Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di satupena Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pajak Naik, Saatnya Beralih Jajan di Pedagang Kecil?

20 November 2024   08:02 Diperbarui: 25 November 2024   23:49 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: bingimage.com AI

Rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% sedang hangat dibicarakan. Kalau dipikir-pikir, buat warga yang penghasilannya dua digit, mungkin kenaikan ini nggak akan terlalu berasa. 

Tetapi buat kita yang masuk kategori mendang-mending, ini bisa jadi tantangan baru. Apalagi buat yang hobinya jajan, nongkrong di kafe, atau sekadar beli camilan kekinian. Coba deh bayangin. 

Anggaran buat nongkrong di kafe hits mungkin bakal jadi lebih mahal karena pajaknya naik. Secangkir kopi latte yang biasanya seharga Rp30.000, dengan tambahan pajak ini bakal sedikit lebih mahal. 

Mungkin kelihatannya sepele, cuma naik seribu-dua ribu. Tapi kalau ditotal buat seminggu atau sebulan, lumayan juga loh nambah bebannya.

Dampak PPN 12% untuk Warga Mendang-Mending
Kenaikan PPN ini pastinya nggak cuma berimbas ke minuman di kafe, tapi juga ke banyak barang dan jasa lain. Intinya, semua yang kena pajak bakal ikut naik. 

Nah, buat kita yang punya penghasilan pas-pasan, efeknya lebih berasa dibanding mereka yang dompetnya tebal. 

Kebutuhan dasar, seperti makanan dan minuman, memang ada yang nggak kena pajak, terutama dari pedagang kecil atau warung tradisional. Tapi kalau sudah bicara tentang gaya hidup, seperti nongkrong di restoran besar atau beli barang branded, jelas beda cerita.

Ada istilah menarik yang pernah saya dengar :

"Beli dari restoran besar itu memperkaya orang kaya, tapi beli dari pedagang kecil itu membantu mereka bertahan hidup." 

Pilihan Bijak: Beralih ke Pedagang Kecil

Kabar baiknya, pedagang kecil atau UMKM sering kali nggak kena pajak seperti restoran besar. Ini bisa jadi solusi buat kita yang mau tetap menikmati jajan tanpa menghabiskan anggaran. Misalnya, daripada nongkrong di kafe fancy, coba sesekali mampir ke warung kopi lokal atau kedai makan pinggir jalan. 

Selain lebih hemat, kita juga secara langsung membantu usaha kecil tetap bertahan. Tapi ya, tetap harus hati-hati. Pilih pedagang kecil yang menjaga kualitas, kebersihan, dan kejujuran. 

Jangan sampai tergoda harga murah, tapi malah dapat makanan basi atau mengandung bahan berbahaya. Intinya, kalau mau hemat dan mendukung UKM, kita juga harus cerdas memilih.

Dampak Positif ke UMKM
Kalau banyak dari kita mulai berpindah ke pedagang kecil, dampaknya bisa besar buat ekonomi lokal. UMKM bakal lebih hidup, dan mereka bisa berkembang lebih cepat. Ini jadi simbiosis mutualisme: kita hemat, mereka untung. 

Sumber gambar: bingimage.com AI
Sumber gambar: bingimage.com AI

Selain itu, pemerintah juga sering memberikan insentif atau bantuan untuk UMKM. Jadi, kalau lebih banyak orang yang belanja di UMKM, roda ekonomi di tingkat bawah bisa lebih berputar. Dampaknya? Ekonomi kita secara keseluruhan jadi lebih stabil.

Tips Menghadapi Kenaikan PPN

Supaya kenaikan PPN ini nggak bikin kantong jebol, ada beberapa tips yang bisa kita terapkan:

1. Prioritaskan kebutuhan pokok: Kalau ada barang atau jasa yang nggak penting-penting amat, coba dikurangi. Fokus dulu ke kebutuhan yang benar-benar esensial.

2. Berburu promo atau diskon: Banyak aplikasi atau toko yang sering ngasih promo. Manfaatkan ini untuk mengimbangi efek kenaikan pajak.

3.  Dukung pedagang kecil: Seperti yang sudah dibahas tadi, belanja di pedagang kecil bisa jadi solusi hemat dan sekaligus membantu mereka.

4. Buat anggaran harian: Mulai biasakan mencatat pengeluaran. Dengan begitu, kita bisa lebih sadar ke mana uang kita pergi dan bisa menyesuaikan prioritas.

5. Kurangi gaya hidup impulsif: Nongkrong di kafe atau beli barang lucu yang nggak begitu penting mungkin bisa dikurangi dulu sampai kondisi stabil.

PPN Naik, Siapa yang Diuntungkan?

Kalau dilihat dari sudut pandang pemerintah, kenaikan PPN ini bertujuan meningkatkan penerimaan negara. 

Anggaran ini nantinya diharapkan bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Tapi yang jadi pertanyaan, apakah manfaat dari kenaikan ini benar-benar akan terasa buat rakyat kecil? 

Selama ini, kebijakan pajak sering kali terasa lebih berat untuk masyarakat menengah ke bawah, sementara pengusaha besar punya lebih banyak celah untuk menghindari pajak. Ini jadi PR besar buat pemerintah. Jangan sampai kenaikan PPN ini malah makin memperlebar kesenjangan.

Bijak dalam Menyikapi
Kenaikan PPN menjadi 12% mungkin memang akan memengaruhi banyak aspek dalam hidup kita, terutama untuk yang berpenghasilan pas-pasan. 

Tapi dengan sedikit penyesuaian gaya hidup, kita bisa tetap survive. Mulai sekarang, yuk belajar lebih bijak dalam mengelola keuangan, memilih tempat belanja, dan mendukung usaha kecil. 

Karena pada akhirnya, setiap perubahan kebijakan adalah tantangan sekaligus peluang. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya untuk tetap bertahan dan membantu sesama. Jadi, nongkrong di kedai kopi lokal sambil nikmatin gorengan hangat? Why not!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun