Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Trik Menyusun Anggaran Keuangan Rumah Tangga di Tengah Kenaikan Pajak 2025

31 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bingimage.com AI


Lonjakan pajak yang direncanakan pada tahun 2025 menjadi tantangan besar bagi keluarga Indonesia, khususnya mereka yang hidup dengan penghasilan sesuai Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Dalam kondisi seperti ini, peran istri sebagai manajer keuangan rumah tangga menjadi semakin krusial. Keterampilan mengelola anggaran tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk memastikan keuangan keluarga tetap sehat dan stabil meski di tengah tekanan ekonomi.

Kenaikan pajak sering kali berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Ketika pendapatan bersih menurun akibat pajak yang lebih tinggi, pengeluaran rumah tangga perlu disesuaikan agar kebutuhan utama tetap terpenuhi. Tantangan ini semakin berat bagi keluarga dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami komponen pajak yang memengaruhi penghasilan dan bagaimana hal tersebut berimplikasi pada anggaran bulanan.

Langkah Strategis dalam Penyusunan Anggaran

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu para istri menyusun anggaran rumah tangga secara efektif di tengah situasi ekonomi yang menantang:

1. Evaluasi Pengeluaran Bulanan
   Langkah awal dalam budgeting adalah mengevaluasi pengeluaran rumah tangga. Catat semua pengeluaran selama sebulan, baik yang besar maupun kecil. Klasifikasikan pengeluaran ke dalam tiga kategori utama: kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, dan keinginan. Fokuskan prioritas pada kebutuhan pokok seperti pangan, listrik, air, transportasi, dan pendidikan anak. Dengan data ini, Anda akan mendapatkan gambaran jelas tentang area mana yang masih bisa dihemat.

2. Buat Anggaran Berbasis Prioritas  
  Setelah mengevaluasi, buat anggaran bulanan yang realistis berdasarkan penghasilan bersih keluarga. Pastikan kebutuhan pokok mendapat porsi terbesar. Misalnya:
 50% untuk kebutuhan pokok: Makanan, tempat tinggal, transportasi, dan utilitas.
 30% untuk kebutuhan sekunder: Pendidikan anak, kesehatan, dan asuransi.
 20% untuk tabungan dan dana darurat: Jangan abaikan pentingnya menyisihkan dana untuk keperluan tak terduga.
Pembagian ini fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik keluarga Anda.

3. Hindari Doom Spending  
  Istilah "doom spending" mengacu pada pengeluaran impulsif yang sering kali muncul saat seseorang merasa tertekan. Misalnya, belanja online untuk barang-barang yang tidak terlalu diperlukan. Kebiasaan ini harus dihindari dengan cara:
   - Membuat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau toko.
   - Mengatur anggaran mingguan untuk pengeluaran konsumtif.
   - Menghindari promosi atau diskon yang menggoda jika barang tersebut bukan kebutuhan utama.

4. Minimalkan Pemborosan
   Ada banyak cara untuk mengurangi pemborosan dalam anggaran rumah tangga, seperti:
   - Memasak di rumah daripada membeli makanan jadi. Ini tidak hanya lebih hemat tetapi juga lebih sehat.
   - Menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan untuk menghemat biaya bahan bakar.
   - Membeli barang grosir untuk kebutuhan bulanan, seperti beras, minyak, dan gula, yang biasanya lebih murah.
   - Memanfaatkan layanan komunitas atau subsidi pemerintah, misalnya program sembako murah.

5. Lakukan Review dan Penyesuaian Berkala
   Anggaran rumah tangga bukanlah sesuatu yang statis. Lakukan evaluasi setiap akhir bulan untuk memastikan pengeluaran sesuai dengan rencana. Jika ada pengeluaran tak terduga, cari cara untuk mengimbangi dengan mengurangi pos lain di bulan berikutnya.

Mengelola Harapan dan Komunikasi dengan Suami

Peran istri sebagai penyusun anggaran tidak akan efektif tanpa komunikasi yang baik dengan suami. Diskusikan bersama tentang prioritas keluarga dan pengorbanan yang harus dilakukan demi mencapai kestabilan finansial. Libatkan suami dalam proses pengambilan keputusan agar seluruh keluarga memahami pentingnya disiplin anggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun