Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kontroversi "Sad Food" pada Makanan Bergizi Gratis

9 Januari 2025   07:48 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Budaya Digital dan Ekspektasi
Generasi muda yang tumbuh dengan media sosial sering memprioritaskan estetika di atas fungsi. Mereka terbiasa melihat makanan yang disajikan dengan plating indah, warna-warni, dan foto yang menggiurkan. Ketika makanan gratis tidak sesuai dengan standar estetika ini, mereka cenderung merasa kecewa.

Pro dan Kontra di Media Sosial

Di media sosial, diskusi tentang makanan gratis ini memunculkan berbagai pendapat.

Banyak yang memuji inisiatif pemerintah untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka berpendapat bahwa program ini adalah langkah konkret untuk mengurangi tingkat gizi buruk dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.
Sebagian besar kritik datang dari penyajian makanan yang dianggap kurang menarik. Beberapa juga mempertanyakan efisiensi pengelolaan anggaran dan apakah makanan yang tidak dimakan menjadi tumpukan sampah, sehingga program ini justru kurang efektif.

Solusi untuk Mengatasi "Sad Food"

Agar makanan gratis ini diterima dengan baik oleh anak-anak, beberapa langkah perbaikan dapat dilakukan:

1. Meningkatkan Variasi Menu
Variasi makanan yang lebih beragam bisa membuat program ini lebih menarik. Misalnya, menambahkan variasi seperti nasi goreng sehat, mi pangsit bergizi, atau lauk pauk yang dikreasikan dengan inovasi modern.

2. Melibatkan UKM Profesional
Menggerakkan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berpengalaman dalam bidang kuliner dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas rasa dan tampilan makanan. UKM lokal juga dapat menciptakan peluang kerja dan mendukung perekonomian daerah.

3. Edukasi tentang Gizi
Anak-anak dan orang tua perlu diedukasi mengenai pentingnya makanan bergizi. Dengan pemahaman yang lebih baik, mereka dapat lebih menerima makanan gratis yang diberikan.

4. Meningkatkan Presentasi Makanan
Penyajian makanan yang lebih estetis dan menarik dapat mengubah persepsi anak-anak terhadap menu yang ada. Misalnya, menambahkan garnish sederhana, menggunakan wadah berwarna cerah, atau menyusun makanan dengan lebih kreatif.

5. Melibatkan Anak-Anak dalam Penyusunan Menu
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan tentang menu yang mereka inginkan dapat membantu menciptakan rasa memiliki terhadap program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun