Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Efektifkah Job Fair Jika Masih Membatasi Usia Pencari Kerja?

29 November 2024   15:24 Diperbarui: 29 November 2024   15:24 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : bingimage.com AI 


Job fair sering dianggap sebagai salah satu solusi efektif untuk menjembatani kebutuhan perusahaan dengan pencari kerja. Namun, bagi sebagian orang, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun, menghadiri job fair bisa menjadi pengalaman yang mengecewakan. Persyaratan yang sering kali diterapkan, seperti batas usia maksimal 28 tahun dan status belum menikah, membuat banyak pencari kerja merasa terdiskriminasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah job fair benar-benar efektif untuk mengatasi pengangguran, terutama bagi kelompok usia ini?

Sebagai seseorang yang telah beberapa kali menghadiri job fair bersama teman-teman, pengalaman kami cenderung serupa. Hampir semua perusahaan yang membuka lowongan kerja menetapkan syarat usia maksimal 28 tahun dan status belum menikah untuk sebagian besar posisi. Tidak peduli seberapa relevan pengalaman kerja kami atau seberapa baik kemampuan yang kami tawarkan, kenyataan ini kerap menjadi hambatan utama. Akibatnya, kami sering kali merasa job fair bukan tempat yang ramah bagi pencari kerja di atas usia 30 tahun.  


Diskriminasi Berdasarkan Usia: Mengapa Masih Terjadi?

Persyaratan batas usia dalam dunia kerja di Indonesia memang sudah menjadi praktik yang umum. Banyak perusahaan menganggap bahwa usia muda identik dengan fleksibilitas, kemampuan belajar yang lebih cepat, serta energi yang lebih besar. Namun, apakah asumsi ini sepenuhnya benar?  

Kenyataannya, usia tidak bisa menjadi indikator tunggal untuk menilai kompetensi seseorang. Banyak pencari kerja di atas 30 tahun yang justru memiliki pengalaman kerja yang lebih matang, kemampuan manajemen waktu yang lebih baik, serta etos kerja yang solid. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa seseorang yang lebih muda akan selalu memiliki kemampuan yang lebih unggul dibandingkan mereka yang lebih tua. Pendekatan yang hanya berfokus pada usia ini juga tidak relevan dengan tantangan dunia kerja modern. Di era teknologi seperti sekarang, kemampuan belajar mandiri, adaptasi terhadap teknologi, dan keahlian khusus lebih penting daripada sekadar angka usia. Namun, sayangnya, banyak perusahaan masih terpaku pada kriteria ini, yang justru mempersempit peluang pencari kerja.  

Job Fair: Harapan yang Belum Tercapai

Job fair seharusnya menjadi solusi untuk mengatasi pengangguran, terutama di negara seperti Indonesia yang tingkat penganggurannya masih cukup tinggi. Namun, realitasnya, job fair sering kali hanya efektif untuk kelompok usia tertentu, yakni mereka yang baru lulus kuliah atau maksimal berusia 28 tahun.  Bagi pencari kerja di atas usia 30 tahun, menghadiri job fair lebih sering terasa seperti buang-buang waktu. Bukannya mendapatkan peluang, mereka justru merasa semakin tersisih. Situasi ini mencerminkan kegagalan job fair untuk menjangkau seluruh segmen pencari kerja secara inklusif.  

Padahal, jika dirancang dengan lebih inklusif, job fair dapat menjadi platform yang membantu perusahaan menemukan kandidat terbaik tanpa harus membatasi kriteria berdasarkan usia atau status pernikahan. Hal ini penting untuk mengoptimalkan potensi tenaga kerja yang ada dan mengurangi tingkat pengangguran.  

Apa yang Harus Diperbaiki?

Untuk menjadikan job fair lebih efektif, terutama bagi pencari kerja di atas usia 30 tahun, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki:  

1. Hapus atau Fleksibilkan Batasan Usia  
   Perusahaan harus mulai mengurangi ketergantungan pada batas usia sebagai kriteria seleksi. Alih-alih berfokus pada usia, mereka seharusnya menilai kandidat berdasarkan kemampuan, pengalaman, dan potensi kontribusi mereka.  

2. Perluasan Jenis Pekerjaan
   Banyak lowongan kerja yang ditawarkan di job fair cenderung untuk posisi entry-level atau posisi yang cocok untuk fresh graduate. Job fair perlu menyediakan lebih banyak posisi untuk tingkat menengah atau senior yang sesuai dengan pencari kerja berpengalaman.  
3. Pendidikan untuk Perusahaan
   Perusahaan perlu diedukasi tentang pentingnya diversitas usia di tempat kerja. Mempekerjakan karyawan dari berbagai rentang usia dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis dan inovatif.  

4. Job Fair Khusus untuk Pencari Kerja Berpengalaman
   Mengadakan job fair khusus untuk pencari kerja berpengalaman dapat menjadi solusi yang lebih efektif. Dengan demikian, pencari kerja di atas 30 tahun memiliki peluang yang lebih besar untuk menemukan pekerjaan yang sesuai.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun