Sang pacar---menelepon tak kenal waktu, tak kenal lelah dan tak kenal menyerah...
Tidak perduli....
Mau siang atau malam
Mau ramai mau sunyi
Mau yang dihadapi sebuah boneka lucu maupun singa.... Diterjangnya...
" ssst....kita teleponan nanti aja...Ibuku mau datang...." pinta fiti dengan bergegas menutup teleponnya....
Sang ibu----ibunya memang sangat sayang pada anaknya. Ibunya ingin anaknya fokus pada pendidikan, lalu setelah lulus dan selesai, baru boleh kasih kesempatan buat anaknya cari jodoh...
" Fi, itu tadi siapa yang menelepon mu..?"tanya ibu..
" Hmm...a...e...a,..eng..enggak bu, cuma temenku tadi ngeributin tugas, dan minta tolong ke aku...".jawabnya dengan mengandung kebohongan.
fiti tidak mau, Ibunya tahu akan persoalan ia pujaan hati...
Suatu hari, dimalam hari, dimeja. Hanya berdua saja. Ia dan ibunya...
Dirumah singgah sederhana...
Lentera seadanya. Bukan lampu, namun lilin kecil...
Terdengar sayup-sayup sendok piring garpu piring beradu yang sedang menikmati makanan seadanya. Hasil masakan tadi siang....
Terdengar sebuah bincang bincang hangat dan cukup menegangkan...
"Fi, kamu kan anak ibu semata wayang dan satu-satunya...kamu sekolah yang bener dulu aja ya nak, jangan berpacaran seperti temen mu yang lain..."
"memangnya kenapa bu?...".. Sahut fiti
" Nak, ibu nggak mau kamu terjebak dalam pergaulan yang tidak benar nak,... Ibu menelisik berita, layar ponsel handphone berisi berita... Ada banyak berita,nak..."
" Berita apa bu..."tanya fiti dengan ragu dan gugup