Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Percayalah, Nilaimu Akan Berbeda Di Mata Semua Orang : Manusia Dan Ketidaksempurnaannya

22 Januari 2025   08:12 Diperbarui: 22 Januari 2025   08:17 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com AI

Kadang kita sering menghadapi momen di mana nama baik atau citra diri kita dipertanyakan, bukan karena kesalahan langsung yang kita buat, melainkan karena persepsi orang lain yang belum tentu benar. Hal ini kerap membuat kita bertanya-tanya: Mengapa begitu mudah bagi orang untuk menilai tanpa mengenal kita sepenuhnya? Lebih parah lagi, kadang penilaian itu datang dari cerita yang bahkan tidak pernah kita alami langsung.

Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk mendengar, mempercayai, dan menyebarkan informasi, tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Dalam banyak kasus, hal ini menciptakan stereotip, pembunuhan karakter, atau bahkan konflik sosial yang tidak perlu. Maka, penting untuk mengingat bahwa setiap orang memandang kita dengan sudut pandang yang berbeda, tergantung pada pengalaman dan emosi mereka. 

Mengapa Nilai Kita Berbeda di Mata Semua Orang?

Pertama, mari kita sadari satu hal: kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Sebaik apapun kita bersikap, selalu ada orang yang melihat kita dari perspektif yang berbeda. Hal ini wajar karena manusia memiliki latar belakang, pengalaman, dan preferensi yang tidak sama.

Misalnya, seseorang mungkin melihatmu sebagai sosok inspiratif karena ketekunanmu. Namun, di mata orang lain, ketekunanmu bisa dianggap sebagai ambisi berlebihan atau bahkan sombong. Realitanya, penilaian manusia tidak pernah hitam putih.

Psikolog sosial menyebut fenomena ini sebagai attribution bias kecenderungan manusia untuk menilai tindakan orang lain berdasarkan asumsi, bukan fakta. Misalnya, ketika seseorang terlambat datang ke janji temu, kita cenderung berpikir mereka tidak menghargai waktu, padahal mungkin ada alasan yang valid di balik keterlambatan tersebut.

Penilaian berbasis cerita sering kali menjadi awal dari konflik sosial. Dalam istilah humaniora, hal ini dikenal sebagai social narrative, kisah yang berkembang di masyarakat yang sering kali mengabaikan kebenaran individu. Sayangnya, cerita ini kerap lebih menarik daripada fakta karena biasanya melibatkan drama atau emosi.

Sebagai contoh, bayangkan kamu mendengar seseorang di kantormu disebut sebagai orang yang sulit diajak bekerja sama. Tanpa pernah bekerja langsung dengannya, kamu sudah memiliki prasangka bahwa dia sulit. Lalu, ketika bekerja bersama, setiap hal kecil yang ia lakukan terasa seperti membenarkan prasangka tersebut. Ini adalah efek dari konfirmasi bias, di mana kita mencari bukti untuk mendukung keyakinan awal kita, bahkan jika itu tidak sepenuhnya benar.

Hal ini berbahaya karena dapat menciptakan stigma dan memengaruhi hubungan sosial secara tidak adil. Orang yang menjadi korban cerita negatif sering kali harus berjuang lebih keras untuk membuktikan bahwa mereka tidak seperti yang diceritakan.

Bagaimana caranya agar kita tidak terjebak dalam penilaian yang tidak adil? Jawabannya adalah dengan menjadi lebih kritis terhadap informasi yang kita terima dan membangun empati. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa diambil:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun