Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pribadi yang Tumbuh adalah Pribadi yang Sering Dibuat Rapuh

15 Desember 2024   06:48 Diperbarui: 15 Desember 2024   07:23 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bingimage.com AI

Dalam konteks ini, rasa sakit dan luka bukanlah musuh, melainkan teman perjalanan yang membantu kita memahami arti kehidupan. Mereka memaksa kita untuk mencari alasan mengapa kita harus terus melangkah ke depan, meskipun jalan yang kita tempuh penuh dengan rintangan.

Hidup ini memang tidak mudah. Ada badai yang menghantam tanpa henti, ada kesedihan yang terasa tidak berkesudahan, dan ada kekecewaan yang mendalam. Namun, justru dalam momen-momen tersebut kita menemukan kekuatan sejati kita. Seperti pohon yang akarnya semakin kuat ketika diterpa angin kencang, manusia juga tumbuh lebih kokoh melalui pengalaman pahit.

Pribadi yang sering terluka menjadi pribadi yang kebal terhadap rasa sakit. Mereka memahami bahwa rasa sakit adalah bagian dari proses menjadi lebih baik. Luka mengajarkan mereka untuk bersabar, untuk tidak mudah menyerah, dan untuk terus berharap meskipun keadaan tampak suram. Dalam proses ini, mereka menemukan jati diri mereka yang sebenarnya.

Cobalah Merangkul Kerapuhan

Kerapuhan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Alih-alih melihatnya sebagai kelemahan, kita harus belajar untuk merangkulnya sebagai langkah menuju pertumbuhan. Pribadi yang tumbuh adalah pribadi yang pernah dibuat rapuh, tetapi memilih untuk bangkit, belajar, dan terus melangkah maju. Meskipun hidup ini penuh dengan hantaman, kita memiliki kemampuan untuk mengubah luka menjadi kekuatan, dan rasa sakit menjadi hikmah. Jadi, ketika badai kehidupan datang menghantam, ingatlah bahwa setiap luka yang kita terima adalah langkah menuju pribadi yang lebih tangguh dan lebih bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun