Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Penulis Poem, Eduparenting, Trip, dan Ghost Story. Sangat Menyukai Traveling dan Dunia Literasi Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Circle Toksik Bertahan atau Buang?

31 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 31 Oktober 2024   19:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Circle pertemanan sering kali dianggap sebagai tempat berlindung, tempat untuk berbagi suka duka, dan tempat untuk saling mendukung. Namun, tidak semua lingkaran pertemanan memberikan dampak positif. Terkadang, apa yang kita anggap sebagai persahabatan justru bisa merugikan mental dan perasaan kita. Itulah yang dikenal dengan istilah "circle pertemanan toksik." Circle semacam ini hadir dengan lapisan persahabatan yang tampak manis di permukaan, tetapi menyimpan persaingan, ketulusan yang tipis, dan dorongan negatif yang bisa membuat diri kita merasa tidak berharga. Jadi, jika Anda berada di lingkungan pertemanan toksik, apakah Anda harus bertahan atau pergi?Circle pertemanan toksik bukanlah sesuatu yang terlihat secara langsung. Banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang berada dalam hubungan pertemanan yang merugikan diri mereka sendiri. Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi peringatan bahwa lingkungan pertemanan Anda tidak sehat:

1. Kurangnya dukungan.

Dalam circle toksik, orang-orang tidak saling mendukung. Sebaliknya, yang terjadi adalah persaingan untuk mendapatkan validasi lebih tinggi daripada yang lain. Daripada merasa bahagia ketika Anda mencapai sesuatu, teman-teman dalam circle ini mungkin cenderung merasa iri atau bahkan mengecilkan pencapaian Anda.

2. Menyerang dalam bentuk halus. 

Circle toksik cenderung menggunakan kesalahan kecil sebagai alat untuk menyerang Anda habis-habisan. Bukan memberikan nasehat atau kritik yang membangun, teman-teman dalam circle ini justru mencari-cari kesalahan untuk diungkit dan mengucilkan Anda.

3. Menguras energi emosional. 

Alih-alih memberikan dukungan, circle pertemanan toksik membuat Anda merasa harus terus berusaha untuk diterima. Energi emosional Anda terkuras karena Anda merasa perlu melakukan segala cara untuk mendapat validasi dari teman-teman tersebut. Padahal, mereka tidak benar-benar menghargai siapa diri Anda sebenarnya.

4. Takut membuat kesalahan.

Dalam circle toksik, satu kesalahan kecil bisa diubah menjadi alasan untuk menjauhkan Anda. Anda akan merasa was-was setiap kali berbicara atau bertindak, karena satu langkah yang salah bisa berujung pada penolakan atau bahkan pengucilan. Lingkungan seperti ini menciptakan ketakutan untuk menjadi diri sendiri.

Circle pertemanan toksik memang kerap berlindung di balik topeng persahabatan, tetapi efeknya dapat membuat Anda merasa frustrasi, cemas, dan bahkan tidak percaya diri. Anda mungkin merasa sudah melakukan banyak hal baik, tetapi tetap merasa tidak berharga. Hal ini karena dalam circle toksik, ketulusan menjadi hal yang langka. Hubungan di dalamnya bukan tentang mendukung satu sama lain, melainkan persaingan terselubung.

Dampak Lingkungan Toksik pada Kesehatan Mental

Ketika Anda terjebak dalam lingkungan pertemanan toksik, dampaknya akan terasa pada kesehatan mental. Circle pertemanan yang dipenuhi persaingan, manipulasi, dan penilaian negatif akan membuat seseorang merasa lelah, rendah diri, bahkan trauma. Bayangkan harus terus berusaha diterima dalam sebuah circle yang tidak pernah benar-benar menerima Anda apa adanya. Perasaan ini bisa membawa kita pada keadaan:

1. Stres berlebihan : Tekanan untuk selalu diterima membuat kita terus-menerus merasa tidak cukup. Apapun yang dilakukan seolah selalu kurang di mata mereka. Stres ini menggerogoti energi dan menambah kecemasan.

2. Rasa rendah diri : Circle toksik membuat seseorang merasa tidak berharga. Seseorang bisa saja meragukan kemampuannya sendiri karena sering mendapatkan kritik atau perlakuan yang tidak mendukung dari circle-nya. Perlahan, rasa percaya diri akan luntur.

3. Takut untuk bersikap jujur: Di lingkungan yang tidak mendukung, orang cenderung menyembunyikan perasaan dan pendapat mereka karena takut diserang atau dikucilkan. Mereka menjadi tidak bebas untuk berbicara atau menunjukkan emosi yang sebenarnya.

Bertahan atau Buang? Bagaimana Mengambil Keputusan?

Jika Anda menyadari bahwa Anda berada dalam circle pertemanan toksik, pilihan yang tersisa adalah bertahan atau meninggalkan circle tersebut. Keputusan ini memang tidak mudah, tetapi ada beberapa hal yang bisa Anda pertimbangkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun