Bandung selalu punya tempat tersembunyi yang siap memanjakan lidah dan mata. Kali ini, langkah kaki membawaku ke Hallway Space, sebuah ruang makan berkonsep artistik yang tersembunyi di jantung Pasar Kosambi. Bayangkan, sebuah oase kuliner industrial di tengah pasar tradisional. Saat kakiku melangkah memasuki Hallway Space, dunia seakan berubah. Langit-langit tinggi dengan lampu gantung minimalis, dinding bata ekspos, dan dekorasi estetik yang berpadu menciptakan kesan industrial yang menawan. Tempat ini bukan sekadar persinggahan bagi mereka yang lapar, tapi adalah panggung seni yang memikat hati dengan caranya sendiri.
Pertama ketika dihadapkan pada berbagai pilihan makanan, aku terpikat pada seblak, sajian pedas khas Bandung yang seakan memiliki kekuatan magis. Aroma bumbu rempah yang ditumis dan kaldu yang mendidih meresap ke udara, menarikku menuju meja penyajiannya. Seblakku disajikan dalam mangkuk sederhana, namun begitu aroma rempah pedas menyentuh hidung, rasa lapar seperti bertambah berkali lipat. Warnanya jingga terang, seperti matahari yang terbenam di ufuk, memberi tanda petualangan rasa yang siap membangkitkan jiwa.
Saat sendok pertama memasuki mulut, lidah langsung diserbu gelombang pedas yang menghangatkan. Kenyalnya kerupuk yang empuk dalam kuah, bercampur lembut dengan rasa gurih telur dan bumbu yang kaya akan sensasi. Rempah di seblak ini menyanyikan lagu pedas dengan nada yang kuat dan jelas, seperti simfoni api yang menari di lidah, memadukan setiap elemen dalam harmoni rasa yang tidak mudah terlupakan. Kuahnya, kental dan pekat, meninggalkan jejak rasa yang menyengat namun memikat.
Setiap suapan adalah tarian pedas yang memuncak dalam kepuasan. Pedasnya bukan hanya soal rasa, tapi sebuah pengalaman, sensasi yang melibatkan seluruh indera. Bukan hanya makanan, seblak di Hallway Space ini adalah seni yang diracik dengan penuh cinta. Setiap bumbu terasa seperti sebuah bait puisi, merangkum cerita Bandung dalam satu gigitan. Sungguh, ini bukan sekadar makanan, tetapi penjelajahan jiwa yang terbentang luas di setiap teguk kuahnya yang kaya rasa.
Tak berhenti pada seblak, langkahku berlanjut menuju bakmi ayam charsiu yang tampak menggoda. Bakmi ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi dan inovasi. Tekstur bakmi yang kenyal, berpadu dengan potongan charsiu yang empuk, menciptakan perpaduan rasa yang dalam. Setiap helai mie seperti menari di lidah, sementara rasa manis gurih dari charsiu menyeimbangkan nuansa hidangan ini.
Potongan ayam charsiu memiliki warna merah yang menggoda, terlihat seakan dilukis dengan cermat di atas mie yang kenyal. Rasanya manis namun tetap menyisakan sedikit gurih yang melekat di lidah, menciptakan harmoni yang tidak pernah membosankan. Kuah kaldunya pun ringan, seperti alunan nada yang lembut di tengah gemuruh rasa dari daging charsiu. Setiap suapan membawa lidahku melayang ke suasana perayaan, penuh kegembiraan dalam kesederhanaan rasa.
Usai menyantap hidangan utama yang sarat rasa, aku memutuskan untuk menyegarkan lidah dengan segelas moktail buah. Minuman ini hadir sebagai oase bagi lidah yang telah melewati petualangan pedas dan gurih. Saat pertama kali diangkat, aroma buah yang manis dan segar menyapa. Bayangkan aroma angin segar yang menghembuskan aroma daun mint, membawa rasa tenang dan bahagia yang menyelusup ke hati. Begitu aku menyeruputnya, sensasi segar langsung mengalir ke tenggorokan, seakan menyalakan kembali semangat yang mungkin sempat memudar. Rasa buahnya berpadu dengan cranberry  segar, menciptakan irama rasa yang renyah dan bersahaja. Moktail ini seakan berbisik lembut di lidah, menghapus jejak pedas yang ditinggalkan seblak, dan meninggalkan sensasi manis alami yang menenangkan. Dalam setiap tegukan, aku menemukan kebahagiaan sederhana, seperti menikmati embun pagi yang jatuh perlahan di dedaunan segar. Moktail ini bukan hanya minuman, tapi seperti puisi pendek yang menyegarkan jiwa.
Hallway Space bagiku Lebih dari Sekadar Tempat Makan
Hallway Space ini bukan sekadar tempat berburu makanan, tapi sebuah panggung seni rasa yang terbentang di tengah pasar yang ramai. Di antara dinding-dinding yang penuh dengan kesan artistik, hidangan-hidangan ini disajikan dengan cinta, menghadirkan cerita yang hidup dalam setiap gigitan. Tempat ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas, membawa kita kembali ke akar budaya Bandung namun tetap memberi sentuhan yang segar dan kekinian.
Saat menikmati makanan di sini, rasanya seperti duduk di sebuah ruangan seni, karena setiap sudut dinding dihiasi dengan kreasi seni kreatif dan setiap hidangan menyatukan rasa estetika yang begitu memikat. Setelah semua petualangan rasa ini, aku sadar bahwa setiap perjalanan kuliner selalu meninggalkan jejak cerita. Hallway Space di Pasar Kosambi bukan hanya tempat makan, tapi adalah destinasi yang mampu menghidupkan kembali kehangatan di tengah kesibukan pasar. Tempat yang sebelumnya pernah terbengkalai sejak puluhan tahun ini, kini bisa disulap menjadi ruang kreatif bagi anak-anak muda Bandung. Sungguh luar biasa, aku bisa menjadi salah satu saksi betapa kreatifnya anak-anak muda bangsa yang sudah menyulap bangunan ini. Ketika aku melangkah keluar dari Hallway Space, aku tahu bahwa setiap rasa yang kucicipi telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku, menambah warna di setiap sudut memori yang tak akan terlupakan.