Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengapa Ibu Lebih Sering Dipanggil daripada Ayah?

13 November 2024   07:29 Diperbarui: 13 November 2024   07:40 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : bingimage.com AI

Justru  bonding yang kuat, harus dibangun sejak bayi baru lahir. Jangan beranggapan anak dan orangtua harus ada jarak agar mereka segan dengan orang tua, pernyataan itu sebenarnya kurang tepat, anak seharusnya tidak takut dengan orangtuanya, mereka justru harus memiliki empati dan keterikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya. 

"Anak yang memiliki rasa takut dengan orangtuanya, masih ada kemungkinan berbuat hal buruk tanpa sepengetahuan orangtuanya. Sebaliknya, anak yang memiliki kedekatan emosional yang tinggi dengan orangtuanya, akan berusaha menjaga diri dari perbuatan buruk dan tidak mengecewakan orangtuanya, karena baginya mengecewakan orang tuanya sama dengan menyakiti perasaannya"


Mulai Membangun Bonding Ayah dan Anak Sejak Lahir

Meskipun waktu ayah untuk anak mungkin terbatas karena pekerjaan, sebenarnya membentuk kedekatan emosional tidak harus menghabiskan waktu sepanjang hari. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan ayah untuk meningkatkan hubungan dengan anak meliputi:

1. Ikut Begadang Menjaga Anak  
Meski terlihat sepele, menemani istri saat begadang menjaga anak bisa menciptakan kedekatan yang berarti. Anak akan merasakan kehadiran ayahnya, meskipun mungkin belum bisa memahami secara langsung.

2. Mengganti Popok atau Memberi Makan  
Melakukan hal-hal kecil seperti mengganti popok atau memberi makan anak bisa menjadi momen berharga bagi ayah dan anak. Interaksi ini akan memperkuat rasa cinta dan kepercayaan anak kepada ayahnya.

3. Mengajak Bermain
Anak belajar banyak hal melalui bermain, termasuk keterampilan sosial dan emosional. Waktu bermain dengan ayah bisa menjadi kesempatan untuk menciptakan kenangan indah yang akan diingat anak sepanjang hidupnya.

4. Melibatkan Diri dalam Rutinitas Harian Anak  
Membacakan cerita sebelum tidur, mengantar anak ke sekolah, atau sekadar mendengarkan cerita tentang harinya bisa membantu ayah membangun hubungan yang lebih erat.

Manfaat Kedekatan Ayah dengan Anak

Kedekatan emosional antara ayah dan anak membawa banyak manfaat. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan baik dengan ayah mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, kemampuan sosial yang lebih baik, dan lebih sukses secara akademis. Ayah juga berperan penting dalam mengajarkan anak nilai-nilai seperti ketangguhan, tanggung jawab, dan kepemimpinan. 

Studi dari Father Involvement Research Alliance (FIRA) menemukan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya lebih cenderung menjadi individu yang emosionalnya stabil dan memiliki karakter yang kuat. Ayah dianggap sebagai figur penting yang membantu anak menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri.

Mengatasi Kesenjangan Peran

Jika ibu lebih sering dipanggil oleh anak, bukan berarti ayah tidak penting. Hal ini lebih menunjukkan adanya kesenjangan peran yang bisa diatasi dengan perubahan pola pengasuhan. Ayah tidak perlu merasa jaim atau canggung untuk turut mengasuh anak. Bagaimanapun juga, anak adalah hasil dari komitmen bersama, sehingga tanggung jawab pengasuhannya juga harus dibagi secara seimbang. 

Penting bagi ayah untuk menyadari bahwa perhatian tulus kepada anak tidak diukur dari besarnya waktu yang dihabiskan, melainkan dari kualitas interaksi. Ketika ayah melibatkan diri secara aktif dalam pengasuhan, anak akan melihat ayah sebagai sosok yang peduli dan dapat diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun