Dukungan dan pola asuh orangtua adalah fondasi utama yang memengaruhi perkembangan karakter anak. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan dukungan positif dari orangtua cenderung memiliki karakter yang lebih kuat, cerdas, dan berprestasi. Mereka lebih percaya diri, kreatif, serta mampu menghadapi tantangan.
 Salah satu contoh nyata dari efek positif pola asuh ini terlihat dalam prestasi yang diraih oleh Syakira, juara Clash of Champions (CoC), dan Axel, juara kedua di kompetisi yang sama. Keduanya adalah hasil dari pola parenting yang suportif dan bebas dari tekanan, sehingga mereka mampu mengembangkan potensi terbaiknya.
Para ahli psikologi sepakat bahwa pola asuh yang diterapkan orangtua berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Pola asuh yang positif, yaitu pola yang memberikan dukungan emosional, kebebasan dalam bereksplorasi, serta dorongan untuk berkembang tanpa tekanan berlebihan, dapat membentuk anak menjadi pribadi yang cerdas dan penuh percaya diri.Â
Dalam hal ini, pola asuh yang diterapkan pada Syakira dan Axel menjadi bukti nyata bagaimana dukungan orangtua dapat mendorong prestasi anak.
Syakira, yang baru saja memenangkan Clash of Champions, adalah contoh yang menarik. Ia tumbuh di lingkungan keluarga yang sangat suportif, di mana orangtuanya selalu memberikan motivasi dan dukungan tanpa memaksakan kehendak.Â
Sejak kecil, Syakira diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan mengembangkan minatnya. Keluarganya menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Syakira untuk belajar, berlatih, dan berkembang. Hal ini membuat Syakira tumbuh dengan karakter yang kuat, percaya diri, dan mampu berprestasi.
Begitu pula dengan Axel, juara kedua dalam kompetisi yang sama. Axel adalah contoh lain bagaimana pola asuh yang positif mampu membentuk anak menjadi individu berprestasi tanpa tekanan. Orangtuanya memberikan kebebasan kepada Axel untuk mengejar minat dan bakatnya. Mereka tidak pernah memaksanya untuk menjadi "terbaik" atau "nomor satu," tetapi justru fokus pada bagaimana Axel bisa menikmati proses belajar dan berlatih.Â
Hasilnya, Axel tumbuh menjadi anak yang bahagia, cerdas, dan berprestasi. Kebahagiaan yang ia rasakan sehari-hari membuat Axel tumbuh menjadi pribadi yang optimis dan penuh semangat, yang akhirnya berdampak positif pada perkembangan kecerdasannya.
Berbagai penelitian mendukung pentingnya pola asuh yang suportif dalam membentuk anak menjadi pribadi yang berprestasi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Child Psychology and Psychiatry" menemukan bahwa anak-anak yang mendapat dukungan emosional dan lingkungan positif dari orangtuanya memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Mereka juga cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik serta keterampilan sosial yang lebih berkembang.
Data dari Harvard University juga menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan dukungan penuh dari keluarga memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk berprestasi di sekolah. Mereka cenderung memiliki nilai akademik yang lebih baik dan lebih aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan orangtua bukan hanya mempengaruhi karakter anak, tetapi juga perkembangan intelektual dan prestasi akademik mereka.
Orangtua memiliki peran penting dalam memberikan dukungan yang tepat kepada anak. Dukungan yang terlalu berlebihan atau terlalu membatasi justru dapat menghambat perkembangan anak. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam menerapkan pola asuh yang suportif: