Namun, menghidupkan kembali UN tidak berarti kita harus kembali ke sistem lama yang penuh tekanan. Sebaliknya, kita dapat menciptakan model UN yang lebih relevan dan berorientasi pada pembelajaran. Berikut adalah beberapa usulan:
1. UN Berbasis Kompetensi:
  Alih-alih hanya menguji hafalan, UN dapat dirancang untuk mengukur kompetensi siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran holistik.
2. UN dengan Sistem Modular:
  Ujian dapat dibagi menjadi beberapa modul sesuai dengan mata pelajaran tertentu dan diadakan secara bertahap. Dengan demikian, tekanan pada siswa dapat diminimalkan, dan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk memahami materi.
3. UN sebagai Alat Diagnostik:
  Selain sebagai alat evaluasi, UN juga bisa digunakan untuk mendiagnosis kelemahan siswa dalam bidang tertentu. Hasil UN dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk memberikan intervensi pembelajaran yang tepat.
4. Mengintegrasikan Teknologi:
  UN dapat memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan ujian yang lebih interaktif dan menarik. Misalnya, soal berbasis simulasi atau proyek yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan teknologi informasi.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
UN hanyalah salah satu bagian dari solusi. Untuk benar-benar meningkatkan motivasi belajar, keterlibatan guru dan orang tua sangat penting. Guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Mereka juga harus memberikan penghargaan atas usaha siswa, bukan hanya hasil akhirnya.
Sementara itu, orang tua perlu mendampingi anak-anak mereka dalam belajar. Dukungan emosional dan pengawasan yang konsisten dari orang tua dapat membantu anak-anak memahami pentingnya pendidikan. Dengan kolaborasi antara sekolah dan rumah, motivasi belajar siswa dapat meningkat secara signifikan.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan masa depan bangsa. Ketika motivasi belajar siswa menurun, kita tidak hanya kehilangan potensi individu, tetapi juga mengancam kualitas generasi penerus. Menghidupkan kembali UN sebagai bagian dari upaya meningkatkan motivasi belajar adalah langkah yang layak dipertimbangkan, asalkan dilakukan dengan pendekatan yang inovatif dan manusiawi.
Dengan memberikan tujuan belajar yang jelas, mengintegrasikan teknologi, dan melibatkan peran aktif guru serta orang tua, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya mengejar angka, tetapi juga membangun karakter dan kompetensi siswa. Saatnya kita beraksi untuk memastikan bahwa belajar kembali menjadi prioritas bagi anak-anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H