"Maafkan aku Nak, Aku bukan ibu yang bisa memberimu kemewahan" ujar seorang wanita sambil memandang anaknya yang baru beberapa bulan lalu ia lahirkan. Mata wanita itu memandang lekat bayi dalam gendongannya yang tersenyum tanpa beban, ia nampak begitu bahagia. Kehangatan pelukan ibunya seakan sudah memberikan kenyamanan yang ia butuhkan.
Si kecil tak tahu bahwa dalam pikiran ibunya sedang berperang sekelimut beban, tentang bagaimana ia mampu memberikan kehidupan layak untuk si kecil yang ia sudah hadirkan ke dunia ini melalui rahimnya.
"Mampukah ia memberikannya tempat tidur yang layak? sementara saat ini pun, si ibu tinggal di gubug yang sudah reyot.
"Mampukah ia memberikannya makanan yang bergizi? sementara saat ini pun si ibu seringkali menahan lapar, saat tak ada satupun dagangannya yang laku terjual.
"Mampukah ia memberikannya kasih sayang yang cukup? sementara saat ini pun, si ibu berjuang hidup sendiri tanpa ada seorang pun yang peduli.
Si Ibu menghela napas panjang, airmata mulai meleleh di pipinya.
"Anakku... Tumbuhlah Kuat dan Jadilah manusia Hebat! Hingga kelak suatu saat, Kau bisa memberi banyak manfaat...."
Si anak tersenyum, ia seakan meng Aamiin kan doa ibunya. Kali ini si ibu pun ikut tersenyum dengan airmata yang masih menetes.
"Ibu hanya punya doa ini untukmu Nak, dan doa inilah yang memperkuat langkah ibu untuk menjagamu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H