Media sosial sering kali menjadi cermin yang memperlihatkan nilai-nilai masyarakat modern. Sayangnya, maraknya fenomena "cancel culture" dan komentar negatif di dunia maya menunjukkan bahwa banyak pelajar yang belum memahami pentingnya berkomunikasi secara positif. Para pelajar, khususnya Generasi Z dan Alpha, perlu diedukasi tentang etika dalam berinteraksi di dunia maya. Membantu mereka memahami konsekuensi dari tindakan mereka di media sosial, serta mendorong sikap empati, dapat mengurangi kasus cyberbullying yang sering kali bermula dari perbedaan pendapat atau latar belakang.
Melalui pemahaman akan nilai Sumpah Pemuda, para pelajar diharapkan mampu menghargai keberagaman dalam komunitas online mereka. Media sosial bisa menjadi wadah untuk berbagi gagasan yang positif, mendukung teman-teman dari latar belakang yang berbeda, serta menumbuhkan rasa persatuan dalam keberagaman.
Sumpah Pemuda adalah pengingat bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu. Nilai persatuan yang diwariskan oleh para pemuda 1928 harus terus diperkuat di kalangan Generasi Z dan Alpha. Peran aktif keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial dalam menanamkan pendidikan karakter sangat diperlukan guna mengikis budaya bullying yang mengancam persatuan di antara generasi muda. Generasi Z dan Alpha diharapkan dapat memaknai Sumpah Pemuda tidak hanya sebagai sejarah, tetapi juga sebagai inspirasi untuk membangun masa depan bangsa yang lebih harmonis. Dengan begitu, mereka akan menjadi generasi yang mampu merangkul keberagaman tanpa merendahkan satu sama lain, menjunjung tinggi semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" dalam kehidupan nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H