Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Solo Kota Dengan Ritme Hidup Yang Tenang

21 Desember 2024   14:07 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:07 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal terbaik dari Solo adalah ritme kehidupannya yang nggak terlalu cepat, tapi juga nggak terlalu lambat. Jalanan di sini jauh lebih bersahabat dibandingkan Jakarta atau Surabaya. Kamu nggak perlu stres menghadapi kemacetan setiap hari.

Solo juga punya banyak ruang hijau dan tempat publik yang nyaman. Misalnya, kamu bisa jalan-jalan sore di Taman Balekambang atau duduk santai di Alun-Alun Kidul. Ada juga banyak jalan kecil yang rindang, cocok buat kamu yang suka jalan kaki atau bersepeda.

Selain itu, kota ini tetap hidup dengan aktivitas masyarakatnya, terutama di pasar tradisional. Pasar Gede dan Pasar Klewer adalah contoh tempat di mana kamu bisa merasakan kehidupan Solo yang sebenarnya. Di sana, interaksi antara pedagang dan pembeli terasa hangat dan santai, nggak tergesa-gesa.

Budaya yang Mendukung Slow Living

Solo bukan cuma tenang, tapi juga punya budaya yang kaya. Di sini, tradisi dan seni lokal masih hidup dan jadi bagian dari keseharian masyarakat. Mulai dari wayang kulit, gamelan, hingga upacara adat, semua itu masih terus dilestarikan.

Gaya hidup masyarakat Solo yang sederhana juga mencerminkan filosofi "nrimo ing pandum"—menerima dengan ikhlas apa yang diberikan. Prinsip ini ngajarin kita untuk bersyukur dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, daripada terus mengejar sesuatu yang nggak ada habisnya.

Budaya ini sangat selaras dengan konsep slow living. Di Solo, kamu diajak untuk menikmati momen, menghargai tradisi, dan menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Tantangan di Era Modern

Tentu saja, Solo juga punya tantangan. Modernisasi mulai masuk, dengan hadirnya pusat perbelanjaan, kafe modern, dan tren gaya hidup yang lebih urban. Kalau nggak hati-hati, budaya sederhana yang jadi ciri khas Solo bisa tergeser.

Tapi sejauh ini, masyarakat Solo punya daya tahan yang kuat terhadap perubahan. Mereka tetap mempertahankan tradisi dan kebiasaan lokal yang sederhana, meski ada godaan modernisasi. Ini yang bikin Solo tetap terasa spesial—modernisasi ada, tapi nggak mendominasi.

Solo itu seperti oase di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Dengan gaya hidup yang sederhana, biaya hidup yang terjangkau, dan suasana kota yang tenang, Solo menawarkan semua yang kamu butuhkan untuk menjalani hidup yang lebih santai dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun