan kepada UIN Syarif Hidayatullah. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membuka tingkat Ibtidaiyah pada tahun 1974 dengan 58 murid. Tanggal 7 Januari 1974, ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" MP UIN Jakarta. Pada tahun 1977, dibuka tingkat Tsanawiyah, dan pada 1991, kelas jauh Ibtidaiyah di Pamulang.
Sejak awal September 1974, pembinaan MP UIN Jakarta dilaksanakan oleh Tim Pembinaan di bawah Dekan Fakultas Tarbiyah. Pada tahun 1978, MP UIN Jakarta menjadi Madrasah Pilot Proyek Percontohan. Hingga 1985, empat modul bidang studi diujicobakan. Pada tahun 1988, wewenang pembinaan dan pengelolaan diserahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah.
Pada 2015, cabang Tingkat Tamas Kanak-kanak dibuka di Pamulang. Dalam usianya yang ke-45 tahun, MP UIN Jakarta memiliki 1,347 siswa di tahun pelajaran 2019-2020 dengan berbagai prestasi baik akademik maupun non akademik. Berdirinya MP UIN Jakarta melibatkan sejumlah tokoh penting dalam pendidikan dan pembangunan madrasah tersebut.
2. Apa yang menjadi ciri khas dan keutamaan dari lembaga pendidikan tersebut?
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta memiliki ciri khas sebagai madrasah yang menerapkan pembelajaran berbasis digital pada tahun 2023/2024. Sebelumnya, madrasah ini mengutamakan pendekatan multiple intelligences, sehingga semua kecerdasan peserta didik dapat terfasilitasi dengan baik. Pendekatan ini didasarkan pada teori multiple intelligences yang dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Harvard University, Amerika Serikat. Tujuh jenis kecerdasan yang ditekankan dalam madrasah ini meliputi kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematik, visual-spasial, berirama-musik, jasmaniah-kinestetik, interpersonal, dan intrapersonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta saat ini mengimplementasikan pembelajaran berbasis digital dan mengutamakan pendekatan multiple intelligences.
3. Kurikulum yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tersebut seperti apa?
Pembangunan UIN Jakarta menerapkan 2 kurikulum, yang pertama yaitu Kurikulum yang sudah disiapkan oleh Kementrian Agama karna Madrasah Pembangunan UIN Jakarta berada dibawah naungan Kementrian Agama dan Kurikulum yang ditetapkan oleh Kemendikbud, karena Madrasah Pembangunan adalah sejatinya sebuah lembaga pendidikan. Tahun pelajaran 2023/2024 menerapkan 2 kurikulum di beberapa kelas yang berbeda, untuk Kelas 1 dan 4 menggunakan kurikulum merdeka dan untuk kelas 2,3,5, dan 6 menerapkan kurikulum 2013. Rencananya untuk tahun pelajaran tahun depan semua kelas dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 akan menerapakan kurikulum merdeka.
4. Adakah kurikulum khas dari lembaga tersebut dan adakah kurikulum keagamaan yang dikembangkan oleh lembaga tersebut? Jika ada, bentuknya seperti apa?
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menerapkan berbagai kurikulum, termasuk yang ditetapkan oleh Kementrian Agama dan Kemendikbud, seperti Kurikulum Agama, Kurikulum 2013, dan Kurikulum Merdeka. Mereka mengembangkan kurikulum dengan melibatkan unsur keagamaan dan kebijakan dari kemendikbud, namun melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam pengembangan kurikulum keagamaan, madrasah ini mengaplikasikan inovasi dalam Habitual Kurikulum. Setiap hari, peserta didik dari kelas 1 hingga kelas 6 melaksanakan pembiasaan ibadah, termasuk membaca Al-Quran dengan metode Tilawati. Kelas 1-3 dibimbing oleh dua guru, sementara kelas 4-6 melakukan Tadarus Quran. Selain membaca dan mengaji, peserta didik juga dilatih untuk berbicara di depan kelas dan memberikan tausiyah kepada teman-temannya, mendorong keterlibatan teman sebaya dalam memberikan nasihat.
Dalam kurikulum intrakurikuler, khususnya pada pembelajaran Akidah Akhlak, Fiqih, dan Al-Quran Hadis, kelas 1-3 lebih menekankan kegiatan praktik daripada ujian tulis. Namun, pada kelas 4-6, masih diterapkan ujian tertulis sebagai persiapan menghadapi ujian akhir sekolah. Selain itu, madrasah juga memperluas alokasi waktu pembelajaran Al-Quran Hadis dari kurikulum Kemenag, mencapai 6 jam seminggu, dengan fokus pada pembelajaran teori dan praktik membaca Al-Quran serta pengembangan hafalan Quran dari kelas 1 hingga 6. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kemampuan membaca dan menghafal Al-Quran anak-anak.