Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ibu Adalah Segalanya, Dan Segalanya Dikerjakan Ibu

22 Desember 2024   07:34 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:34 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com Ai

Hari Ibu selalu menjadi momen spesial untuk merayakan sosok yang tak tergantikan dalam hidup kita. Ucapan penuh cinta, sweet poems, hingga hadiah-hadiah mahal diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada para ibu. Namun, di balik semua perayaan itu, ada satu hal yang sering kali terabaikan: ibu tidak hanya butuh penghargaan pada satu hari, tetapi juga perhatian dan dukungan every single day.

Kita sering mengatakan bahwa "ibu adalah segalanya." Namun, sadarkah kita bahwa ungkapan itu sering kali diartikan secara harfiah sebagai "segalanya dikerjakan ibu"? Dari pekerjaan rumah tangga seperti cuci piring, cuci baju, masak, setrika, sampai anter jemput  anak-anak, semuanya kerap dibebankan pada ibu seorang diri. Dalam banyak kondisi saat ini, ibu juga bahkan bekerja di luar rumah untuk membantu keuangan keluarga. Kebayang nggak udah capek di luar kerja seharian, masih harus dihadapkan dengan kerjaan dirumah yang menumpuk.

Dan ketika semua tanggung jawab ini dijalankan tanpa henti, ibu tidak hanya lelah secara fisik, tetapi juga secara mental. 

Apakah ini cara terbaik kita mencintai ibu?

Segalanya Bukan Berarti Tanpa Batas

Sering kali, ibu dianggap sebagai superwoman yang tidak pernah lelah. Bahkan ketika sakit, ibu tetap bangkit, memastikan rumah tertata, makanan tersedia, dan anak-anak terurus. 

Namun, mari kita jujur: ibu bukanlah robot. Ia adalah manusia biasa dengan keterbatasan fisik dan emosional. Ketika kita membiarkan ibu menangani semua kerjaan di rumah seorang diri, kita sebenarnya sedang menambah beban yang tidak adil di pundaknya.

Bayangkan ini: pagi hari, ibu harus menyiapkan sarapan sambil merapikan rumah. Selesai memasak, ia melanjutkan mencuci piring, menjemur pakaian, lalu melipat setrikaan. Semua itu dilakukan sambil tetap menjaga anak-anak dan memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi. Kadang, pekerjaan ini terus berlanjut hingga malam tanpa jeda. Di mana waktu untuk ibu? Di mana waktu untuk self-care yang sangat ia butuhkan?

Beyond Gifts and Flowers

Saat Hari Ibu tiba, banyak dari kita berlomba-lomba memberikan special gifts, bunga, atau kado mahal. Hal ini tentu indah dan bermakna, tetapi hadiah terbaik sebenarnya bukan itu. Hadiah terbaik adalah waktu dan perhatian. Ibu butuh lebih dari sekadar ucapan manis di satu hari—ia butuh support dalam kesehariannya.

Apakah kita pernah bertanya kepada ibu, “Apa yang bisa kubantu hari ini?” Atau mengambil inisiatif untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa menunggu diminta? Membantu ibu dengan tugas-tugas kecil seperti menyapu, mencuci piring, atau bahkan bermain dengan adik-adik, adalah bentuk kasih sayang yang jauh lebih nyata daripada sekadar kata-kata. Small actions seperti ini membuat ibu merasa dihargai dan dicintai setiap saat, bukan hanya di momen tertentu.

The Power of “Me Time” for Moms

Salah satu hal yang sering diabaikan adalah kebutuhan ibu untuk memiliki me time. Waktu untuk dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan rumah, anak-anak, atau tugas yang menumpuk. Banyak ibu yang merasa bahwa waktu istirahat adalah sebuah kemewahan yang sulit dicapai. Padahal, me time adalah kebutuhan yang penting agar ibu bisa menjaga keseimbangan mental dan emosionalnya.

Sebagai anak atau pasangan, kita bisa memberikan hadiah berupa waktu istirahat. Misalnya, ambil alih tugas rumah tangga di akhir pekan, berikan ibu kesempatan untuk tidur lebih lama, atau biarkan ia menikmati favorite activities-nya, seperti membaca buku, menonton film, atau sekadar minum kopi dalam suasana tenang. Hal sederhana seperti ini bisa menjadi hadiah yang jauh lebih berharga daripada expensive gifts.

Actions Speak Louder Than Words

Menyayangi ibu bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga tindakan nyata. Jika benar-benar mencintai ibu, kita harus berhenti membiarkan semua pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawabnya seorang diri. Berbagi tugas adalah bentuk kepedulian kepada ibu sebagai orang yang paling berjasa, bukan sekadar pelayan dalam keluarga.

Setiap anggota keluarga, baik suami maupun anak-anak, bisa mengambil peran. Anak-anak bisa belajar merapikan mainan mereka sendiri atau membantu tugas-tugas kecil seperti mengambil cucian. Suami bisa membantu memasak, mencuci, atau bahkan sekadar mendengarkan ibu bercerita setelah seharian sibuk. Hal-hal ini mungkin terlihat kecil, tetapi dampaknya sangat besar bagi kesehatan fisik dan mental ibu.

The True Meaning of Appreciation

Hari Ibu adalah momen refleksi, bukan sekadar selebrasi. Refleksi tentang bagaimana kita telah memperlakukan ibu selama ini. Apakah kita hanya memujinya di depan orang lain, tetapi membiarkan ibu berjuang sendiri di rumah? Apakah kita memberikan ibu waktu untuk dirinya sendiri, atau justru terus menambahkan beban di punggungnya?

Jika kita benar-benar menghargai ibu, mulailah dari tindakan nyata. Jangan hanya mengucapkan “Mom, you’re the best,” tetapi buktikan dengan membantu dan meringankan pekerjaannya. Jangan hanya memberikan kado spesial pada Hari Ibu, tetapi berikan hadiah berupa perhatian dan dukungan setiap hari. Jangan hanya mencintai ibu dengan kata-kata, tetapi tunjukkan dengan perbuatan.

Karena Ibu Juga Manusia Bisa Capek

Di balik semua kekuatan dan ketangguhan seorang ibu, ada hati yang butuh dimengerti, ada tubuh yang butuh istirahat, dan ada jiwa yang butuh cinta. Ibu juga manusia, bukan superwoman. Memberikan ruang bagi ibu untuk menikmati hidup adalah bentuk cinta yang sejati.

Jadi, mari jadikan Hari Ibu ini sebagai pengingat bahwa ibu layak mendapatkan kebahagiaan setiap hari. Dan kebahagiaan itu tidak selalu berasal dari kado mahal, tetapi dari perhatian, dukungan, dan pengertian bahwa ibu juga butuh waktu untuk dirinya sendiri. Jika kita benar-benar mencintai ibu, bantu ia merasa dihargai setiap hari, bukan hanya di Hari Ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun