Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamu Hebat, Kok, Meski Jalanmu Sedikit Terlambat

25 Desember 2024   09:57 Diperbarui: 25 Desember 2024   09:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com AI

Kadang, sebagai manusia, kita suka merasa stuck. Kayak hidup lagi pause gitu, nggak maju-maju. Orang lain udah terbang tinggi, meraih mimpi, sementara kita? Masih di titik yang sama, dengan situasi yang sama. Mulai deh ngerasa insecure. Nanya-nanya dalam hati, 

"Apa yang salah sama aku? Kenapa aku lambat banget, ya?"

Itu wajar. Tapi, coba deh, pause sebentar dari overthinking. Jangan buru-buru nyalahin diri sendiri. Kamu sebenarnya hebat kok. Mungkin jalanmu aja yang sedikit terlambat.

Orang Lain Kelihatan Terbang, Kita Masih Merangkak

Media sosial nggak membantu sih, ya. Teman-teman pada pamer pencapaian---lulusan cumlaude, kerja di perusahaan besar, traveling ke luar negeri. Sementara kita cuma bisa scroll sambil mikir, "Kapan ya aku bisa kayak gitu?"

Tapi tahu nggak, apa yang terlihat di permukaan belum tentu menggambarkan realitanya. Orang yang kelihatan "udah di atas" juga punya struggle sendiri. Mereka mungkin lebih cepat sampai ke puncak karena punya privilege---entah keluarga mendukung, finansial mapan, atau peluang yang datang lebih dulu. Tapi, apa artinya hidup kalau cuma dihitung dari cepat-cepatan mencapai sesuatu?

Mungkin kita nggak punya semua itu. Tapi justru di situlah letak hebatnya kita. Kita berjalan pelan-pelan, tanpa bantuan privilege, hanya bermodalkan tekad dan hati yang kuat. Kalau orang lain disuruh jalanin hidup seperti kita, belum tentu mereka bisa bertahan.

Kamu Lebih Kuat dari yang Kamu Kira

Coba deh bayangin ini: kamu sering dihantam masalah, dihujani rasa kecewa, bahkan mungkin udah berkali-kali patah hati sama mimpi yang nggak kesampaian. Tapi lihat, kamu masih berdiri. Kamu masih bisa ketawa bareng teman di warung kopi. Kamu masih bisa rebahan santai meski isi dompet nggak seberapa. Itu kekuatan yang luar biasa, lho.

Orang yang hidupnya penuh privilege mungkin nggak ngerti gimana rasanya tetap tegar saat semua terasa berat. Mereka punya semua fasilitas untuk merasa nyaman---bisa bayar psikolog mahal, minum obat tidur buat rileks, atau bahkan liburan mewah untuk healing. Tapi kamu? Kamu cuma butuh ngobrol sama teman sambil makan bakso buat merasa lebih baik.

Kadang, kesederhanaan kita justru jadi sumber kekuatan. Kita nggak perlu banyak syarat untuk bahagia. Kita tahu gimana caranya bertahan meski sering nggak dianggap atau diremehkan. Dan itu sesuatu yang nggak semua orang punya.

Kebahagiaan Itu Soal Perspektif

Mungkin kita sering iri sama hidup orang lain yang terlihat "sempurna." Tapi coba lihat dari sudut pandang yang berbeda. Hidup mereka yang kelihatan mewah belum tentu bikin mereka lebih bahagia.

Bahkan, ada orang yang punya segalanya tapi tetap merasa kosong. Mereka sibuk mencari kebahagiaan lewat barang mahal atau pencapaian besar, sementara kita bisa menemukan kebahagiaan di hal-hal sederhana---kayak ngobrol santai, nonton film di kamar, atau sekadar ngopi di sore hari.

Jadi, siapa yang sebenarnya lebih bahagia?

Jalanmu Mungkin Lambat, Tapi Itu Bukan Masalah

Kita sering terjebak sama pola pikir kalau kesuksesan itu harus cepat. Padahal, hidup nggak sekompetitif itu. Setiap orang punya timeline-nya masing-masing. Kalau jalanmu terasa lambat, bukan berarti kamu nggak hebat. Justru, proses yang panjang itu bikin kamu lebih kuat dan bijaksana.

Ibaratnya, kalau hidupmu diibaratkan naik gunung, kamu mungkin belum sampai puncak. Tapi lihat, kamu udah melewati jalan berbatu, licin, dan penuh rintangan. Kamu belajar lebih banyak dari proses itu dibanding orang yang langsung sampai puncak pakai lift.

Jadi, daripada sibuk membandingkan diri sama orang lain, fokus aja sama langkahmu sendiri. Kamu mungkin lambat, tapi setiap langkah kecil itu berarti. Dan ingat, nggak ada yang sia-sia dari sebuah perjalanan.

Hebatmu Ada di Ketahananmu

Satu hal yang perlu kamu ingat: kamu itu hebat, meski mungkin orang lain nggak melihatnya. Hebatmu bukan diukur dari seberapa cepat kamu mencapai sesuatu, tapi dari seberapa kuat kamu bertahan.

Bayangin kalau orang lain disuruh jalanin hidup kayak kamu. Apakah mereka bisa tetap ketawa di tengah hancurnya hati? Apakah mereka bisa tetap bersyukur meski uang pas-pasan? Belum tentu. Itu kehebatanmu---bisa menikmati hidup meski penuh keterbatasan.

Jadi, mulai sekarang, coba kasih apresiasi ke diri sendiri. Jangan cuma fokus sama apa yang belum kamu capai, tapi lihat juga seberapa jauh kamu udah berjalan. Kamu lebih hebat dari yang kamu kira, kok.

Ingat, hidup itu nggak melulu soal siapa yang lebih dulu sampai. Kadang, yang terpenting adalah menikmati perjalanan, pelan-pelan, sambil belajar dan tumbuh. Dan kalaupun jalanmu terasa lambat, nggak aa-apa. Yang penting, kamu tetap melangkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun