Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Transportasi Publik Masih Relevan Di Era Transportasi Online?

17 Januari 2025   17:10 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi

Dalam beberapa tahun terakhir, transportasi online semakin mendominasi kehidupan masyarakat urban. Kehadirannya menggeser popularitas transportasi publik yang dulu menjadi andalan banyak orang untuk beraktivitas sehari-hari. Layanan seperti ojek dan taksi online kini menjadi pilihan utama bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan, kepraktisan, dan efisiensi. Fenomena ini bukan hanya perubahan cara masyarakat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mencerminkan bagaimana gaya hidup modern memengaruhi preferensi transportasi.

Salah satu alasan utama mengapa transportasi online diminati adalah kepraktisannya. Dengan hanya beberapa klik di aplikasi ponsel, pengguna dapat memesan kendaraan kapan saja dan di mana saja. Tidak perlu repot mencari halte atau terminal, apalagi menunggu kendaraan datang di bawah terik matahari atau guyuran hujan. Hal ini memberikan kenyamanan tersendiri bagi masyarakat yang memiliki jadwal padat dan ingin menghemat waktu.

Selain itu, kendaraan transportasi online umumnya lebih nyaman dibandingkan angkutan umum tradisional. Banyak pengguna merasa lebih aman dan terjaga privasinya saat menggunakan layanan ini. Kendaraan yang digunakan juga cenderung bersih dan terawat karena penyedia layanan menetapkan standar tertentu untuk mitra pengemudi mereka.

Meskipun pada awalnya layanan transportasi online dianggap mahal, kompetisi di industri ini membuat tarifnya semakin bersaing. Banyak perusahaan transportasi online memberikan berbagai promo dan diskon untuk menarik pelanggan. Selain itu, opsi untuk berbagi perjalanan dengan penumpang lain (ride-sharing) juga memungkinkan pengguna untuk menghemat biaya.

Jika dibandingkan, transportasi online sering kali menawarkan keseimbangan antara harga dan kenyamanan. Sementara angkutan umum seperti bus atau angkot memang lebih murah, pengalaman yang ditawarkan belum tentu sepadan dengan pengorbanan waktu dan kenyamanan.

Di sisi lain, transportasi publik masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal kenyamanan dan efisiensi. Banyak masyarakat mengeluhkan kondisi angkutan umum yang kurang bersih dan kerap penuh sesak, terutama pada jam-jam sibuk. Selain itu, waktu tunggu yang lama akibat kendaraan "ngetem" untuk mencari penumpang sering kali membuat pengguna frustrasi.

Kendala lainnya adalah rute yang terbatas. Tidak semua area terjangkau oleh transportasi publik, sehingga pengguna harus berganti-ganti moda untuk mencapai tujuan. Hal ini berbeda dengan transportasi online yang menawarkan layanan door-to-door, menghilangkan kebutuhan untuk berjalan kaki jauh atau berganti kendaraan.

Masyarakat modern cenderung mengutamakan efisiensi waktu. Dalam konteks ini, transportasi online lebih unggul karena memungkinkan pengguna untuk langsung menuju tujuan tanpa perlu berhenti di banyak titik. Hal ini sangat penting bagi mereka yang memiliki jadwal padat, seperti pekerja kantoran, mahasiswa, atau ibu rumah tangga yang sibuk mengurus keluarga.

Selain itu, transportasi online juga memberikan fleksibilitas yang sulit ditandingi oleh transportasi publik. Pengguna dapat memesan kendaraan kapan saja, bahkan di tengah malam sekalipun, sesuatu yang sulit dilakukan jika mengandalkan transportasi umum.

Dengan semakin populernya transportasi online, angkutan umum mulai kehilangan pelanggan. Di banyak kota besar, jumlah penumpang bus, kereta, atau angkot terus menurun. Hal ini tentu berdampak pada pendapatan operator transportasi publik, yang akhirnya kesulitan untuk melakukan perbaikan fasilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun