Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kepepet Bikin Manusia Jadi Lebih Cerdas

1 Desember 2024   10:26 Diperbarui: 1 Desember 2024   10:32 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : galeri pribadi

Ada momen dalam hidup yang mengajarkan kita bahwa, di tengah keterbatasan, otak kita tiba-tiba saja menjadi lebih cerdas dan tangan mendadak terampil. Salah satu contohnya adalah pengalaman pribadi saya dengan stop kontak mati di rumah. Ini bukan sekadar cerita biasa, tapi kisah tentang bagaimana "kepepet" mengubah saya yang nggak tahu apa-apa soal listrik jadi teknisi dadakan---meski penuh dengan rasa takut dan doa berlapis.

Hari itu, situasinya benar-benar nggak ideal. Stop kontak mendadak mati, dompet di akhir bulan sedang menipis, dan waktu sudah sore. Artinya, mencari tukang listrik bukan hanya butuh biaya lebih, tapi juga sulit karena kebanyakan orang sudah istirahat. Dalam kondisi ini, mau nggak mau saya harus mikir cepat. Rasanya kayak dilempar ke medan perang tanpa senjata---kecuali akal sehat dan koneksi internet.

YouTube Jadi Guru Darurat

Tiba-tiba, ide brilian muncul: buka YouTube! Di sana, ada segalanya, dari cara masak mie instan sampai memperbaiki stop kontak mati. Saya ketik kata kunci "cara memperbaiki stop kontak mati" dan muncul banyak tutorial yang tampak simple, setidaknya kalau dilihat. Dari sekian banyak video, saya pilih yang durasinya paling pendek---karena waktu mendesak dan mental saya udah keburu ciut duluan.

Sambil nonton, saya mulai memahami bahwa masalahnya bisa jadi cuma soal kabel. Setelah hampir 30 menit menonton ulang beberapa bagian video, akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba sendiri.

Bongkar Stop Kontak dengan Modal Nekat

Dengan alat seadanya---obeng, tang kecil, dan doa---saya mulai membuka stop kontak. Tangannya gemetaran, jujurly. Ini pertama kalinya saya bongkar stop kontak, dan terus terang saya nggak yakin apakah saya lebih takut listriknya, atau takut gagal dan makin memperburuk keadaan.

Setelah bongkar sana-sini, akhirnya saya menemukan masalahnya: ada kabel yang lepas dari baut. Dalam tutorial, kelihatannya gampang banget untuk menyambungkannya kembali. Tapi kenyataannya, memegang kabel kecil sambil memastikan semuanya aman ternyata jauh lebih sulit dari ekspektasi.

Di tengah-tengah proses itu, saya komat-kamit baca doa. Rasanya seperti mengerjakan ujian praktek yang kalau salah sedikit, taruhannya korsleting listrik. Saya pasang kabel itu ke tempatnya, memutar baut dengan hati-hati, dan memastikan semuanya terpasang dengan benar.

Momen Menegangkan: Saatnya Coba Nyala Lagi

Setelah kabel tersambung, momen paling mendebarkan adalah menghidupkan listrik lagi. Sebelum itu, saya sudah siap-siap pakai sandal jepit. Entah kenapa, sandal jepit seakan jadi alat perlindungan standar meski sebenarnya nggak ada hubungannya langsung. Dengan napas tertahan dan jantung deg-degan, saya coba nyalakan kembali listrik.

Dan... YEEES! Lampu menyala lagi. Rasanya seperti menang lotre, padahal cuma berhasil bikin stop kontak berfungsi lagi. Bangga? Jelas. Tapi lebih dari itu, lega karena nggak ada insiden yang bikin masalah makin besar.

Pelajaran dari Kejadian Ini

Dari pengalaman ini, saya belajar beberapa hal penting:

  1. Kepepet itu bikin cerdas. Kalau nggak ada tekanan, mungkin saya nggak bakal kepikiran buat belajar hal baru kayak memperbaiki stop kontak. Keadaan darurat memaksa kita keluar dari zona nyaman dan menemukan kemampuan yang mungkin sebelumnya nggak pernah kita sadari.
  2. Listrik bukan mainan. Meski berhasil, saya nggak akan merekomendasikan siapa pun untuk coba-coba seperti ini tanpa pemahaman yang cukup. Kalau kejadiannya berulang, mungkin saya akan lebih memilih manggil tukang listrik meski harus sedikit berkorban finansial.
  3. YouTube adalah penyelamat. Serius, platform ini adalah guru terbaik di situasi darurat. Tentu, kita tetap harus selektif memilih tutorial yang benar-benar terpercaya.

Pengalaman ini kocak tapi juga bikin saya sadar bahwa manusia itu sebenarnya serba bisa, terutama kalau udah kepepet. Meski begitu, saya berharap ke depannya nggak perlu lagi ada kejadian seperti ini. Kalau bisa, mending urusan listrik diserahkan ke ahlinya saja. Tapi kalau pun situasi mendesak seperti ini terulang, setidaknya saya tahu, saya punya kemampuan untuk menghadapi tantangan itu---meski dengan tangan gemetar dan doa nonstop.

"Kepepet memang guru terbaik. Tapi, kalau nggak kepepet, mending jangan coba-coba benerin sendiri, apalagi urusan kelistrikan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun