Mohon tunggu...
Ririe aiko
Ririe aiko Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Pemenang Sayembara Penulisan FTV Indosiar, Penulis Buku Antalogi KKN (Kuliah Kerja Ngonten) Elex Media, Penulis Eduparenting, Penulis Cerpen Horor @roli.telkomsel dan penggiat puisi esai di Bandung Contact person : erikae940@gmail.com Follow Me : Instagram : Ririe_aiko

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Bonding antara Orangtua dan Anak Sangat Buruk?

20 September 2024   17:46 Diperbarui: 24 September 2024   07:32 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak mungkin tumbuh menjadi anak yang sukses, berpangkat tinggi, tapi bonding antara orang tua dan anak tidak terjalin dengan baik, contoh sederhananya setelah dewasa dan berkeluarga, anak cenderung malas bertemu orang tuanya. 

Bukan hanya untuk mengunjungi orangtua, tapi bahkan untuk sekedar menelpon dan bertanya kabar saja, anak cenderung bersikap acuh dan tidak peduli. 

Mengapa anak bisa bersikap demikian? Mengapa anak seolah tidak memiliki kedekatan emosional yang membuatnya rindu pada orang tuanya? 

Perlu adanya evaluasi dari pola parenting yang diterapkan pada anak sejak dulu. Jangan hanya menyalahkan faktor lingkungan, karena berdasarkan penelitian, tujuh puluh persen karakter anak itu terbentuk dari keluarga. 

Anak yang memiliki bonding yang baik dengan orang tuanya, tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan. Karena ia akan merasa 'Tong kasih sayangnya terpenuhi di rumah" sehingga ia tidak akan berpikiran negatif, apalagi sampai menyakiti kedua orang tuanya.   

Perlu dicatat bahwa anak tidak hanya butuh di beri MATERI tapi ia juga butuh peran orang tuanya ADA. Bukan menjadi orang tua yang sempurna, tapi belajar menjadi orang tua yang baik. Menerima segala kekurangan dan kelebihan anak, serta mau menjalin komunikasi yang baik sejak dini. Seperti halnya orang tua, anak juga ingin didengarkan, divalidasi dan dihormati haknya. Meski di mata orang tua, anak selalu terlihat kekanak-kanakan, tapi sebenarnya ia juga punya hak atas kehidupan dan pilihannya. Tugas orang tua mengarahkan, memberikan pandangan dan bukan memegang kendali sepenuhnya. 

Waktu yang sudah berlalu tidak bisa kita ulang. Luka dari dampak parenting buruk yang pernah diterapkan oleh orang tua kita sebelumnya, tidak akan pernah bisa kita perbaiki lagi. 

Tapi satu hal yang masih bisa kita rubah adalah mencoba untuk memutus mata rantai dan belajar menjadi orang tua yang lebih baik lagi dari generasi kita sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun