Para punggawa meninggalkan singgasananya...
Para saudagar menyisihkan harta bendanya
Toko toko dan pedagang kaki lima segera melipir. Mendung telah tiba
Seutas tali pernah ku ulurkan demi layang-layang agar tetap terbang.
Layang-layang biasa hingga Wau terbang tinggi mencakar langit langit biru.
Namun, entah bagaimana langit biru ini, berganti menjadi mendung. Layaknya muram? Apa yang ia keluh kesahkan.
Rintik-rintik hujan menggema menjadi tangisan.
Namun sementara itu, siulan burung berkicau kesana kemari, pulang keperaduannya. Melindungi diri dari terpaan hujan dan hembusan angin.
Aku ingin sekali menyapa mendung hari ini. Menanyakan kabarnya, berbagi cerita, apa yang ia inginkan?
Hanya saja. Aku juga berlindung dibalik rintihan hujan nya. Sama sama menyeka kesedihan dengan kilauan menerpa.
Langit semakin gelap, saatnya bilik jendela ku tutup, pelita ku bergegas nyalakan....
*****
Menyapa langit mendung, 10/10/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Bercerita pada Malam
Baca juga: Payung Hitam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!